Khilafah Rasyidah yang Telah Dijanjikan dan Tantangan-tantangannya
Peristiwa
paling agung dalam sejarah umat manusia sejak nabi Adam as hingga awal
tahun pertama sejak hijrahnya Nabi Muhammad saw ke Madinah al-Munawarah,
setelah Beliau diangkat menjadi Rasul, adalah peristiwa berdirinya
Daulah Islamiyah. Karena peristiwa itu merupakan hentakan sangat kuat
yang gaungnya mengguncang dunia berserta umat manusia yang ada di
dalamnya.
Berdirinya
kembali Khilafah Rasyidah kedua yang telah dijanjikan pasti akan
berdiri, juga akan menjadi peristiwa paling agung sejak masa berdirinya
Daulah Islamiyah pertama itu hingga masa kita sekarang. Dengan
berdirinya kembali Khilafah Rasyidah kedua itu, akan terjadi guncangan
dahsyat, persis seperti apa yang terjadi saat berdirinya Daulah
Islamiyah pertama, karena gaungnya akan meliputi seluruh manusia yang
ada di muka bumi ini.
Akan
tetapi, peristiwa agung satu-satunya itu tidak akan pernah terbebas
dari berbagai tantangan yang menghadang sejak awal mula berdirinya. Hal
itu persis seperti yang dialami oleh Daulah Islamiyah pertama, yang
tidak luput dari berbagai tantangan dan kesulitan besar yang berdiri
menghadang jalan pendiriannya, penegakkannya, kelahirannya, dan pancaran
cahayanya.
Setiap
pemikiran baru yang ingin diwujudkan dalam bentuk praktis secara riil,
atau yang dengannya hendak dilakukan perubahan terhadap berbagai tradisi
dan pemikiran yang ada, pasti tidak bebas dari berbagai tantangan besar
yang menghadangnya. Lalu bagaimana jika perkara itu adalah kelahiran
Daulah Islamiyah yang ditakuti oleh seluruh “kader” pengusung kekufuran,
berserta seluruh negara dan institusi fisiknya yang ada di muka bumi
ini?
Para
Nabi dan Rasul telah menghadapi berbagai tantangan yang enggan dipikul
oleh gunung-gunung yang kokoh sekali pun. Hal itu terjadi di tengah
upaya para Nabi dan Rasul menghadapi realita yang rusak, dengan
menggunakan pemikiran yang kuat dan tertunjuki. Dan di antara para Nabi
dan Rasul itu yang paling besar tantangannya adalah utusan untuk umat
ini yaitu Muhammad saw.
Sebelum
berdirinya Daulah Islamiyah, yaitu selama tahapan dakwah, Rasulullah
saw menghadapi berbagai tantangan besar. Beliau bersama para sahabatnya
berhasil melampaui tantangan tersebut, dengan bekal keimanan dan
kesabaran serta berkat pertolongan dari Allah Swt yang diturunkan kepada
mereka, menuju suatu kebaikan. Akan tetapi kebaikan itu belum juga aman
dan belum juga segera tersebar ke luar, meski pemimpinnya adalah
manusia terbaik dan disertai oleh generasi manusia-manusia terbaik di
muka bumi ini.
Rasul
saw di Madinah al-Munawarah menghadapi lebih dari satu kali upaya
penghancuran. Yaitu dalam peperangan Badar al-Kubra dan dalam peperangan
Khandaq. Rasul saw juga menghadapi permusuhan yang dilancarkan pihak
Quraisy berserta kabilah-kabilah Arab yang mengelilingi Madinah. Rasul
saw juga pernah menghadapi embargo ekonomi dan permusuhan secara ide
dalam segala bentuknya.
Rasul
saw juga menghadapi berbagai masalah dan tantangan di dalam negeri,
seperti masalah penyediaan bahan makanan, pengadaan persenjataan,
aktivitas untuk menciptakan stabilitas dalam negeri, upaya melebur
berbagai kabilah dalam wadah Islam, upaya menyelesaikan berbagai bentuk
kerusakan warisan sistem sebelumnya, dan kesulitan-kesulitan lainnya.
Seandainya Allah Swt tidak menolong kelompok orang Mukmin dan yang
bersamanya adalah penghulu para Nabi dan Rasul, pastilah kelompok
orang-orang Mukmin itu akan tercerabut dari muka bumi ini hingga
akar-akarnya dan tidak akan pernah kembali lagi.
Sebelum
kami mulai memaparkan contoh-contoh tantangan dan kesulitan yang akan
dihadapi dan akan menghadang di hadapan Daulah Islamiyah yang telah
dijanjikan, terlebih dahulu perhatian para pengemban dakwah harus
diarahkan kepada satu perkara yang penting. Yaitu bahwa Khilafah dan
perjalanannya setelah berdiri tidak akan tersebar dengan cepat dan
gampang. Akan tetapi justru akan berat. Tantangan-tantangannya juga akan
besar sebagaimana besarnya taraf keagungan peristiwa agung itu serta
kadahsyatan bahayanya terhadap sistem-sistem kufur, ideologi dan
negara-negaranya yang telah usang.
Tidak
berlebihan jika kami katakan bahwa reaksi negara-negara kufur itu akan
sampai pada tingkat reaksi orang yang mempertahankan diri dari kematian
dan orang yang sedang menjaga eksistensi dirinya. Reaksi mereka itu akan
terang-terangan, menantang, dan keras dalam semua cara yang dimiliki
oleh kaum kafir dan dalam berbagai medan.
Pemaparan
tentang berbagai tantangan yang besar dan keras ini, bukan berarti
meremehkan daulah atau mengecilkan kemampuan daulah untuk menghadapinya.
Akan tetapi maknanya adalah mewujudkan persiapan dan menyiapkan diri.
Juga menyusun strategi secara pemikiran dan praktis yang bisa membantu
kita dalam mempersiapkan peristiwa agung itu dan menghadapi bahaya,
serta tantangan yang menghadangnya. Hal itu sama persis sebagaimana yang
telah dipersiapkan oleh para pengemban dakwah sebelumnya. Maknanya
adalah pengkajian dalam bentuk pemikiran secara sempurna, dalam detil
rincian tata cara perjuangan sebelum berdirinya daulah. Juga tentang
konstitusi yang dengannya daulah akan memerintah sesuai dengan
sistem-sistemnya, baik politik, ekonomi, pergaulan, dan lainnya.
Tantangan-tantangan
dan kesulitan-kesulitan yang mungkin muncul setelah berdirinya daulah
tidak kurang urgensinya dari tantangan dan kesulitan yang ada sebelum
berdirinya daulah. Bahkan seperti yang telah kami katakan, tantangan dan
kesulitan setelah berdirinya daulah, justru lebih dari
tantangan-tantangan sebelum berdiri daulah baik dalam jumlah maupun
bentuk.
Tantangan-tantangan
yang akan dihadapi oleh Daulah Islamiyah ada dua jenis. Masing-masing
jenis memiliki beberapa turunan. Sesuai dengan kemampuan yang ada, kami
akan menyebutkannya disertai dengan penjelasan dan perincian. Kemudian
akan kami paparkan hasil ijtihad kami untuk menghadapi, menangkal dan
menolak, dan berikutnya tentu untuk bisa mengalahkan berbagai tantanan
itu dan mengungguli berbagai kekuatan kebatilan dan permusuhan yang
berdiri di belakang berbagai tantangan itu.
Jenis tantangan pertama adalah tantangan luar negeri. Tantangan ini utamanya ada tiga:
Pertama, perang fisik dengan segala bentuk dan jenisnya serta segala turunannya.
Kedua, politik pendistorisan dan penyesatan serta perang pemikiran dengan segala macamnya.
Ketiga, embargo baik secara politik, pemikiran maupun ekonomi.
Adapun
jenis tantangan dan kesulitan yang kedua adalah tantangan-tantangan dan
kesulitan-kesulitan dari dalam negeri. Yaitu kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh negara dan orang-orang yang mengatur berbagai urusan
negara, serta secara umum dihadapi oleh seluruh rakyat yang hidup di
bawah kekuasaan negara. Jenis tantangan ini di antaranya ada yang
berkaitan dengan luar negeri seperti para politisi yang menjadi antek
asing sebagai warisan sistem sebelumnya. Di antaranya ada yang berkaitan
dengan keterbatasan kemampuan dibandingkan dengan besarnya tantangan.
Di antaranya juga ada yang berkaitan dengan tingkat kesadaran dan
pemahaman yang dimiliki umat dan hal-hal lain yang menjadi sebab
kesulitan-kesulitan itu.
Secara
umum tantangan-tantangan dalam negeri dapat dibatasi dalam lima
perkara, yang darinya bisa dirinci bentuk-bentuk lain yang berhubungan
dan menjadi turunannya. Kelima perkara itu adalah:
1. Aktivitas mobilisasi secara pemikiran maupun maknawi untuk menghadapi akibat-akibat peperangan dengan segala jenisnya.
2. Keterbatasan
kemampuan dibandingkan dengan besarnya tantangan dalam negeri dan luar
negeri. Perkara ini berkaitan dengan masalah peningkatan persenjataan
dan berbagai persiapan secara militer.
3. Penerapan Islam secara revolusioner dan berbagai kesulitan yang menghadang, khususnya di masa awal.
4. Pemberantas
berbagai realita rusak warisan sistem sebelumnya dan aktivitas
perombakan bentuk kerusakan dalam segala seginya baik politik, ekonomi,
maupun sosial. Perkara ini memiliki empat cabang:
a. Pendidikan dan kurikulum
b. Pers dan media massa
c. Mata uang dan berbagai mata uang yang beredar
d. Pribadi-pribadi
penguasa dan para pegawai yang bermasalah dan berbagai kerusakan yang
diakibatkan warisan sistem sebelumnya dalam bidang pemerintahan,
peradilan, atau keuangan.
Inilah
tantangan-tantangan dan kesulitan-kesulitan utama, baik dari luar
negeri maupun dalam negeri, yang akan dihadapi daulah. Saya akan
memaparkan masalahnya disertai dengan pembahasan, analisis, dan
penjelasan. Saya akan merumuskan solusi syar’i untuk menyelesaikan
masalah itu, jika memang ada solusi syar’i yang digali dari dalil-dalil
yang rinci. Atau saya akan berusaha merumuskan solusi-solusi politis
administratif berkaitan dengan berbagai cara dan sarananya.
Perkara
ini seperti yang sudah saya sebutkan merupakan pintu persiapan dan
upaya untuk mengambil hukum sebab musabab. Hal itu tentu saja disertai
dengan keimanan dan keyakinan bahwa kemenangan pada akhirnya akan berada
di pihak umat Islam melalui pengaturan Daulah Islamiyah.
Sesungguhnya
Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni‘mat. Telah
diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka itu. (TQS. Al-Hajj [22]: 38-39)
Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (TQS. Ar-Rûm [30]: 47)
Dan
Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi
(Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka
orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi (TQS al-Qashash [28]: 5-6)
Sesungguhnya
Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat) (TQS. Ghâfir [40]: 51)
Dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
mene-guhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada
dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik. (TQS. An-Nûr [24]: 55)
Kami
memohon kepada Allah Swt agar menjadikan ini sebagai pengetahuan baru
yang akan menambah perbendaharaan pengetahuan para pengemban dakwah agar
mereka mengaktifkan akal dan pemikiran mereka untuk melakukan kreasi
dan pengkajian dalam masalah yang sangat penting ini. Sebagaimana
kami memohon kepada Allah Swt agar menuntun kami dalam berijtihad
kepada kebenaran. Dan kami juga memohon kepada Allah Swt agar
pengetahuan ini memberikan manfaat kepada saudara-saudara kami para
pengemban dakwah pada tahapan ini dan nanti setelah Daulah Khilafah
Islamiyah Rasyidah Kedua tegak kembali dalam waktu dekat dengan seizin
Allah Swt.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ………………………………………………….. 7
PERSEMBAHAN…………………………………………………… 9
MUKADIMAH ………………………………………………………. 13
TANTANGAN DARI LUAR NEGERI ………………………… 21
1. PERANG FISIK……………………………………………… 23
Bentuk-bentuk Perang Fisik Kaum Kafir ……………….. 29
Para Penguasa Kaki Tangan Kaum Kafir …………… 29
Pangkalan-pangkalan Militer …………………………… 30
Koalisi Militer Internasional …………………………….. 30
Metode Menghadapi Perang Fisik dan Bersikap
Teguh di Dalamnya …………………………………………… 35
Mobilisasi Umum: Secara Fisik dan Maknawi ……. 36
Manuver Politik dan Manajemen Krisis yang Baik 40
Menyeru Bangsa-bangsa Islam dan Bangsabangsa
Kafir secara Baik ………………………………… 41
Karakter Seruan yang Diarahkan ke Negerinegeri Islam ……. 42
Seruan yang Baik kepada Bangsa-bangsa Kafir
di Luar Negeri-negeri Kaum Muslim………………… 45
2. POLITIK PENGABURAN DAN PENYESATAN (PERANG PEMIKIRAN) …. 57
6 Khilafah Rosyidah yang telah Dijanjikan…
Pengaburan Potret Daulah Islamiyah……………………. 61
Pertama, Pengaburan Potret Daulah Islamiyah
di Mata Bangsa-bangsa Islam …………………………. 61
Kedua, Pengaburan Potret Daulah Islamiyah
di Mata Bangsa Barat ……………………………………. 66
Metode Menghadapi Potret Penyesatan………………… 71
Pemutarbalikan Fakta Sejarah dan Metode
Menghadapinya ………………………………………………… 79
Embargo Politik, Ekonomi, dan Intelektual …………… 87
Metode Menentang Embargo ……………………………… 97
Metode Menentang Embargo di Dalam Negeri ……… 99
Pertama, Mobilisasi Umum Secara Maknawi
Menghadapi Embargo ………………………………….. 99
Kedua, Penyusunan Rencana untuk Menutup
Kekurangan Akibat Embargo………………………….. 105
Ketiga, Pemanfaatan Segenap Potensi dan
Kemungkinan di Dalam Daulah ……………………… 108
Metode Menghadapi Embargo di Luar Negeri ………. 108
TANTANGAN-TANTANGAN DALAM NEGERI …………. 115
1. Mobilisasi secara Pemikiran dan Maknawi ………… 117
2. Kurangnya Sumber Daya dan Potensi Dibanding Besarnya Tantangan ……………………………………… 125
3. Penerapan Islam Secara Revolusioner ……………… 133
4. Memerangi Realita Rusak Warisan Sistem Lama.. 145
1. Pendidikan dan Kurikulum …………………………. 147
2. Pers dan Insan Pers ……………………………………. 149
3. Uang dan Sistem Moneter ………………………….. 151
4. Orang-orang Administratif dan Para Pemegang
Tugas Sensitif ……………………………………………. 156
PENUTUP ……………………………………………………………. 169
Di Depan Pintu Khilafah …………………………………….. 171
DOWNLOAD:
KLIK DI SINI : khilafah-rasyidah-edisi-ke-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar