Spirit Kebangkitan Ummat

Selanjutnya akan datang kembali Khilafah berdasarkan metode kenabian. Kemudian belia SAW diam.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani) “Siapa saja yang melepaskan ketaatan, maka ia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang meninggal sedang di pundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti mati jahiliyah (dalam keadaan berdosa).” (HR. Muslim). “Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan (memperlihatkan) bumi kepadaku. Sehingga, aku melihat bumi mulai dari ujung Timur hingga ujung Barat. Dan umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku….” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi) Abdullah Berkata, ”Pada saat kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah SAW ditanya, manakah di antara dua kota yang akan ditaklukkan pertama, Konstantinopel atau Roma(Italia). Rasulullah SAW bersabda: ”Kota Heraklius yang akan ditaklukkan pertama—yakni Konstantinopel.” (HR. Ahmad)

Hafidz Abdurrahman - Siyasah-Syariyyah

[49] Kebijakan Khilafah Di Bidang Energi PDF Print E-mail
Tuesday, 01 March 2011 16:52
Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI
Negeri kaum Muslim telah menjadi ajang pertarungan kolonial selama lebih dari satu abad. Itu tak lain, karena dunia Islam tidak pernah kekurangan sumberdaya energi yang sangat dibutuhkan bagi industrialisasi. Sayangnya, negeri-negeri Muslim itu memperlihatkan potret yang penuh paradoks, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Indonesia. Negeri yang kaya akan energi ini, ternyata tidak bisa menjamin kelangsungan kebu-tuhannya akan energi. Pabrik pupuk di Aceh terpaksa gulung tikar karena kekurangan pasokan gas. Listrik byar pet karena PLN tidak mampu memenuhi kebu-tuhan energi untuk pembangkitnya. Kalau kebijakan terbaru berlaku, rakyat harus membayar mahal BBM, yaitu Rp 6.500 per liter.

Kondisi ini tentu tidak hanya berdampak pada pemilik kendaraan tetapi juga kepada rakyat jelata. Ongkos-ongkos akan naik karena kenaikan komponen biaya transportasi. Padahal, energi ini adalah milik mereka, tetapi ironisnya mereka tidak bisa menikmatinya. De-ngan alasan pencabutan subsidi BBM, rakyat sebagai pemilik sah, dipaksa memberikan hak miliknya, sementara untuk itu, mereka tidak mendapatkan kompensasi apapun. Tragisnya lagi, mereka masih harus membayar pajak untuk membiayai apa yang disebut sebagai pembangunan, yang ti-dak pernah mereka rasakan.
Inilah potret yang penuh paradoks. Potret ini sesungguhnya terjadi karena kebijakan yang dipilih terkait dengan pe-ngelolaan energi itu salah. Kesa-lahan ini terjadi karena penguasa kaum Muslim tidak pernah me-mikirkan rakyat, kecuali diri, kroni, partai dan kekuasaan me-reka sendiri.

Mari kita buktikan, negeri-negeri kaum Muslim mempunyai kekuatan energi yang luar biasa:
1.    Sebanyak 74 persen ca-dangan minyak dunia, yakni le-bih dari setengah cadangan seluruh dunia, jika dikombinasi-kan, berada dalam tanah kaum Muslim. Dunia Muslim memom-pa 42 persen dari kebutuhan harian minyak dunia.
2.    Sebanyak 54 persen dari cadangan gas dunia ada di negeri Muslim, dan memompa 30 persen kebutuhan harian gas dunia.
3.    Arab Saudi memiliki la-dang minyak Ghawar, yang me-rupakan ladang minyak terbesar di dunia.
4.    Iran dan Qatar memiliki ladang South Pars North Dome. Yang terletak di Teluk Persia adalah ladang gas terbesar di dunia.
5.    Iran juga memiliki ca-dangan gas alam terbesar di dunia setelah Rusia.
6.    Kuwait, negara-kota yang kecil, memiliki 10 persen cadangan minyak dunia.
7.    Pembangkit Shoaiba dan tempat desalinasi adalah kompleks pembangkit Combine Cycle Gas Turbine (CCGT), Desa-linasi di Arab Saudi, pembangkit listrik terbesar di dunia berbahan bakar fosil, serta pembangkit air dan listrik terintegrasi ketiga ter-besar di dunia.
8.    Kazakhstan adalah pro-dusen uranium terbesar di dunia setelah Australia. Kazakhstan sa-ja memiliki 20 persen uranium dunia.
9.    Pakistan memiliki ca-dangan batubara terbesar sete-lah Amerika Serikat. Ladang batubara Thar di Sindh adalah ladang batubara terbesar di dunia.
10.    Pembangkit Brunei Li-quefied Natural Gas (BLNG), diba-ngun pada tahun 1972, adalah ladang gas alam cair terbesar di dunia.
11.    Qatar, Indonesia dan Malaysia adalah negara eksportir gas alam cair (LNG) terbesar dunia.

Ironisnya, walaupun memi-liki banyak kelebihan seperti itu, negeri-negeri kaum Muslim memiliki infrastruktur energi yang buruk, di mana banyak rakyatnya hidup tanpa listrik, seperti di pulau-pulau di luar Jawa. Di Arab Saudi dan negara-negara Teluk, dengan infrastruktur energi yang telah maju saja, banyak dari pen-duduknya yang hidup dalam kemiskinan. Bahkan, di Saudi 50 persen rakyatnya tidak mempu-nyai rumah. Di Indonesia, lebih dari 30 juta penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.
Meskipun produksi minyak dan konsumsinya akan terus me-ningkat, selama 30 tahun ter-akhir, sangat sedikit kilang yang dibangun di seluruh dunia. Wila-yah yang memiliki cadangan minyak terbesar (61 persen) dan memompa 31 persen minyak dunia, yakni Timur Tengah, hanya bisa menyuling 8 persen dari jumlah itu; 76 persen minyak dunia disuling di daerah dengan sedikit sumber minyak, tetapi dengan permintaan minyak yang meningkat. Amerika menyuling 20 persen minyak dunia, semen-tara Eropa menyuling 22 persen minyak dunia dan Timur Jauh 27 persen dari minyak dunia.
Karena itu, meski dunia Is-lam mempunyai cadangan mi-nyak yang besar, pada dasarnya hal itu tidak ada gunanya karena tidak mampu memproduksi dan menjadikannya sebagai sumber kekuatan. Karena alasan ini seba-gian besar minyak disalurkan untuk Timur Jauh dan Eropa un-tuk bisa disuling, lalu produknya dijual kembali ke negeri-negeri Muslim. Kondisi ini terjadi karena tidak adanya political will dari para penguasannya untuk me-ngurusi urusan rakyatnya, serta intervensi asing dalam kebijakan pengelolaan energi. 

Negara Khilafah
Minyak dan gas adalah dua komoditas yang paling penting di dunia. Laju industrialisasi ber-gantung pada tingkat keterse-diaan energi. Bahkan pertanian modern bergantung pada gas alam sebagai bahan baku pem-buat pupuk. Sumber-sumber itu sangat penting untuk kehidupan masyarakat, yang berarti bahwa keuntungannya harus dinikmati bersama oleh masyarakat dan tidak dapat diprivatisasi.

Kebijakan energi Negara Khilafah harus diadopsi dengan memperhatikan realitas sebagai berikut:
  • Karena energi adalah pen-ting untuk industrialisasi, maka kebijakan energi Negara Khilafah harus dilihat dan dianalisis lebih dalam.
  • Karena energi dibutuhkan untuk berbagai tugas, maka Ne-gara Khilafah perlu membangun infrastruktur energi modern.
  • Minyak dan gas bumi ha-rus dialokasikan untuk pemakai-an yang penting seperti bahan mentah untuk industri manufaktur, pertanian dan petrokimia, karena sampai saat ini tidak ada alternatif untuk bahan-bahan itu.
  • Minyak dan gas bumi juga harus digunakan untuk transpor-tasi dan penghasil energi karena teknologi saat ini, utamanya dijalankan dengan sumber energi itu. Meski alternatif lain harus tetap dicari. Ini akan membantu pemanfaatan yang berkelanjut-an atas sumberdaya Negara Khilafah, yang memungkinkan fleksibilitas dalam penjualan minyak menghasilkan pendapatan, dan sebagai bantuan untuk membantu membawa negara-negara lain lebih dekat ke dalam pang-kuan Islam.

Selain itu, hal yang paling mendasar adalah bahwa energi ini merupakan hak umum (public ownership), sehingga tidak boleh diprivatisasi. Sebaliknya, Negara Khilafah harus bisa menjamin kebutuhan rakyat akan energi ini dan menjadikannya sebagai sumber kekuatan negara. Karena itu, pengelolaan energi harus diintegrasikan dengan kebijakan negara di bidang industri dan bahan baku sehingga masing-masing tidak berjalan sendiri-sendiri.

Untuk memenuhi konsum-si kebutuhan domestik rakyat-nya, Negara Khilafah bisa me-nempuh dua kebijakan: Pertama, mendistribusikan minyak, gas dan energi lainnya kepada rakyat dengan harga murah. Kedua, mengambil keuntungan dari pe-ngelolaan energi untuk menja-min kebutuhan rakyat yang lain-nya, seperti pendidikan, kesehat-an, keamanan termasuk terpenu-hinya sandang, papan dan pa-ngan.

Dengan begitu, Negara Khi-lafah benar-benar akan bisa mengelola energinya secara mandiri dan tidak diintervensi oleh negara manapun. Jika itu terjadi, maka hasil dari penge-lolaan energi itu bukan hanya akan membawa kemakmuran bagi rakyatnya tetapi juga men-jadi kekuatan bagi negara. Nega-ra bukan saja mengalami swa-sembada energi tetapi juga bisa menjadikan energinya sebagai kekuatan diplomasi, sebagai-mana yang dilakukan oleh Rusia terhadap Uni Eropa dan AS.

Untuk itu, Negara Khilafah sejak pertama kali berdiri segera melakukan pengembangan in-frastruktur energi yang diperlu-kan untuk menjamin kebutuhan-nya dan memastikan agar energi tersebut tidak keluar dari negara dan jatuh ke tangan negara-negara penjajah.
Selain itu, pengembangan infrastruktur ini kenyataannya akan menciptakan berjuta-juta lapangan pekerjaan yang akan mengangkat berjuta-juta orang keluar dari kemiskinan di dunia Muslim. Pada gilirannya pe-ngembangan energi akan mem-berikan efek luar biasa dengan merangsang ekonomi yang lebih luas melalui pengembangan industri berat, kompleks-kom-pleks manufaktur, industri-indus-tri militer, industri-industri pe-nyulingan dan pabrik-pabrik.[]

1 [69] Haji dan Persatuan Umat Islam
2 [68] Syariat Islam Mengakomodasi Keragaman dan Kebhinekaan
3 [67] Minoritas Non Muslim Warga Kelas Dua?
4 [66] Keberhasilan Islam Melakukan Integrasi Sosial
5 [65] Menjaga Persatuan dan Kesatuan Wilayah Islam Harga Mati
6 [64] Ketika Ramadhan Tanpa Khilafah
7 [63] Pendidikan Gratis dan Bermutu dalam Islam
8 [62] Islam Memuliakan Pembantu
9 [61] Syariat Islam Membersihkan Peradilan
10 [60] Syariat Islam Menghilangkan Money Politic
11 [59] Negara Islam: Fakta Normatif dan Empiris
12 [58] Negara Islam: Lokal atau Global?
13 [57] Intelijen Dalam Negara Khilafah
14 [56] Menghadapi Invasi Militer Negara Kafir
15 [55] Partai Politik dalam Negara Khilafah
16 [54] Kebijakan Khilafah Terhadap Pengunjuk Rasa
17 [53] Thalab An-Nushrah Satu-satunya Metode Meraih Kekuasaan yang Sahih
18 [52] Demokrasi Bukan Jalan Islam Meraih Kekuasaan
19 [51] Islam Menjaga Keutuhan Negara
20 [50] Kebijakan Khilafah Di Bidang Olahraga
21 [49] Kebijakan Khilafah Di Bidang Energi
22 [48] Kebijakan Negara khilafah terhadap Tenaga Kerja Wanita
23 [47] Kebijakan Khilafah di Bidang Industri Strategis
24 [46] Makna Politik Ibadah Haji
25 [45] Pandangan Islam untuk Gay, Waria dan Khuntsa
26 [44] Mendirikan Tempat Ibadah non-Muslim di Negeri Islam
27 [43] Agar Perbedaan Menjadi Rahmat
28 [42] Jihad Di Bulan Ramadhan
29 [41] Aceh Bagian dari Khilafah
30 [40] Palestina, Tanah Kharaj dan Nasib Rakyatnya
 31 [39] Partai Politik Islam
32 [38] Persatuan Hakiki dalam Naungan Khilafah
33 [37] Terorisme dan Negara Islam
34 [36] Tugas Wakil Rakyat Bukan Menyelamatkan Penguasa
35 [35] Pemimpin Ideal Dalam Islam
36 Antara Tamu, Duta, Delegasi dan Konsul
37 Relasi Islam dan Negara
38 Penguasa Kafir Imperialis Tak Layak Jadi Tamu
39 Perdagangan Bebas Perspektif Islam
40 Kebatilan Pluralisme
41 Janji Kemenangan Islam
42 Metode Perubahan Ala Rasulullah
43 Tanda Kekafiran
44 Pembuktian Terbalik Berantas Korupsi
45 Mencegah Intervensi Asing
46 Sekilas Tentang HIZBUT TAHRIR
47 KEBIJAKAN PENDIDIKAN Menjadi Standar Dunia Dalam Pendidikan
48 POLITIK DALAM NEGERI- Islam Rahmat untuk Semua
49 POLITIK LUAR NEGERI- Mengeluarkan Umat Manusia dari Kegelapan Sistem Kufur Menuju Cahaya Islam
50 MEDIA DAN INFORMASI- Menciptakan Masyarakat yang Cerdas dan Peduli
51 SISTEM PERGAULAN ISLAM - Laki-Laki dan Perempuan Bekerjasama untuk Meraih Keridhaan Allah SWT
52 SISTEM PERADILAN ISLAM - Rahmat bagi Seluruh Rakyat
53 SISTEM EKONOMI - Negara Wajib Memenuhi Kebutuhan Pokok Setiap Rakyat
54 Sistem Pemerintahan Islam-Ketundukan Hanya Kepada Allah SWT, Bukan Kepada Manusia
55 Mukaddimah: Indonesia - Titik Awal Tegaknya Khilafah
56 Islam dan Jalan Pemberantasan Korupsi
57 Melindungi Kehormatan Warga Negara
58 Perubahan Masyarakat Ala Nabi
59 Parpol Islam Sejati
60 Tugas dan Tanggung Jawab Penguasa
61 Khilafah Islamiyyah: Antara Sentralisasi dan Desentralisasi
62 Eforia Kunjungan Hillary di Tengah Babak Baru Neoimperialisme Amerika
63 Provokasi Harian Sinar Indonesia Baru
64 Pemilu dalam Timbangan Syariat Islam
65 Khilafah Solusi Masalah Palestina
66 Perjanjian Damai dengan Negara Kafir
67 Menjaga Aqidah Umat dalam Kehidupan Plural
68 Tindakan Negara Terhadap Penghina Rasul
69 Proyek Penyimpangan Makna Jihad!
 http://mediaumat.com/siyasah-syariyyah/