Spirit Kebangkitan Ummat

Selanjutnya akan datang kembali Khilafah berdasarkan metode kenabian. Kemudian belia SAW diam.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani) “Siapa saja yang melepaskan ketaatan, maka ia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang meninggal sedang di pundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti mati jahiliyah (dalam keadaan berdosa).” (HR. Muslim). “Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan (memperlihatkan) bumi kepadaku. Sehingga, aku melihat bumi mulai dari ujung Timur hingga ujung Barat. Dan umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku….” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi) Abdullah Berkata, ”Pada saat kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah SAW ditanya, manakah di antara dua kota yang akan ditaklukkan pertama, Konstantinopel atau Roma(Italia). Rasulullah SAW bersabda: ”Kota Heraklius yang akan ditaklukkan pertama—yakni Konstantinopel.” (HR. Ahmad)

Senin, 25 Juni 2012

Nabi ‘Isa Belum Wafat


Nabi ‘Isa Belum Wafat(BAGIAN 01)
 
Oleh ‘Umar ‘Abdullah* 
MISTERI SIAPA YANG DISALIB
‘Isa bin Maryam as masih hidup dan belum meninggal sampai sekarang. Orang-orang Yahudi tidak pernah membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Orang yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan ‘Isa. Isa sendiri telah diangkat oleh Allah ke langit. Diangkat ruh sekaligus badannya. Fakta ini disingkap oleh Allah dengan firman-Nya:
“Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, ‘Isa putra Maryam Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa kepadaNya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Terjemahan QS. an-Nisaa’: 157-158)
Demikianlah, Nabi ‘Isa sekarang hidup di langit.
MENJELANG KIAMAT NABI ‘ISA TURUN KE BUMI
Telah tsabit di dalam hadits yang sangat banyak lagi shahih dari berbagai jalur hingga sampailah kepada derajat mutawatir, bahwasannya Allah swt telah mengangkat ‘Isa as ke langit dan akan diturunkan ke bumi pada akhir zaman. Hadits-hadits tersebut mutawatir dari Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Utsman bin Abi al-‘Ash, Abu Umamah, an-Nawwas bin Sam’an, Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, Mujammi’ bin Jariyah, dan Hudzaifah bin Usaid ra. Di dalam hadits-hadits tersebut terdapat penjelasan tentang gambaran turunnya ‘Isa dan tempat di mana beliau akan turun.
Dari an-Nawwas bin Sam’an, dari Nabi saw, beliau bersabda,
“Allah mengutus al-Masih putra Maryam dan turun di sisi menara putih sebelah timur Damaskus. Mengenakan dua baju berwarna tanah merah, meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap dua malaikat. Jika dia menundukkan kepala, maka (seolah-olah) meneteskan air, dan apabila mengangkat kepala, maka (seolah-olah) berjatuhan tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak seorang kafir pun yang mencium aroma nafasnya melainkan mati. Padahal nafasnya dapat dirasakan sejauh mata memandang.” (HR. Shahih al-Bukhari)
NABI ISA TURUN KE BUMI PADA MASA IMAM AL-MAHD 
Nabi ‘Isa turun ke bumi saat kaum muslimin dipimpin oleh Imam al-Mahdi.
 ‘Ali bin Abi Thalib ra mengatakan sabda Rasulullah saw:
“Kalaupun umur dunia ini tinggal satu hari lagi, Allah tetap akan membangkitkan seorang laki-laki dari kami, yang memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi dengan kezhaliman.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Imam al-Mahdi ini dari keturunan Rasulullah saw, dari anak-cucu Fathimah ra. Ummu Salamah ra mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
‘Al-Mahdi itu dari keturunanku, dari anak-cucu Fathimah.’” (HR. Abu Dawud)
 Allah menutupi kekurangan-kekurangan Imam al-Mahdi dan memberikan keutamaan-keutamaan dalam waktu semalam. Rasulullah saw bersabda,
“Al-Mahdi dari kami, ahlul bayt. Allah membuatnya shalih dalam waktu satu malam.” (HR. Ahmad)
 Imam al-Mahdi  muncul setelah Khilafah tampil lagi sesudah ketiadaannya, dan terjadi perebutan kekuasaan antara tiga orang anak khalifah. Tsauban meriwayatkan sabda Rasulullah saw,
“Ada tiga orang yang saling berperang di sisi gudang kekayaan kamu sekalian. Mereka semua adalah anak khalifah (yang kekuasaannya) tidak beralih kepada satu pun dari mereka. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur. Mereka memerangi kamu sekalian dalam suatu pertempuran yang tidak bisa dilawan oleh bangsa manapun. – Kemudian Rasulullah menyebut sesuatu yang tidak saya hafal– lalu bersabda, ‘Jika kamu sekalian melihat orang itu, maka berbai’atlah kepadanya, meskipun harus merangkak di atas salju. Karena dia adalah khalifah Allah yang mendapat petunjuk (al-Mahdi).’” (HR. Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda,
“Bagaimana kalian, apabila Putra Maryam telah turun kepadamu, sedang imam kalian tetap dari kalangan kalian? (HR. al-Bukhari)
NABI ISA MEMBUNUH DAJJAL
 Salah satu tugas utama al-Masih ‘Isa ketika diturunkan ke bumi menjelang Kiamat tiba adalah membunuh al-Masih Dajjal.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah ra bahwa ia berkata, ”Rasulullah saw bersabda,
‘Dajjal akan keluar pada saat agama dalam keadaan lemah dan pada saat ilmu ditinggalkan…’
Kemudian ia menyebutkan lengkap haditsnya. Dan di dalamnya:
‘…Kaum Muslimin lari ke Gunung ad-Dukhan di Syam. Lalu Dajjal mengejar dan mengepung mereka. Ia mengepung ketat dan memberikan tekanan sangat keras kepada mereka. Kemudian ‘Isa bin Maryam turun dan berseru di akhir malam, ‘Wahai sekalian manusia! Apa yang mencegah kalian untuk memerangi si pendusta yang keji?’ Mereka berkata, ‘Orang ini kerasukan jin’. Kemudian mereka mendatanginya, dan ternyata mereka mendapati ‘Isa bin Maryam as. Kemudian iqamah shalat dikumandangkan, ada yang berkata, ‘Silakan maju, wahai ruh Allah.’ Dia berkata, ‘Hendaklah imam kalian maju dan mengimami kalian.’ Setelah dia selesai shalat Shubuh, mereka keluar menuju Dajjal. Manakala si pendusta melihat ‘Isa, ia meleleh seperti melelehnya garam dalam air. ‘Isa berjalan mendekatinya lalu membunuhnya. Sampai kemudian pohon dan bebatuan memanggil, ‘Hai ruh Allah! Ini orang Yahudi.’ Dia (‘Isa) tidak meninggalkan seorang pun yang mengikuti Dajjal kecuali membunuhnya. ” (Hadits shahih riwayat Ahmad)
 Dalam hadits lain lebih dirinci.
 Rasulullah saw bersabda,
“‘Isa as. akan mengejar Dajjal sampai di sisi pintu gerbang Ludd. Apabila Dajjal melihat ‘Isa, Dajjal meleleh seperti melelehnya garam. Lalu Isa as. berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya saya memiliki satu pukulan untukmu, kamu tidak akan lepas dariku.’ Lalu ‘Isa menyusulnya dan membunuhnya dengan tombaknya. Para pengikut Dajjal melarikan diri dan orang-orang mukmin mengejar mereka. Orang-orang Mukmin membunuh mereka sampai pohon dan bebatuan berkata, ‘Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku. Kemarilah bunuhlah dia!’ Kecuali pohon al-Gharqad, sesungguhnya ia pohon Yahudi.” (HR. Muslim)
 Perlu diketahui, bahwa Ludd adalah sebuah daerah dekat dengan Baitul Maqdis/ Yerusalem.
 Ya, salah satu pengikut setia Dajjal adalah kaum Yahudi dari Isfahan. Isfahan adalah sebuah kota yang sekarang di dalam negara Iran. Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah saw bersabda,
 “Dajjal akan diikuti 70.000 Yahudi Isfahan. Mereka mengenakan jubah tebal bergaris-garis. (HR. Muslim) Dan dalam riwayat Imam Ahmad, …”70.000 Yahudi Isfahan mengenakan mahkota bermutiara.”
*Pengajar Aqidah Islam dan Sejarah Islam di Pesantren Media
NABI ‘ISA MEMERINTAH DUNIA
Nabi ‘Isa turun lagi ke bumi bukan sebagai nabi dengan syariat baru yang menggantikan syariat Islam. Tetapi justru beliau menerapkan syariat Islam.
Setelah masa kepemimpinan Imam al-Mahdi berakhir, Nabi Isa melanjutkan memimpin kaum muslimin sebagai pemimpin dan pemerintah yang adil. Pada masanya berkah dari langit dan bumi tercurah. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
 “Putra Maryam akan turun sebagai Imam yang adil dan pemerintah yang adil. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi, mengembalikan kedamaian, menjadikan pedang sebagai sabit, dan membuang rambut palsu dari siapa pun yang berambut palsu. (Di waktu itu) langit menurunkan rizkinya, bumi mengeluarkan berkahnya. Sampai-sampai anak kecil bisa bermain dengan ular tanpa mendapat bahaya darinya, kambing dan serigala berkeliaran bersama tanpa ada bahaya, singa dan lembu berkeliaran bersama tanpa ada bahaya.” (HR. Ahmad)
 Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah ra ia berkata, “Rasulullah saw bersabda:
 “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, telah dekat waktu turunnya putra Maryam pada kalian sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, menanggalkan jizyah (upeti), harta melimpah sampai-sampai  tidak ada seorang pun yang mau menerimanya; sampai-sampai satu sujud lebih berharga daripada dunia dan seisinya.” (HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi)
 PILIHAN TINGGAL DUA: MASUK ISLAM ATAU MATI!
 Pada masa pemerintahannya, Nabi ‘Isa tidak menerima jizyah dari orang kafir. Perlu diketahui, sebelumnya, pilihan bagi kaum kafir ada tiga: Pertama, Masuk Islam dan wilayahnya otomatis menjadi wilayah Islam, Kedua, Tidak masuk Islam, tetapi wilayahnya menjadi wilayah Islam dan dia harus membayar Jizyah. Dan Ketiga, diperangi. Jika pilihan kedua, yakni membayar Jizyah, ditanggalkan, maka pilihan bagi kaum kafir tinggal dua: masuk Islam atau diperangi. Hal ini bukan berarti Nabi ‘Isa membawa syariat baru. Tetapi Rasulullah Muhammad saw lah yang menjelaskan nasakh (penghapusan) hukum Jizyah melalui sabdanya,
 “Demi Allah, sungguh putra Maryam akan turun sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menanggalkan jizyah.”
 Sehingga syariat memungut jizyah dibatasi dengan turunnya ‘Isa as berdasarkan berita dari Nabi Muhammad saw.
 SELURUH PENGANUT NASRANI  DAN YAHUDI MASUK ISLAM
 Pada masa Nabi ’Isa memerintah, seluruh penganut Nasrani akan masuk Islam. Begitu juga kaum Yahudi yang tidak menjadi pengikut Dajjal, mereka semua masuk Islam. Allah SWT berfirman:
 “Wa in min aHlilkitaabi illaa layu`minanna biHi qabla mautiHi wa yaumal qiyaamati yakuunu ‘alayHim syaHiidan.”
[Tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di Hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.] (QS. An-Nisaa’: 159)
 Ya, Nabi ‘Isa akan membatalkan agama Nasrani dengan menghancurkan salib dan membatalkan apa yang diyakini orang-orang Nasrani berupa pengagungan terhadap dirinya sebagai tuhan. Orang-orang Nasrani pun mengakui kekeliruan tersebut. Adapun orang-orang Yahudi akhirnya pun mengakui beliau sebagai Nabi dan Rasul dari Allah, bukan anak zina seperti yang dituduhkan orang-orang jahat dari kalangan mereka.
 YA’JUJ DAN MA’JUJ KELUAR
 Pada masa Nabi ‘Isa memerintah di bumi, keluarlah Ya’juj dan Ma’juj. Ya’juj dan Ma’juj adalah nama dua suku. Mereka manusia juga, keturunan Adam as. Rasulullah saw bersabda,
 “Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan Adam. Seandainya mereka dilepas mereka pasti merusak kehidupan manusia.” (HR. ath-Thabrani)
 Karena sifat merusaknya inilah, Raja Dzul Qarnain beribu tahun yang lalu membangun dinding dari besi dan tembaga untuk mengurung Ya’juj dan Ma’juj. Atas kehendak Allah, dinding ini akan hancur luluh menjelang Kiamat tiba, tepatnya di masa Nabi ‘Isa sedang memerintah di bumi.
 Nabi Muhammad saw bersabda,
“Kemudian ‘Isa as didatangi oleh sekelompok orang yang telah Allah lindungi dari Dajjal. Lalu dia mengusap wajah-wajah mereka dan mengabarkan kepada mereka akan kedudukan mereka di Surga. Ketika mereka sedang seperti itu, Allah mewahyukan kepada ‘Isa, ‘Sesungguhnya Aku telah mengirim hamba-hamba kepunyaan-Ku yang tidak seorang pun mampu memerangi mereka. Maka lindungilah hamba-hambaKu ke Gunung Thur.’ Allah mengirim Ya`juj dan Ma`juj. Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Kelompok pertama dari mereka lewat di Danau Thabariah dan meminum habis air yang ada di sana. Lalu bagian belakang mereka lewat di sana, mereka berkata, ‘Sungguh dahulu di sini ada air!’ Nabiyullah ‘Isa dan para sahabatnya dikurung hingga kepala sapi salah seorang mereka lebih berharga dari seratus dinar milik salah seorang kalian hari ini.” (HR. Muslim) Perlu diketahui, Gunung Thur itu terletak 4 km sebelah selatan Masjidil Haram.
 NABI ‘ISA BERDOA AGAR YA’JUJ MA’JUJ DI MUSNAHKAN
 Dalam keadaan terkepung oleh Ya`juj dan Ma`juj inilah Nabi Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah agar memusnahkan dua suku bangsa Turk perusak ini. Hadits an-Nawwas bin Sam’an, dari Nabi saw beliau bersabda,
 “Lalu Nabiyullah ‘Isa as dan para sahabatnya berdoa kepada Allah SWT. Maka Allah mengirimkan mereka ulat di tengkuk-tengkuk mereka (Ya`juj dan Ma`juj) sehingga mereka pun binasa secara serempak.” (HR. al-Hakim, Ibnu Mandah, dan ath-Thabrani)
 Populasi Ya’juj dan Ma’juj memang sangatlah banyak. Seluruh permukaan bumi dipenuhi oleh Ya’juj dan Ma`juj. Hadits an-Nawwas, dari Nabi saw beliau bersabda,:
 “Kemudian Nabiyyullah’ Isa as dan para sahabatnya turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanah pun di bumi kecuali dipenuhi oleh mayat mereka (Ya`juj dan Ma`juj).”
 Ada hadits yang cukup lengkap memberitakan peristiwa ini. Dari Abu Sa’id al-Khudri ra ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
 “(Dinding) Ya`juj dan Ma`juj dibuka. Lalu mereka keluar kepada manusia sebagaimana difirmankan Allah SWT:‘Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi’. Maka mereka menyebar di bumi sementara kaum Muslimin berlindung dari mereka ke dalam kota-kota dan benteng-benteng mereka dan membawa serta ternak-ternak mereka. Mereka (Ya`juj dan Ma`juj) meminum seluruh air bumi, sampai-sampai sebagian mereka lewat di sungai dan meminum airnya sampai kering. Sehingga yang datang setelah mereka lewat di sungai tersebut seraya berkata, ‘Sungguh dahulu di sini ada air!’ Hingga tidak tersisa seorang manusia pun kecuali lari ke dalam benteng dan kota. Mereka (Ya`juj dan Ma`juj) berseru, ‘Kita telah selesai dari mereka para penduduk bumi, tinggal penduduk langit.’ Kemudian salah seorang dari mereka mencabut tombaknya kemudian melemparkannya ke langit dan kembali kepadanya dalam keadaan berlumuran darah sebagai ujian dan fitnah. Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, Allah mengirimkan ulat ke tengkuk-tengkuk mereka seperti ulat yang  menimpa hidung kambing dan unta, lalu keluar dari tengkuk-tengkuk mereka hingga mereka mati. Tidak terdengar kabar tentang mereka. Kaum Muslimin berkata, ‘Tidakkah salah seorang menjual dirinya untuk kita, lalu melihat apa yang diperbuat musuh?’ Salah seorang dari mereka bersiap melakukannya demi mendapatkan pahala buat dirinya, sementara dia yakin bahwa dia akan dibunuh. Maka dia turun dan menemukan mereka telah menumpuk menjadi bangkai. Dia menyeru, ‘Wahai sekalian kaum Muslimin! Terimalah kabar gembira, sungguh Allah telah melindungi kalian dari musuh-musuh kalian.’ Mereka pun keluar dari kota-kota dan benteng-benteng mereka, dan melepas ternak mereka. Binatang ternak mereka tidak memiliki makanan selain daging Ya’`juj dan Ma`juj, sehingga air susunya menjadi jauh lebih banyak dari banyaknya air susunya bila hanya menemukan tumbuh-tumbuhan.  (HR. ath-Thabrani dan Ibnu Majah)
NABI ‘ISA BERHAJI
Sebagai seorang muslim, Nabi ’Isa juga melaksanakan haji. Nabi ‘Isa tinggal di Rauha`, sebuah tempat antara Madinah dengan Lembah Shafra di jalan ke Mekkah. Kemudian dari sanalah beliau memulai ibadah hajinya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda,
 “Sesungguhnya ‘Isa bin Maryam akan tinggal di Rauha’. Lalu dari sana dia akan berangkat menunaikan ibadah haji dan umrah atau keduanya sekaligus.”
 KA’BAH INGIN DIROBOHKAN DZUSSUWAIQATAIN
 Setelah dibinasakannya Ya’juj dan Ma’juj, masih ada orang yang berhaji dan berumrah. Dari Abu Sa’id al-Khudri ra, Rasulullah saw bersabda,
 “Sesungguhnya di Baitullah ini akan tetap ada orang yang berhaji dan berumrah setelah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.” (HR. Ahmad)
 Walau demikian, ada manusia terkutuk dari Habasyah (Etiopia-Eritrea, red) yang bergelar Dzussuwaiqatain yang ingin merobohkan Ka’bah. Nabi Isa as mengirim pasukannya untuk memerangi balatentara Dzussuwaiqatain. Mereka berkekuatan antara 700-800 orang.
 NABI ‘ISA WAFAT
 Namun ketika pasukan Nabi ‘Isa baru berjalan, Allah mengirimkan angin sejuk. Angin itu mencabut nyawa setiap orang yang beriman. Nabi ‘Isa as termasuk yang wafat pada waktu itu. Lalu dishalatkan kaum muslimin. Dari hadits Abu Hurairah ra, dari Nabi saw,
 “Para nabi itu laksana bersaudara seayah. Umat mereka memang berbeda-beda, tetapi agama mereka sama. Dan sesungguhnya aku adalah saudara yang terdekat dengan ‘Isa putra Maryam, karena tidak ada nabi antara aku dan dia, dan sesungguhnya dia benar-benar akan turun. Jika kalian melihatnya, maka kenalilah dia; seorang laki-laki berperawakan sedang, berkulit putih kemerahan, mengenakan dua pakaian warna tanah merah, seakan-akan kepalanya mengalirkan air meskipun tidak basah. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menanggalkan jizyah. Dia menyeru manusia agar masuk ke dalam agama Islam. Pada zamannya, Allah melenyapkan semua agama kecuali Islam, dan membinasakan al-Masih Dajjal. Keamanan akan merata di atas bumi sampai singa merumput bersama-sama unta, harimau bersama sapi, serigala bersama kambing, dan anak-anak bermain dengan ular yang tidak akan membahayakan mereka. Dia akan tinggal di bumi selama empat puluh tahun kemudian wafat, lalu dishalatkan oleh kaum Muslimin (HR. Ahmad)
 KA’BAH DIROBOHKAN
 Setelah Allah mengirimkan angin yang sejuk yang mematikan orang-orang yang di hatinya ada kebaikan dan iman, maka yang tersisa di bumi tinggal manusia-manusia jahat. Tidak ada lagi orang yang berhaji ke Baitullah. Dan Kiamat tinggal menunggu waktu. Dari Qatadah ra, Rasululalh saw bersabda:
 “Kiamat takkan terjadi sehingga tidak ada lagi orang yang berhaji di Baitullah.”
 Saat itulah Ka’bah dirobohkan oleh Dzussuwaiqatain (pemiliki dua betis yang kecil). Dari ‘Abdullah bin ‘Amr ra, dia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
 “Ka’bah ini dirobohkan oleh Dzussuwaiqatain dari Habasyah. Dia merampas perhiasannya dan melepas kiswahnya. Aku seakan-akan melihatnya, orangnya kecil botak dengan tulang-tulang persendian bengkok, sedang menghantam Ka’bah dengan sekop dan kapaknya.” (HR. Ahmad)
 KEDURJANAAN MANUSIA PASCA WAFATNYA AL-MASIH ‘ISA
 Kehidupan manusia yang setelah wafatnya Nabi Isa’ benar-benar dalam kerusakan yang memiriskan. Merekalah yang bertemu dengan kedahsyatan dan kengerian Kiamat. Dari Nu’man, dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia menyebutkan sabda Rasulullah saw,
 “Dajjal akan muncul di tengah umatku. Dia akan tinggal selama 40 hari, atau 40 bulan, atau 40 tahun. Lalu Allah mengutus Nabi’ Isa bin Maryam. Dia mirip ‘Urwah bin Mas’ud. Dia mencari Dajjal dan membinasakannya. Sesudah itu manusia hidup (sejahtera) selama tujuh tahun, tidak ada permusuhan antara dua orang. Kemudian Allah mengirim angin sejuk dari arah Syam. Maka tidak ada seorang pun di muka bumi yang dalam hatinya terdapat kebaikan atau iman, meskipun hanya seberat dzarrah, melainkan nyawanya tercabut oleh angin tersebut. Sampai sekalipun seorang dari kalian ke perut gunung , maka angin itu akan masuk dan mencabut nyawanya.”
Kemudian Rasulullah meneruskan, “Tinggallah orang-orang jahat saja (yang melakukan kejahatan begitu ringannya) seringan burung (terbang) dan setenang binatang buas (memangsa korbannya). Mereka tidak mengenal perkara ma’ruf dan tidak mengingkari perkara mungkar. Maka datanglah setan menghampiri mereka lalu berkata, ‘Tidakkah kalian menuruti perintahku?’ Mereka bertanya, ‘Apa yag kamu perintahkan?’ Setan pun menyuruh mereka menyembah berhala. Namun demikian rejeki mereka tetap melimpah dan penghidupan mereka baik. Tetapi kemudian ditiuplah sangkakala. Maka tidak seorang pun yang tidak menundukkan sisi lehernya lalu mendongakkannya (terkejut)…” (HR. Muslim)

Rabu, 20 Juni 2012

Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Selamatkan dari Azab


Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Selamatkan dari Azab



Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa". Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik(TQS al-A’raf [7]: 164-165).
Kemungkaran merupakan perbuatan yang harus ditinggalkan. Lebih dari itu, kemungkaran juga tidak boleh didiamkan ketika terjadi di tengah-tengah kehidupan. Siapa pun yang melihatnya harus berusaha untuk melarang dan mencegahnya. Dengan begitu, dia memiliki alasan di hadapan Allah SWT dan berhak untuk diselamatkan dari azabnya. Inilah di antara yang dijelaskan oleh ayat ini.

Kegunaan Nasihat
Allah Swt berfirman: Wa idz qâlat ummat[un] minhum lima ta’zhûnâ qawm[an] Allâh muhlikuhum  aw mu’adzdzibuhum adzâb[an] syadîd[an] (dan [ingatlah] ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengadzab mereka dengan adzab yang amat keras?"). Dalam ayat sebelumnya diberitakan mengenai pelanggaran hari Sabtu yang dilakukan oleh Bani Israel yang tinggal di sebuah negeri yang terletak dekat laut. Setiap Sabtu banyak ikan berdatangan di laut dekat tinggal mereka. Selain Sabtu, ikan-ikan tersebut menghilang. Ditegaskan dalam ayat tersebut, itu merupakan ujian atau cobaan yang diberikan kepada mereka karena mereka berlaku fasik.

Terhadap ujian tersebut, sebagian di antara mereka tidak kuat menhadapinya. Mereka pun mencari ikan pada hari Sabtu tersebut. Padahal, mereka dilarang untuk mencari ikan pada hari tersebut. Itu berarti, mereka telah melakukan pelanggaran terhadap hari Sabtu. Disebutkan: ya’dûna fî al-sabt.

Pada saat itulah ada sebagian yang lain melarang agar tindakan pelanggaran tersebut tidak dilakukan. Ketika itu dilakukan, maka muncullah pertanyaan dari ummat[un] minhum (suatu umat dari mereka). Ada beberapa perbedaan mengenai siapa yang dimaksud dengan ummah di sini. Menurut pendapat yang terkuat, sebagaimana dipaparkan Fakhruddin al-Razi dan al-Wahidi bahwa penduduk negeri tersebut terbagi menjadi dua kelompok.Pertama, kelompok yang melakukan pelanggaran di hari Sabtu. Dan kedua, kelompok yang tidak ikut melakukannya. Kelompok kedua terbagi lagi menjadi dua kelompok. Pertama, yang memberikan nasihat dan teguran kepada kelompok pelanggar hari Sabtu. Dan kedua, yang diam dan tidak memberikan nasihat. Lebih dari itu, mereka pun mengingkari orang-orang yang memberikan nasihat seraya bertanya: lima ta’izhûhum (mengapa kamu menasihati mereka)? Pada telah maklum bahwa Allah akan muhlikuhum (menghancurkan mereka) di dunia dan mu’adzdzibuhum (mengazab mereka) di akhirat.

Terhadap pertanyaan demikian, mereka menjawab bahwa ada dua alasan mengapa mereka memberikan nasihat kepada orang-orang yang melakukan kemungkaran tersebut. Pertama: Qâlû ma’dzirat[an] ilâ Rabbikum (mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan [pelepas tanggung jawab] kepada Tuhanmu). Kata ma’dzirahmerupakan bentuk mashdar berwazan maf’ilah seperti maghfirah. Dijelaskan Ibnu Duraid dalam kitabnya, al-Isytiqâq, kata al-‘udzr, al-‘idzrah, dan al-ma’dzirah berdekatan maknanya.

Artinya, sebagaimana dijelaskan al-Syaukani, “Nasihat kami itu sebagai alasan kepada Allah sehingga Dia tidak menghukum kami karena meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar yang diwajibkan kepada kita.”

Kedua: Wala’allahum yattaqûn (dan supaya mereka bertakwa). Artinya, dengan nasihat yang disampaikan kepada orang yang melakukan pelanggaran tersebut diharapkan membuat mereka sadar sehingga mau bertakwa. Yakni, menaati semua perintah dan larangan-Nya. Termasuk berhenti dari melanggar hari Sabtu. Disebutkannya yattaqûnmenunjukkan bahwa orang yang bertanya lima ya’izhûna tidak termasuk orang-orang yang melakukan pelanggaran.

Nasib Pemberi Nasihat dan Pelaku Maksiat 
Dalam ayat selanjutnya disebutkan: Falammâ nasû mâ dzukkirû bihi (maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka). Pengertian nasû (melupakan) di sini adalah tarakûhu ‘an qashd (meninggalkan dengan sengaja). Demikian al-Qurthubi dalam tafsirnya. Oleh karena itu, sebagaimana dijelaskan al-Syaukani, frase ini memberikan pengertian bahwa ketika para pelaku maksiat dari penduduk negeri tersebut benar-benar mengabaikan peringatan orang-orang shalih yang melarang kemungkaran sebagaimana layaknya orang yang melupakan sesuatu, maka: Anjaynâ al-ladzîna yanhawna ‘an al-sû` (Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat). Yang disebutkan secara tegas disebutkan sebagai orang-orang yang diselamatkan adalah orang-orang yang melarang al-sû` (perbuatan jahat). Pengertian al-sû` di sini, sebagaimana dijelasakan Ibnu Jarir al-Thabari, adalah maksiat kepada Allah dan menghalalkan yang haram.

Sebaliknya: wa akhadnâ al-ladzîna zhalamû bi adzâb ba`îs (dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras). Yang dimaksud dengan al-ladzîna zhalamû adalah al-firqah al-‘ashiyah (kelompok pelaku maksiat). Yakni orang-orang yang melanggar hari Sabtu, menghalalkan apa yang diharamkan Allah berupa berburu ikan pada hari Sabtu. Demikian Ibnu Jarir al-Thabari dalam tafsirnya.

Terhadap mereka, Allah SWT menimpakan adzâb ba`îs. Artinya, adzâb syadîd wajî’ (azab yang pedih lagi menyakitkan). Dari kata al-ba`s yang berarti al-syiddah (kuat). Demikian al-Baghawi dalam tafsirnya.

Kemudian dijelaskan: bimâ kânû yafsuqûn (disebabkan mereka selalu berbuat fasik). Bahwa azab yang ditimpakan kepada mereka itu semata disebabkan oleh perbuatan fasik yang mereka lakukan. Dijelaskan al-Thabari, fasik adalah keluar dari menaati Allah kepada kemasiatan.

Mengenai azab yang mereka terima, dijelaskan dalam ayat berikutnya: Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina”(TQS al-A’raf [7]: 166).


Nasib Kelompok yang Tidak Memberikan Nasihat
Dalam ayat tersebut telah diberitakan dengan jelas bahwa mengenai al-firqah al-mu’tadiyyah (kelompok pelaku maksiat) dan al-firqah al-nâhiyah (kelompok yang melarang kemungkaran). Lalu bagaimana dengan orang-orang yang bertanya: lima ta’izhûna? Yakni kelompok yang tidak terlibat langsung terlibat dengan kemaksiatan, namun mereka tidak ikut melakukan amar ma’ruf nahi munkar?

Dalam ayat ini tidak diberitakan secara jelas. Oleh karena itu, ada perbedaan pendapat di kalangan para mufassir mengenai nasib mereka. Menurut Ikrimah mereka termasuk selamat. Sebab, mereka membenci perbuatan jahat yang dilakukan oleh pelaku maksiat. Ibnu Zaid berpendapat sebaliknya, mereka binasa. Menurutnya, ini merupakan ayat yang paling keras ancamannya dalam hal meninggalkan amal nahi munkar.

Bagi kita, tak boleh ambil risiko. Jika kita ingin mendapatkan keselamatan dari azab secara pasti, tak cukup hanya meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran. Namun juga harus memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar. Wal-Lâh a’lam bi al-shawâb.[] 

Ikhtisar:
  1. Amar ma’ruf nahi munkar dilakukan berguna sebagai: (a) alasan kepada Allah di hari kiamat kelak; (b) membuat pelaku kemaksiatan sadar dan mau bertakwa
  2. Pelaku kemaksiatan yang mengabaikan nasihat ditimpa dengan azab
  3. Yang jelas disebutkan diselamatkan Allah SWT adalah orang-orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar.

Serial perang salib modern #3: Perang Salib, Benarkah ?

Serial perang salib modern #3: Perang Salib, Benarkah ?

(Arrahmah.com) - Begitu terjadi serangan 11 September, para pemimpin AS langsung menuduh sebagian kaum muslimin "Al-Qaedah" sebagai pelaku serangan tersebut. Tanpa pembuktian yang obyektif, akurat dan memadai, mereka langsung mempersiapkan perang besar-besaran melawan kaum muslimin "Afghanistan", dengan mengatas namakan perang melawan teroris. Satu bulan kemudian, Oktober 2001 M, AS dan Inggris langsung "tancap gas", menyerbu Afghanistan. Setelah berhasil meruntuhkan Thaliban dan membuat pemerintahan boneka loyalis AS, AS langsung membidik Iraq.

Hasilnya, dengan dukungan beberapa negara sekutunya, tahun 2003 M yang lalu AS berhasil menggulingkan rezim Saddam, membentuk pemerintahan boneka loyalis AS, dan menjajah Iraq.

Sekalipun tujuan mereka jelas-jelas memerangi Islam dan kaum muslimin, sebagian orang yang polos (atau munafikun ??/) masih saja tertipu, menganggap perang ini adalah perang melawan para "teroris", yaitu kaum fundamentalis Islam yang melakukan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa di sana sini.
Untuk menyingkap tabir kepalsuan slogan "perang melawan terorisme" yang menipu sebagian kaum muslimin, dibawah ini disampaikan sebagian kecil bukti yang menunjukkan bahwa perang ini adalah perang salib modern, perang melawan Islam dan kaum muslimin.
Bukti-Bukti Khusus
Beberapa pernyataan para pejabat tinggi AS dan sekutunya menunjukkan, sejatinya peperangan ini adalah perang salib modern melawan Islam. Di antaranya adalah :
[1]- Pertama :
Presiden George W. Bush sendiri secara terang-terangan, dalam jumpa pers lima hari pasca serangan 11 September, tepatnya Ahad, 16/11/2001 M (28/6/1422 H) menegaskan," This Crusade, this war on terrorism, is going to take a long time." (Perang salib ini, perang melawan terorisme ini, akan memakan waktu yang lama, BBC 16/9/2001 M). Begitu jelas dan tegas, namun justru sebagian kaum muslimin yang polos atau munafikun sibuk mencari-cari alasan untuk memalingkan penegasan Bush. Mereka mengatakan," Itu diucapkan karena marah…ia keseleo lidah…" dan alasan-alasan lainnya. Padahal, Bush hanyalah mengungkapkan ideologi yang diyakininya. Seandainya ia bisa mengungkapkan dengan istilah lain yang lebih jahat dan keji, ia akan mengungkapkannya. Allah Ta'ala berfirman :

قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ 

" Dan sungguh telah nampak kebencian yang sangat dari mulut-mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh dada-dada mereka lebih besar lagi." (QS Ali Imran ;118).

[2]- Kedua :
Ucapan yang senada, juga telah diucapkan oleh mantan PM Inggris Margaret Tatcher dan PM Inggris Silvio Berlusconi, beberapa hari setelah tragedi 11 September. Mereka berbicara tentang agama Islam, bukan tentang teroris. Ungkapan Berlusconi adalah," Islam menolak pluralisme, mengajak kepada rasisme dan mendorong terorisme." Jika menurut mereka Islam mendorong terorisme, dan perang salib ini dilancarkan untuk memerangi terorisme, maka hasilnya adalah sama ! Perang melawan terorisme = perang melawan Islam !
[3]- Ketiga :
Setelah tragedi 11 September, Bush memberikan pidato selama 34 menit di hadapan Konggres. Dalam pidato yang diselingi oleh 29 kali aplaus anggota konggres tersebut, Bush berbicara tentang peperangan melawan terorisme. Sebenarnya, ia berbicara tentang perang melawan Islam, karena saat itu ia berbicara tentang syariat Islam yang diterapkan oleh Thaliban ---bukan berbicara tentang Thaliban sendiri--- ; pelarangan memotong jenggot, pewajiban hijab, pelarangan musik, lagu, bioskop dan dan lain-lain. Ini semua adalah ajaran Islam, bagian dari syariat Allah dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam, bukan undang-undang Mulah Umar semata.
[4]- Keempat :
Istilah-istilah yang dipergunakan oleh Bush dan sekutu-sekutunya dalam perang ini adalah istilah-istilah Taurat (perjanjian lama), seperti istilah "perang melawan kejahatan", "kekuatan kebajikan melawan kekuatan kejahatan", "peperangan orang-orang baik melawan orang-orang jahat", dan istilah-istilah serupa.
[5]- Kelima :
Rakyat AS dan Barat melakukan intimidasi kepada kaum muslimin di Barat ; membunuh sebagian muslim, memukuli, mengeroyok, merusak toko-toko, membakar masjid dan tindakan-tindakan anarkis lainnya. Padahal mereka mengetahui, kaum muslimin tersebut tidak mempunyai kesalahan apapun atas terjadinya serangan tersebut. Para "Teroris" yang mereka maksud berada di jauh sana, di goa-goa di Afghanistan. Namun karena kesamaan sifat "beragama Islam" inilah, mereka disakiti. Tindakan anarkis dan arogan ini juga dilakukan oleh pemerintah mereka. Pemerintah AS dan negara-negara Barat melakukan penangkapan, penggerebekan dan penahanan seenaknya kepada kaum muslimin.
[6]- Keenam ;
Para jurnalis AS dan Barat juga menyebutkan bahwa perang ini adalah perang melawan Islam. Di antaranya, wartawan David Silburn menulis dengan judul " Perang ini bukan melawan Terorisme, melainkan melawan Islam." Majalah National Report menulis judul " Inilah Perang, Mari Menyerbu Mereka di negerinya". Dalam artikel tersebut, ditulis :"Bangsa kita telah diserang oleh sekelompok ekstrimis kriminil, kita harus menyerbu mereka di negeri mereka, membunuh pemimpin-pemimpin mereka dan memaksa mereka memeluk agama Masehi."
Harian New York Times edisi 7/10/2001 M memuat headline sepanjang enam halaman, dengan tajuk " Ini adalah perang agama." Judul cover harian tersebut adalah " Siapa mengatakan ini bukan perang agama?". Penulis artikel ini, Andrew Sulivan, menulis dalam artikelnya bahwa perang kali ini adalah perang agama. Artikel-artikel serupa begitu bertebaran di berbagai media massa Barat.
[7]. Ketujuh :
AS mengumumkan target serangan pertama adalah 27 target, kesemuanya adalah perorangan dan organisasi Islam !
[8]- Kedelapan
AS menyebutkan, jumlah negara yang melindungi terorisme ada 60 negara, sementara jumlah negara "Islam" hanya 56 negara. Jika jumlah ini ditambah dengan beberapa negara yang di dalamnya ada gerakan jihad Islam, seperti Filipina, Macedonia dan lain-lain, maka genaplah jumlah ini menjadi 60 negara.
[9] Kesembilan
AS mengumumkan bahwa serangan kepada Afghanistan hanyalah bagian kecil dari peperangan luas mereka terhadap terorisme. Di antaranya adalah pernyataan Richard Meyer, kepala staf gabungan pasukan koalisi pada hari Ahad, 22/10/2001 M (5/8/1422 H) saat menjawab pertanyaan stasiun TV ABC "Apa target selain Afghanistan ?". Ia menjawab," Ini adalah perang internasional melawan terorisme dan senjata pemusnah masal. Afghanistan hanyalah satu bagian kecil. Karena itu, kami pasti berfikir dalam skala lebih luas. Bisa saya katakan, bahwa sejak Perang Dunia Kedua, kita belum pernah berfikir seluas sekarang."
[10]. Kesepuluh
AS menyatakan tujuan perang ini adalah membasmi terorisme sampai ke akar-akarnya. Mereka juga menyatakan, target-target yang telah mereka bidik adalah gerakan teroris. Pertanyaannya, kenapa mereka tidak menyentuh sedikitpun gerakan-gerakan teroris non Islam, seperti :
  • Tentara Merah Jepang : Paganis.
  • Tentara Republik Irlandia Utara (IRA) : Katolik.
  • Tentara Pembebasan Kuba : Komunis.
  • Ekstrimis Sayap Kiri Masehi AS : Protestan.
  • Sindikat-sindikat Narkotika di Amerika Latin.
  • Gang-gang Mafia : Eropa.
  • Dan kelompok teroris lainnya ????

Jawabannya jelas, karena gerakan-gerakan teroris ini bukan gerakan Islam.

[11]. Kesebelas :
AS menyebutkan gerakan-gerakan Islam yang melawan penjajah asing seperti mujahidin Kashmir yang melawan penjajah Hindu, mujahidin Filiphina yang melawan rezim Nasrani Filiphina, dan mujahidin Palestina yang melawan penjajah zionis. Pertanyaannya, jika perlawanan lokal kepada pemerintah adalah terorisme, kenapa AS membiarkan :
- Gerilyawan Macan Tamil Srilangka : paganis.
- Pasukan Pembebasan Rakyat Sudan Selatan (SPLA): Kristen.
- Tentara Republik Irlandia di Inggris : Kristen.
- dan lain-lain ????
Jawabannya jelas, gerakan-gerakan ini bukan gerakan Islam.
[12]. Kedua Belas :
Mereka mengerahkan seluruh negara anggota NATO, ditambah Rusia, China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan lain-lain. Sebagian membantu dengan dana, sebagian dengan dukungan politis, sebagian dengan pangkalan-pangkalan militer, dan sebagian dengan bantuan militer. AS sendiri mengerahkan sekitar 1/3 kekuatan militernya. Apakah untuk menangkap satu orang "Usamah", atau meruntuhkan satu pemerintahan yang paling miskin dan paling tertingal di dunia "Taliban", harus mengerahkan kekuatan militer sekian puluh negara ?
Jawabannya tentu jelas bagi setiap orang waras, tujuan pengerahan pasukan ini bukan sekedar untuk menangkap seorang atau meruntuhkan sebuah pemerintahan. Tujuan sebenarnya, tak lain adalah menghancurkan setiap negara Islam, pergerakan Islam atau jihad Islam di tempat manapun di kawasan kaum muslimin.
[13]. Ketiga Belas :
Setelah runtuhnya Soviet dan berakhirnya perang dingin, Barat menganggap Islam sebagai musuh utama. Para pemimpin mereka telah menegaskan hal ini. Para pemikir mereka juga telah mengarang banyak buku tentang hal ini, di antaranya :

  • Samuel Huntington dalam "The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order", terbit 1996 M.
  • Francis Fukuyama dalam "The End of History and The Last Man", terbit 1999 M.
  • Charles E. Carlson dalam "Attacking Islam", terbit 1994 M.
  • Jack Miles dalam "Theology and The The Clash of Civilizations", terbit 2002 M.
  • Benjamin F. Barber dalam "Jihad vs Mc World, How The Globalism and Tribalism Are Reshaping The World", terbit 2002 M.
  • Judith Miller dalam "Is Islam Threat ?", terbit 1993 M.
  • Daniel Pipes dalam "Fundamentalist Moslems Between America and Russia", terbit 1986 M.

Para pemikir dan cendekiawan ini bukan sembarang penulis biasa. Tulisan-tulisan mereka menjadi bahan pertimbangan para pembuat kebijakan dalam pemerintahan AS.
Huntington, misalnya, adalah seorang guru besar studi-studi strategis di Harvard University. Buku yang ditulisnya ini merupakan salah satu buku paling berpengaruh dalam wacana para ilmuwan dan para pengambil kebijakan pemerintahan Barat. Henry Kissinger, mantan Mentri Luar Negeri AS, memuji buku tersebut dengan menulis :

" One of the most important books to have emerged since the end of tha cold war." (Salah satu buku terpenting yang terbit sejak berakhirnya Perang Dingin).
Fukuyama, misalnya, adalah guru besar George Mason University, Deputi Direktur Urusan Politik Militer AS dan staf perencanaan kebijakan Departemen Luar Negeri AS.
Dalam bukunya yang berjudul "1999 menang tanpa peperangan", mantan presiden AS Richard Nixon menulis," Di dunia Islam, sejak Maroko sampai Indonesia, kaum fundamentalis Islam menggantikan peran komunisme sebagai alat pokok perubahan radikal."
Mantan Sekjen NATO, Jeifer Solanes dalam pertemuan NATO tahun 1991 M setelah runtuhnya Soviet mengatakan," Setelah perang dingin selesai dan musuh beruang merah runtuh, seluruh negara NATO dan Eropa harus melupakan perselisihan di antara mereka, dan mulai mengalihkan perhatiannya ke depan untuk melihat musuh yang sedang mengintainya. Negara NATO dan Eropa harus bersatu untuk menghadapinya. Itulah kaum fundamentalis Islam."
Presiden Rusia dari kalangan Kristen Orodoks, Vladimir Putin, dalam pertemuan terakhirnya dengan negara-negara persemakmuran (Commonwealth) tahun 2000 M mengatakan," Sesungguhnya kaum fundamentalis Islam adalah satu-satunya bahaya yang hari ini mengancam negara-negara dunia maju. Inilah satu-satunya bahaya yang mengancam tatanan keamanan dan perdamaian dunia. Kaum fundamentalis mempunyai pengaruh. Mereka berusaha untuk mendirikan sebuah negara Islam yang membentang sejak Filipina sampai Kosovo. Mereka bergerak dari Afghanistan, sebagai pangkalan pergerakan mereka. Jika dunia tidak bangkit menghadapinya, ia bisa saja merealisasikan targetnya. Oleh karena itu, Rusia membutuhkan dukungan internasional untuk membasmi fundamentalis Islam di Kaukasus Utara."
[14]- Keempat Belas
Banyak pejabat pemerintahan AS meyakini akan terjadinya perang internasional yang mereka kenal dengan nama "Armagedon". Yaitu peperangan antara kekuatan kebaikan (Nasrani) melawan kekuatan kejahatan (Islam). Di antara yang paling bersemangat membicarakan Armagedon adalah mentri pertahanan saat ini, Donald Rumshfeld.[1]
Sedikit kutipan ini menjadi bukti, bahwa peperangan melawan terorisme yang hari ini dikomandoi AS, disetujui dan didukung oleh lebih dari 95 % negara anggota PBB ini, sebenarnya adalah perang melawan Islam dan kaum muslimin. Afghanistan, Iraq, Al-Qaedah, Jama'ah Islamiyah dan entah nama apa lagi, hanyalah target antara dan batu loncatan awal. Daftar selanjutnya masih panjang dan bertingkat. Rangking teratas ditempati oleh berbagai gerakan salafiyah jihadiyah di dunia. Selanjutnya gerakan-gerakan salafiyah ishlahiyah, lalu salafiyah tarbiyah dan seterusnya, sampai mengenai berbagai gerakan Islam damai yang menempuh jalur perjuangan demokrasi sekalipun. Lambat, namun pasti, semua umat Islam yang tidak tunduk kepada ideologi dan kemauan Barat akan merasakannya.
Bukti-Bukti Umum
Dalil-dalil syar'i dan realita sejarah menjadi bukti umum bahwa perang melawan terorisme yang saat ini dilancarkan oleh aliansi kekuatan salibis-zionis-paganis-kamunis internasional, sejatinya adalah perang melawan Islam dan kaum muslimin.
[1]. Dalil-dalil Syar'i
Allah Ta'ala telah menegaskan bahwa orang-orang kafir akan senantiasa memusuhi dan memerangi kaum muslimin, sehingga mereka mampu memurtadkan kaum muslimin. Mereka tidak akan pernah puas, sampai kaum muslimin mengikuti ideologi kekafiran mereka, baik "ideologi samawi" (Yahudi dan Nasrani), maupun "ideologi ardhi" (demokrasi, sekulerisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, liberalisme, pluralisme, nasionalisme, humanisme, Hindhu, Budha, dan seterusnya). Allah Ta'ala berfirman :
وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا.

Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. (QS. Al-Baqarah :217).

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ .

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka. (QS. Al-Baqarah :120).

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً.

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). (QS. An-Nisa' :89).

إِنْ يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ.

Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti (mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir. (QS. Al-Mumtahanah :2).


وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقّ.

Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. (QS. Al-baqarah :109).


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقاً مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِين

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Ahli Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (QS. Ali Imran :100). 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menta'ati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu kebelakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran :149).


وقال تعالى قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ.

Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. Ali Imran ;118).

[2]. Realita Sejarah 
Sejarah telah membuktikan permusuhan dan peperangan kaum Nasrani, Yahudi dan musyrikin kepada umat Islam. Dalam beberapa abad yang lalu, kaum Nasrani telah melancarkan tujuh kali perang salib terhadap dunia Islam. Beberapa abad kemudian, mereka datang ke dunia Islam dengan format baru "imperialisme dan kolonialisme moden". Sebagian besar dunia Islam mereka jajah, kekayaan alamnya dirampas, kemerdekaan agama dicabuli dan sekulerisme mereka paksakan kepada umat Islam.
Setelah menghadapi berbagai perlawanan jihad sengit kaum muslimin, mereka hengkang dari dunia Islam dengan menanam anak didik bangsa pribumi yang telah ter-Baratkan. Tidak puas dengan penjajahan secara tidak langsung ini, mereka bekerja lewat payung PBB untuk memerangi umat Islam. Dengan mengeluarkan berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB, mereka melakukan invasi militer, embargo ekonomi dan tekanan politis kepada kaum muslimin.
Embargo ekonomi kepada kaum muslimin Iraq selama lebih dari sepuluh tahun telah menghancurkan kehidupan rakyat muslim Iraq. Begitu juga embargo terhadap Afghanistan, Sudan, Libia dan lainnya, telah menimpakan kesengsaraan luar biasa kepada umat Islam. Penanaman negara "haram" Israel di Palestina, telah berjalan lebih dari setengah abad. Pembantaian terhadap kaum muslimin baik secara langsung maupun tidak langsung, mereka lakukan di Sudan. Libia, Lebanon, Somalia, Afghanistan, Bosnia Herzegovina, Kosovo, Macedonia, Chechnya, Kashmir, Patani, Timor Timur, Poso, Ambon, Maluku Utara, dan lain-lain. Jutaan kaum muslimin mereka bunuh, jutaan lainnya mereka paksa menjadi pengungsi yang terkatung-katung.
Seluruh kejahatan salibis ini, masih ditambah dengan pemurtadan lewat gerakan orientalis, kristenisasi dan misionaris. Jutaan umat Islam mereka murtadkan. Alhasil, mereka memaksakan kekafiran kepada umat Islam lewat semua cara yang mereka bisa. Di bawah ini dikutip sedikit bukti makar mereka kepada umat Islam, yang disampaikan oleh tokoh-tokoh agama, politik, militer dan pemerintahan mereka sejak dahulu.
Perang Salib Terus Berlangsung
Wiliam Cohen, mantan mentri pertahanan AS dalam kunjungannya ke salah satu pangkalan militer AS di Saudi Arabia, 9/2/1418 H, mengatakan di hadapan pasukan AS,"Saya yakin banyak di antara kalian yang selalu bertanya-tanya tentang alasan keberadaannya di sini, benarkah sebuah kepentingan yang mendesak ? Jawabannya, ya. Timur Tengah adalah kawasan yang sangat penting (bagi ekonomi kita) dan bagi negara-negara lain. Negara kita harus menjaga sumber-sumber minyak bumi di Teluk, oleh karenanya stabilitas kawasan ini tetap menjadi prioritas untuk jangka waktu yang lama."
  1. Graham Flord, seorang penasehat politik senior di Institut Rant Washington, dan wakil ketua dewan intelijen nasional di CIA dalam artikelnya yang berjudul "Krisis dalam Hubungan AS-Arab Saudi", tanggal 9/11/1422 H, menulis," Untuk pertama kalinya, media massa AS menyerang Wahabi sebagai sebuah gerakan keagamaan anti toleransi dan sumber geakan-gerakan jihad di dunia. Sebagian pengamat menilai, ideologi Arab Saudi melahirkan banyak orang seperti Bin Laden."
     
  2. Eugene Rostew, ketua bagian perencanaan departemen luar negeri AS, asisten mentri luar negeri AS dan penasehat mantan presiden AS Lyndon B. Johnson untuk urusan Timur Tengah sampai periode 1967 M, mengatakan,"Kita harus menyadari, bahwa perselisihan kita dengan bangsa-bangsa Arab bukanlah perselisihan antar negara. Ia adalah perselisihan antara peradaban Islam dan peradaban Masehi. Benturan antara Masehi dan Islam sudah berlangsung sejak abad-abad pertengahan, dan terus berlangsung sampai saat ini, dengan beraneka ragam bentuk. Sejak satu setengah abad yang lalu, Islam telah tunduk kepada hegemoni Barat. Literatur Islam telah tunduk kepada literatur Masehi." Ia melanjutkan," Fakta-fakta sejarah menegaskan bahwa AS adalah bagian yang melengkapi dunia Barat, baik filsafat, ideologi maupun sistem kehidupannya. Hal ini menjadikan AS dalam pihak yang berlawanan dengan dunia Timur Islam, dengan filsafat dan ideologi yang diperankan oleh agama Islam. Tidak ada sikap lain, AS harus berada di pihak yang berlawanan dengan Islam, berada di pihak dunia Barat dan negara Zionis. Karena bila AS berada di pihak sebaliknya, AS telah mengingkari bahasa, filsafat, kebudayaan dan pemerintahannya sendiri." Rostew menyebutkan, tujuan penjajahan Barat adalah menghancurkan peradaban Islam, dan tegaknya Israel hanyalah satu bagian dari rencana Barat, sebagai tindak lanjut dari perang salib sebelumnya.
     
  3. Peterson Smith dalam bukunya "Kehidupan Kebangsaan Al-Masih" menulis : Perang-perang salib terdahulu telah gagal, namun sebuah peristiwa penting terjadi setelah itu, yaitu ketika Inggris mengirim pasukan salib kedelapan, dan pasukan ini meraih kemenangan. Serangan jendral Allenby ke kota Al-Quds selama Perang Dunia Pertama, merupakan perang salib kedelapan, dan terakhir." Koran-koran Inggris menampilkan foto jendral Edmunt Allenby, lengkap dengan statemennya yang mendunia "Kini, Perang Salib Baru Telah Usai". Sikap Allenby ini juga menjadi cerminan sikap pemerintahan Inggris, karena koran-koran Inggris juga menulis "Mentri Luar Negeri Inggris, Lewit George, menyambut hangat jendral Allenby di Parlemen Inggris, atas keberhasilannya meraih kemenangan dalam perang salib yang terakhir, yang disebut oleh Lewit George sebagai perang salib kedelapan."
     
  4. Pasukan Perancis juga menganggap perang dunia I sebagai perang salib. Setelah mengalahkan pasukan Islam di luar kota Damaskus, komandan pasukan Perancis Jendral Joffre segera mendatangi makam Shalahudien Al-Ayubi di Masjid Jami' Al-Umawi. Diinjaknya makam Shalahudien, sembari mengejek,"Lihatlah ! Ini kami sudah datang, hai Shalahudin !"
     
  5. Mentri Luar Negeri Perancis, Moshe Vido, saat menerima kunjungan konfirmasi anggota parlemen Perancis sehubungan perang yang meletus di Marakisy, Maroko, mengatakan," Ini adalah perang antara bulan sabit dan salib."
     
  6. Saat kota Al-Quds jatuh ke tangan tentara Israel tahun 1967 M, Randolf Churchil mengatakan," Sejak dahulu, pembebasan Al-Quds dari kekuasaan Islam merupakan mimpi kaum Masehi dan Yahudi. Sukacita kaum Masehi, tidak kalah dengan sukacita kaum Yahudi, karena Al-Quds telah dilepaskan dari tangan orang-orang Islam. Kneset Yahudi telah menetapkan tiga ketetapan yang memasukkan Al-Quds ke dalam Yahudi. Ia tidak akan pernah kembali kepada orang-orang Islam, dalam perundingan apapun antara orang-orang Islam dan Yahudi di masa mendatang."
     
  7. Setelah memasuki kota Al-Quds di tahun 1967 M tersebut, pasukan Israel dipimpin Mosye Dayan berkumpul di tembok ratapan dan bersorak-sorak," Hari ini adalah pembalasan hari Khaibar…Khaibar telah terbayarkan", "Muhammad telah mati…meninggalkan anak-anak perempuan."
     
  8. Israel juga memancing dan menggugah kembali semangat perang salib Barat. Orang-orang Yahudi di Paris mengadakan demonstrasi sebelum perang 1967 M. Dipimpin para tokoh pro Israel, di antaranya Jean Paul Sartre, mereka membawa spanduk-spanduk bertuliskan tiga kata "Perangi Orang Islam". Kotak-kotak sumbangan untuk perang Israel juga ditulisi semboyan yang sama. Hasilnya luar biasa ! Hanya dalam masa empat hari saja, warga Perancis menyumbangkan 10 juta Frank ! Kaum Yahudi juga mencetak jutaan selebaran bertuliskan "Kekalahan Bulan Sabit"…sebagai dukungan kepada kaum zionis yang melanjutkan misi tentara salib di Timur Tengah, yaitu memerangi Islam dan menghancurkan kaum muslimin."

Islam, Satu-satunya Tembok Penghalang 

Kaum Nasrani dan Yahudi senantiasa meyakini kesinambungan perang salib, karena meyakini Islam sebagai satu-satunya tembok penghalang keinginan mereka untuk mendominasi dan memegang hegemoni dunia.
  • Islam adalah satu-satunya tembok penghalang imperialisme salibis Barat.
    1. Laurence Brown berkata," Sesungguhnya Islam adalah satu-satunya tembok yang menghalangi imperialisme Eropa."
       
    2. William Ewart Gladstone, mantan perdana menteri Inggris selama empat periode, mengatakan," Selama Al-Qur'an masih berada di tangan kaum muslimin, Eropa tidak akan sanggup menguasai Timur."
       
    3. Gubernur Jendral Perancis di Aljazair, dalam peringatan seratus tahun pendudukan Perancis atas Aljazair, mengatakan," Kita tidak akan bisa mengalahkan orang-orang Aljazair selama mereka masih membaca Al-Qur'an dan berbicara dnegan Bahasa Arab. Mak, kita wajib menghilangkan Al-Qur'an Arab dari keberadaan mereka, juga mencabut sampai ke akar-akarnya Bahasa Arab dari lidah mereka."
       
  • Islam adalah satu-satunya tembok penghalang komunisme.
Dalam pembukaan edisi 22 tahun 1952 harian Keizel Uzbekistan, koran milik partai komunis Uzbekistan, dewan redaksi menulis,"Mustahil mensosialisasikan komunisme sebelum Islam diberantas tuntas."
  • Islam adalah tembok penghalang kristenisasi dan penjajahan Barat di dunia Islam
    1. Seorang misionaris mengatakan," Sesungguhnya kekuatan yang dikandung oleh Islam telah menjadi batu penghalang penyebaran agama masehi, kekuatan inilah yang telah menundukkan negeri-negeri yang semula tundauk kepada Nasrani."
       
    2. Esiac Pouman, dalam artikelnya di majalah misionaris "Dunia Islam" menulis," Belum pernah terjadi, sebuah bangsa masehi yang masuk Islam, kemudian kembali masuk Nasrani."
       
  • Islam adalah batu penghalang terbesar keberadaan negara Israel :
    1. Ben Gurion, mantan perdana mentri Israel, mengatakan," Hal yang paling kita takutkan adalah bila di dunia Arab muncul Muhammad baru."
       
    2. Seorang penulis Yahudi, April Boger dalam bukunya "Perjanjian dan Pedang", menulis: Prinsip yang menjadi asas tegaknya negara Irael sejak awal adalah bangsa Arab harus bekerja sama dengan Israel pada suatu hari nanti. Supaya kerjasama ini bisa dilaksanakan, seluruh unsur yang mendorong munculnya kebencian kepada Israel di dunia Arab harus diberangus. Itulah unsur-unsur primitif yang terwujud dalam diri para tokoh agama dan masyayikh."
       
    3. Sehari setelah Jimmy Carter terpilih sebagai presiden AS, dalam pernyataan yang diliput seluruh kantor berita dunia, Ben Gurion (perdana mentri Israel) mengatakan," Problem bangsa Yahudi adalah bahwa agama Islam masih senantiasa memusuhi dan memperluas diri. Hal ini tidak bisa dicarikan solusi, sekalipun dalam jangka waktu yang panjang, selama Islam belum menanggalkan pedangnya."

Islam, satu-satunya musuh

Mereka tidak hanya meyakini Islam sebagai tembok penghalang keinginan mereka untuk menjajah dunia semata. Mereka juga meyakini, Islam adalah musuh besar mereka dalam negeri.
  1. Laurence Brown berkata : Dahulu para pemimpin kita menakut-nakuti kita dengan banyak bangsa, namun pengalaman kita membuktikan ketakutan tersebut sama sekali tidak beralasan. Mereka menakut-nakuti kita dengan bahaya Yahudi, bahaya bangsa "kuning" Jepang dan bahaya Bolsevick. Namun setelah itu terbukti, bangsa Yahudi adalah sahabat-sahabat kita, bangsa komunis Bolsevick aalah sekutu-sekutu kita. Sementara bangsa Jepang, telah ada banyak negara demokratis besar yang sudah menghadapinya. Kita justru mendapati musuh sebenarnya adalah Islam ; kemampuannya untuk meluas, menundukkan dan mobilitasnya yang menakjubkan.
     
  2. Gladstone berkata," Selama Al-Qur'an ini masih berada di tangan kaum muslimin, Eropa tidak akan bisa menguasai Timur, pun tak akan bisa merasakan keamanan."
     
  3. Orientalis Gardener mengatakan," Kekuatan yang dikandung Islamlah yang menggentarkan Eropa."
     
  4. Dalam sebuah jumpa pers, Salazar berkata," Bahaya yang sebenarnya mengancam peradaban kita adalah bahaya yang mungkin akan ditimbulkan oleh kaum muslimin saat mereka merubah tatanan dunia." Seorang wartawan menyela," Bukankah kaum muslimin disibukkan dengan perselisihan intern mereka ?" Salazar menjawab," Saya khawatir, ada di antara mereka yang mengarahkan konflik intern mereka kepada kita."
     
  5. Moro Berger, dalam bukunya " Dunia Arab Kontemporer" menulis," Sesungguhnya kekhawatiran terhadap bangsa Arab dan perhatian kita dengan dunia Arab, bukan disebabkan oleh banyaknya minyak bumi di tengah bangsa Arab, melainkan karena Islam. Kita harus memerangi Islam, untuk mencegah bersatunya bangsa Arab. Bila Arab bersatu, bangsa Arab akan kuat. Perlu diingat, kekuatan bangsa Arab selalu seiring dengan kekuatan, kejayaan dan penyebaran Islam. Islam mengejutkan kita ketika bisa menyebar dengan mudah di benua Afrika."
Tujuan Mereka, Mengancurkan Islam
  1. Gardener berkata : Perang salib bukan bertujuan untuk menyelamatkan Al-Quds, melainkan untuk menghancurkan Islam.
     
  2. Semboyan "Perangi Orang-orang Islam" yang menjadi semboyan demonstrasi orang-orang Yahudi di Paris sebelum perang 1967 M, mendapat sambutan positif di seantero Eropa.
     
  3. Philip Fondacy mengatakan," Sudah menjadi sebuah kebutuhan darurat bagi Perancis, untuk melawan Islam di dunia ini dan menempuh politik permusuhan terhadap Islam. Minimal, Perancis harus berusaha menghentikan perkembangan Islam.
     
  4. Orientalis Perancis, Keymond, dalam bukunya "Patologi Islam" menulis : Agama Muhammad adalah penyakit kusta yang menyebar di tengah masyarakat, dan melanda mereka dengan parah. Ia adalah penyakit yang membuat payah dan kelumpuhan masal. Ia adalah kegilaan fikiran yang mendorong mnausia untuk melarat dan malas. Ia tidak menyadarkan manusia dari kemelaratan dan kemalasan, kecuali untuk menumpahkan darah, menenggak minuman keras dan melakukan semua bentuk kemesuman. Karenanya, kuburan Muhammad adalah tiang listrik yang membuat kepala orang-orng Islam menjadi gila. Mereka menampakkan gejala-gejala kerasukan setan dan kegilaan fikiran yang tiada ujungnya. Mereka terbiasa untuk berbalik dari tabiat asli kemanusiaan, seperti membenci daging babi, minuman keras dan musik. Seluruh ajaran Islam tegak di atas kekerasan dan kemesuman dalam meraih kepuasan !" Ia melanjutkan," saya yakin, kita harus membinasakan seperlima umat Islam, menghukum sisanya dengan kerja paksa yang berat, menghancurkan Ka'bah dan menempatkan mayat Muhammad di museum Lofer."
     
  5. Raja Louis IX yang tertawan dalam perang salib di Manshurah, Mesir menulis," Tidak mungkin meraih kemenangan atas umat Islam melalui peperangan. Kita hanya akan bisa mengalahkan mereka, dengan cara sebagai berikut : (a) menimbulkan perpecahan di kalangan pemimpin umat Islam. Jika sudah terjadi, perluaslah ruangnya sehingga perselisihan ini menjadi faktor yang melemahkan umat Islam. (b) Tidak memberi peluang berkuasanya seorang penguasa yang shalih di negeri-negeri Islam dan Arab. (c) merusak pemerintahan di negara-negara Islam dengan suap, kerusakan dan wanita sehingga fondasi bangunan terpisah dengan puncak bangunan. (d) mencegah munculnya tentara yang meyakini hak atas tanah airnya, rela berkorban demi membela prinsip tanah airnya. (e) mencegah terbentuknya persatuan bangsa Arab di kawasan Arab. (f) Membuat sebuah negara Barat di tengah kawasan Arab, mulai dari Ghaza di sebelah selatan, sampai Antokia di sebelah utara, kemudian ke arah timur, terus memanjang sampai ke Barat.
     
  6. Samuel Zwemer mengatakan," Kristenisasi bagi peradaban Barat mempunyai dua keuntungan, keuntungan destruktif dan keuntungan produktif. Keuntungan destruktif, maknanya mencabut seorang muslim dari (keterikatan kepada ajaran-ajaran) agamanya, sekalipun dengan mendorongnya kepada atheisme…Keuntungan produktif, maksudnya adalah mengkristenkan orang Islam jika memungkinkan, agar ia bersama peradaban Barat menlawan kaumnya sendiri.[2]



[1] . Tentang "Armagedon" ini, selengkapnya bisa dikaji dalam buku tulisan Yusuf Thawil berjudul "Al-Bu'du Al-Dieni li-Hamalati Busy Al-Shalibiyah 'alal 'Alam Islami wa 'Alaqatuhu bi-Mukhathati Israil Al-Kubra." (Dimensi Religius Dalam Perang Salib Bush Terhadap Dunia Islam, dan Hubungannya dengan Rencana Israel Raya).
[2] . Beberapa kutipan ini hanyalah sedikit contoh dari sekian banyak bukti kebencian kaum Nashrani dan Yahudi kepada umat Islam. Bara dendam perang salib senantiasa bergejolak dalam keyakinan mereka, terlebih di kalangan tokoh agama, masyarakat, militer dan pemerintahan mereka. Bagi mereka, musuh terbesar dan sebenarnya adalah Islam dan kaum muslimin. Selengkapnya, bisa dikaji dalam beberapa buku semisal Ustadz Jalal 'Alim ; Qadatul Gharbi Yaquluuna Dammirul Islama wa Abiidu Ahlahu, syaikh Sa'id Hawa : Jundullah Tsaqafatan wa Akhlaqan, DR. Muhammad bin Sa'id Al-Qahthani : Al-wala' wal Bara' fil Islam, DR. Muhammad Muhammad Husain : Al-Islam wal Hadharah Al-Gharbiyah, syaikh Salman bin Fahd Al-'Audah : Al-Shahwah fi Nazharil Gharbi, Nihayatu Al-Tarikh dan lain-lain. 
wallahu a'lam bish showab...
*** TAMAT***
(saif al battar/manjaniq/arrahmahcom)

DEMI WAKTU


DEMI WAKTU
https://www.facebook.com/pages/STAI-PTDII-Lubang-Buaya/343214327063
Foto: DEMI WAKTU

"Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekadar lewat". (HR Bukhari)

Dari 7 besaran ISO (International Standard Organization) yang di rumuskan yakni panjang, temperatur, massa, waktu, arus listrik, jumlah zat dan intensitas cahaya, hanya satu besaran yang susah untuk dipahami, waktu. Hidup manusia di dunia terfungsikan oleh waktu. Waktulah yang membatasi antara satu kehidupan dengan kehidupan yang lain.

Waktu menurut para ahli adalah besaran untuk mengukur tingkat perubahan yang terjadi pada benda atau zat. Kita sendiri menjadi bukti dari definisi ini, masih ingatkah saat kita kecil ditimang oleh bunda kita atau saat kuda-kudaan dengan ayah kita, namun lihat diri kita sekarang, sudah berubah dari saat kita digendong dan main kuda-kudaan bukan? itu semua karena waktu.

Pada zaman dulu, manusia menganggap waktu itu absolute, kecuali dalam Islam. Waktu dianggap sama saja tidak peduli pada acuannya. Baru pada abad 20, ilmuwan termasyhur abad 20, Albert Einstein mengeluarkan postulat yang menyatakan bahwa waktu bersifat relatif tergantung pada acuannya. Einstein memisalkan, jika seorang laki-laki mengobrol dengannya yang sudah tua, beruban dan keriput, mengobrol satu jam seperti satu abad. Sedangkan jika mengobrol dengan yang masih muda, cantik dan anggun mengobrol 5 jam bisa terasa seperti 5 detik. Kurang lebih seperti itulah relativitas, kata Einstein.

Sekarang mari kita coba untuk membandingkan waktu dengan kerangka acuan waktu di dunia yang berdasarkan atas rotasi dan revolusi bumi atau benda langit lainnya dibandingkan dengan kerangka acuan akhirat berdasarkan berita dari Al-Qur’an dan Al hadits.

Firman Allah dalam Surat al-Mu’minuun [23] : 112-114

Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada (malaikat) yang menghitung. Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.

Dalam ayat ini, aroma relativitas waktu sangat kentara. Bayangkan, manusia yang hidupnya kurang lebih 70 tahun, ketika ditanya Allah menjawab hanya hidup satu hari atau setengah hari. Kemudian ditimpali oleh Allah bahwa hidupnya hanya sebentar saja, hanya sebentar.

Firman Allah yang lain dalam surat An-Naazi’aat [79] : 46

Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.

Dalam ayat ini lebih cepat lagi, hidup kita dirasakan hanya selama waktu sore atau pagi hari. Jika waktu sore di mulai jam 3 dan diakhiri jam 6, berarti kita merasa hidup cuma 3 jam. Dan jika pagi hari dimulai jam 7 dan selesai jam 11 berarti kita merasa hidup hanya 4 jam. Tentu saja lebih sebentar dari ayat sebelumnya.

Firman Allah Selanjutnya dalam surat Yunus [10] : 45

Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.

Pada ayat ini, lebih tinggi lagi komparasinya, hidup kita hanya dirasa SESAAT SAAT SIANG HARI saja, ALLAHUAKBAR.

Dan sekarang mari kita coba untuk menghitung perbandingan lama hidup kita menurut apa yang telah disampaikan nabi kita.

Bagaimana keadaan kalian jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian? (HR Hakim dan Thabrani)

Dan Firman Allah dalam surat Al-Ma’arij [70] : 4

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.

Hadits di atas berhubungan dengan keadaan kita nanti di padang mahsyar, kata nabi Muhammad, kita berada di padang mahsyar selama 50ribu tahun yang sama nilainya dengan 50 milenium sama dengan 500 abad sama dengan 6250 windu. Adakah waktu ini sebentar?

Jika kita korelasikan hadits tersebut dengan ayat di bawahnya, kita akan menemukan suatu angka yang sangat fantastis. Mari coba kita hitung. Manusia zaman ini hidup dengan umur rata-rata 70 tahun, Rasulullah Muhammad meninggal pada usia 63 tahun. Maka, perantauan kita di dunia jika dibandingkan dengan relativitas waktu di padang mahsyar hanya akan terasa 2 MENIT 1 DETIK, nilai tersebut didapat dari perbandingan sederhana yang bisa dihitung oleh siswa SD kelas 4.

Benar, HANYA 2 MENIT 1 DETIK. Maka benarlah pada hari yang dijanjikan itu, manusia-manusia yang ingkar terhadap Robb nya akan diliputi penyesalan yang mendalam, penyesalan karena waktunya (yang singkat) hanya dipakai untuk hal-hal yang sia-sia, penyesalan karena waktunya (yang singkat) hanya dimanfaatkan untuk bermalas-malasan, penyesalan karena waktunya (yang singkat) hanya dimanfaatkan untuk melakukan maksiat dan dosa.

Mereka pun mengandaikan bisa kembali ke dunia, namun sayang, penyesalan tinggal penyesalan. Maka tenggelamlah mereka oleh keringatnya sendiri, karena malu dan takutnya mereka dan semoga kita bukan bagian dari orang-orang yang menyesal tersebut.

Namun saat itu ada juga yang dinaungi awan kasih sayang oleh Robb, kita paham bahwa pada saat itu matahari hanya sejengkal di atas kepala. Merekalah orang-orang yang beruntung. Orang-orang yang menjadikan waktunya untuk memperjuangkan agama Robb nya. Orang-orang yang menjadikan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat buat diri dan sesama. Orang-orang yang menjadikan waktunya untuk senantiasa beribadah kepada Ilah nya. Mereka pun puas akan apa yang dilakukannya. Tidak sia-sia setiap tetes keringat dan tiap tetes darah yang mereka keluarkan demi kemuliaan agama ini. Tidak sia-sia mereka menahan gejolak mengumbar aurat dan berjuang menahan panas memakai jilbab bagi wanita. Tidak sia-sia mereka menahan setiap sentuhan, pandangan, pendengaran dari yang tak semestinya dilakukan. Benar, tidak akan sia-sia setiap amal kebaikan kita. Itulah hidup kita kawan, hanya sebentar.

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (QS al-Hasyr [59] : 18)

Perhitungan di atas memakai acuan padang mahsyar dan acuan waktu dunia, karena memang acuan padang mahsyar saja yang bisa kita perbandingkan. Sebab, kehidupan dunia ini tak akan bisa kita komparasi dengan surga atau neraka. Setiap yang kafir dan munafik masuk neraka sedangkan muslim masuk surga. Mereka yang munafik adalah orang-orang yang mengetahui hukum Allah namun kemudian ingkar, mereka yang menerapkan agama secara parsial, mengambil yang satu dan meninggalkan yang lain dan mereka yang muslim namun ragu akan nilai keislamannya.

Dan agama ini sudah sempurna. Baik dan buruk, halal dan haram sudah ditetapkan dengan jelas. Setiap aturan kehidupan mulai dari pergaulan, ekonomi, tatacara politik, pendidikan, sosial, hukum, dan ibadah sudah paripurna. Semua kembali kepada kita, maukah memakainya atau kita tetap dengan keadaan sekarang. Keadaan yang jauh dari nilai-nilai Islam. Wallahu a’lam bi ash shawab.

"Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?" (HR Muslim)



http://globalkhilafah.blogspot.com

"Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekadar lewat". (HR Bukhari)

Dari 7 besaran ISO (International Standard Organization) yang di rumuskan yakni panjang, temperatur, massa, waktu, arus listrik, jumlah zat dan intensitas cahaya, hanya satu besaran yang susah untuk dipahami, waktu. Hidup manusia di dunia terfungsikan oleh waktu. Waktulah yang membatasi antara satu kehidupan dengan kehidupan yang lain.

Waktu menurut para ahli adalah besaran untuk mengukur tingkat perubahan yang terjadi pada benda atau zat. Kita sendiri menjadi bukti dari definisi ini, masih ingatkah saat kita kecil ditimang oleh bunda kita atau saat kuda-kudaan dengan ayah kita, namun lihat diri kita sekarang, sudah berubah dari saat kita digendong dan main kuda-kudaan bukan? itu semua karena waktu.

Pada zaman dulu, manusia menganggap waktu itu absolute, kecuali dalam Islam. Waktu dianggap sama saja tidak peduli pada acuannya. Baru pada abad 20, ilmuwan termasyhur abad 20, Albert Einstein mengeluarkan postulat yang menyatakan bahwa waktu bersifat relatif tergantung pada acuannya. Einstein memisalkan, jika seorang laki-laki mengobrol dengannya yang sudah tua, beruban dan keriput, mengobrol satu jam seperti satu abad. Sedangkan jika mengobrol dengan yang masih muda, cantik dan anggun mengobrol 5 jam bisa terasa seperti 5 detik. Kurang lebih seperti itulah relativitas, kata Einstein.

Sekarang mari kita coba untuk membandingkan waktu dengan kerangka acuan waktu di dunia yang berdasarkan atas rotasi dan revolusi bumi atau benda langit lainnya dibandingkan dengan kerangka acuan akhirat berdasarkan berita dari Al-Qur’an dan Al hadits.

Firman Allah dalam Surat al-Mu’minuun [23] : 112-114

Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada (malaikat) yang menghitung. Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.

Dalam ayat ini, aroma relativitas waktu sangat kentara. Bayangkan, manusia yang hidupnya kurang lebih 70 tahun, ketika ditanya Allah menjawab hanya hidup satu hari atau setengah hari. Kemudian ditimpali oleh Allah bahwa hidupnya hanya sebentar saja, hanya sebentar.

Firman Allah yang lain dalam surat An-Naazi’aat [79] : 46

Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.

Dalam ayat ini lebih cepat lagi, hidup kita dirasakan hanya selama waktu sore atau pagi hari. Jika waktu sore di mulai jam 3 dan diakhiri jam 6, berarti kita merasa hidup cuma 3 jam. Dan jika pagi hari dimulai jam 7 dan selesai jam 11 berarti kita merasa hidup hanya 4 jam. Tentu saja lebih sebentar dari ayat sebelumnya.

Firman Allah Selanjutnya dalam surat Yunus [10] : 45

Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.

Pada ayat ini, lebih tinggi lagi komparasinya, hidup kita hanya dirasa SESAAT SAAT SIANG HARI saja, ALLAHUAKBAR.

Dan sekarang mari kita coba untuk menghitung perbandingan lama hidup kita menurut apa yang telah disampaikan nabi kita.

Bagaimana keadaan kalian jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian? (HR Hakim dan Thabrani)

Dan Firman Allah dalam surat Al-Ma’arij [70] : 4

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.

Hadits di atas berhubungan dengan keadaan kita nanti di padang mahsyar, kata nabi Muhammad, kita berada di padang mahsyar selama 50ribu tahun yang sama nilainya dengan 50 milenium sama dengan 500 abad sama dengan 6250 windu. Adakah waktu ini sebentar?

Jika kita korelasikan hadits tersebut dengan ayat di bawahnya, kita akan menemukan suatu angka yang sangat fantastis. Mari coba kita hitung. Manusia zaman ini hidup dengan umur rata-rata 70 tahun, Rasulullah Muhammad meninggal pada usia 63 tahun. Maka, perantauan kita di dunia jika dibandingkan dengan relativitas waktu di padang mahsyar hanya akan terasa 2 MENIT 1 DETIK, nilai tersebut didapat dari perbandingan sederhana yang bisa dihitung oleh siswa SD kelas 4.

Benar, HANYA 2 MENIT 1 DETIK. Maka benarlah pada hari yang dijanjikan itu, manusia-manusia yang ingkar terhadap Robb nya akan diliputi penyesalan yang mendalam, penyesalan karena waktunya (yang singkat) hanya dipakai untuk hal-hal yang sia-sia, penyesalan karena waktunya (yang singkat) hanya dimanfaatkan untuk bermalas-malasan, penyesalan karena waktunya (yang singkat) hanya dimanfaatkan untuk melakukan maksiat dan dosa.

Mereka pun mengandaikan bisa kembali ke dunia, namun sayang, penyesalan tinggal penyesalan. Maka tenggelamlah mereka oleh keringatnya sendiri, karena malu dan takutnya mereka dan semoga kita bukan bagian dari orang-orang yang menyesal tersebut.

Namun saat itu ada juga yang dinaungi awan kasih sayang oleh Robb, kita paham bahwa pada saat itu matahari hanya sejengkal di atas kepala. Merekalah orang-orang yang beruntung. Orang-orang yang menjadikan waktunya untuk memperjuangkan agama Robb nya. Orang-orang yang menjadikan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat buat diri dan sesama. Orang-orang yang menjadikan waktunya untuk senantiasa beribadah kepada Ilah nya. Mereka pun puas akan apa yang dilakukannya. Tidak sia-sia setiap tetes keringat dan tiap tetes darah yang mereka keluarkan demi kemuliaan agama ini. Tidak sia-sia mereka menahan gejolak mengumbar aurat dan berjuang menahan panas memakai jilbab bagi wanita. Tidak sia-sia mereka menahan setiap sentuhan, pandangan, pendengaran dari yang tak semestinya dilakukan. Benar, tidak akan sia-sia setiap amal kebaikan kita. Itulah hidup kita kawan, hanya sebentar.

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (QS al-Hasyr [59] : 18)

Perhitungan di atas memakai acuan padang mahsyar dan acuan waktu dunia, karena memang acuan padang mahsyar saja yang bisa kita perbandingkan. Sebab, kehidupan dunia ini tak akan bisa kita komparasi dengan surga atau neraka. Setiap yang kafir dan munafik masuk neraka sedangkan muslim masuk surga. Mereka yang munafik adalah orang-orang yang mengetahui hukum Allah namun kemudian ingkar, mereka yang menerapkan agama secara parsial, mengambil yang satu dan meninggalkan yang lain dan mereka yang muslim namun ragu akan nilai keislamannya.

Dan agama ini sudah sempurna. Baik dan buruk, halal dan haram sudah ditetapkan dengan jelas. Setiap aturan kehidupan mulai dari pergaulan, ekonomi, tatacara politik, pendidikan, sosial, hukum, dan ibadah sudah paripurna. Semua kembali kepada kita, maukah memakainya atau kita tetap dengan keadaan sekarang. Keadaan yang jauh dari nilai-nilai Islam. Wallahu a’lam bi ash shawab.

"Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?" (HR Muslim)