FPI, Televisi dan Dajjalisme Informasi
Yang membuat Koran dan TV 'bernafsu' memberangus FPI, karena huruf "I" di belakangnya
Oleh: SuharsonoSENIN siang, 9 Juni 2008, lebih dari 9000 umat Islam "mengepung" Istana Negara menuntut Ahmadiyah dibubarkan. Massa umat Islam se Jabodetabek berpakaian putih-putih ini juga meminta Habib Rizieq Shihab, pimpinan FPI dibebaskan.
Usai dari Istana Negara, massa menuju Polda Metro Jaya guna mengunjungi Ketua FPI, Habib Rizieq. Aksi damai bertema "Sejuta Umat" ini dihadiri puluhan ulama, tokoh Islam, aktivis Islam dan para habaib.
Dalam sebuah orasi, KH Nur Muhammad Iskandar, Pimpinan Pondok Pesantren Assidiqiyah mengatakan, jika tak ingin dianggap sebagai kepanjangan tangan Amerika, maka pemerintah harus segera membubarkan Ahmadiyah. "Jika tidak membubarkan Ahmadiyah, Presiden akan bertanggungjawab di hadapan mahkamah Allah, "ujar Kiai Nur.
Setelah orasi, sekitar sepuluh ulama dan kiai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski hanya ditemui juru bicaranya, Andi Malarangeng, yang tak lain kakak kandung Rizal Malarangeng, anggota Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang juga penyiar Metro TV.
Tapi jangan kecewa, sebab ribuan massa itu bukan berita besar. Karenanya, televisi tak perlu menyiarkannya secara langsung –apalagi harus-- menayangkan gambar secara berulang-ulang. Suara umat Islam tak terlalu penting!
Bandingkan dengan berita sebelumnya, selang beberapa jam kerusuhan Monas, 1 Juni 2008, seluruh media massa –terutama TV—seolah serempak. Meminjam bahasa Widji Tukul, "hanya satu kata, lawan FPI!". Dalam waktu sekejap, opini masyarakat yang tadinya meminta polisi menindak FPI tiba-tiba melebar meminta organisasi Islam yang dijuluki kalangan AKKBB sebagai "preman berjubah" layak dibubarkan.
Selama beberapa hari, TV menayangkan berulang kali anggota FPI mengejar dan memukul anggota AKKBB, memberikan kesan kuat "Inilah, sebuah kelompok atas nama agama, menggunakan baju dan pakaian Muslim, yang penyuka kekerasan!"
Entah sengaja atau tidak, agar lebih dramatis, ditayangkan pula wajah pria yang disebut-sebut kiai Nahdhatul Ulama (NU), KH Maman Imanul Haq (yang tak lain kiai muda pendukung AKKBB dan bukan representasi PBNU). Dia disebutkan mengalami memar di sekujur badan, sobek di dagu dan lain-lain. Ini menunjukkan, bahwa kiai NU pun ikut menjadi korban. Meski kemudian Ketua PBNU KH. Hasyim Muzadi marah dan tak ingin melibatkan NU (yang direpresentasikan dalam PBNU) terlibat dalam masalah ini.
Tapi apa lacur? Kesan pemirsa yang diciptakan TV sudah bulat. FPI "menganiaya" ulama NU! Esoknya, ormas-ormas onderbow NU seperti: PMII, GP Anshor dan Garda Bangsa marah. Alih-alih melawan kekerasan, mereka justru membalasnya dengan kekerasan serupa kepada FPI di beberapa daerah. Lengkap sudah. Balas membalas atas hasil karya berita televisi.
Di hari berikutnya, TV seolah membuat suasana ibu kota dan Indonesia mencekam. Koran Kompas, dengan tulisan cukup menyeramkan. “Negara Tidak Boleh Kalah”, menanggapi desakan media massa nasional agar bersikap tegas pada FPI yang bentrok dalam peristiwa Monas dengan kelompok massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB).
“Saya minta hukum ditegakkan, pelaku-pelaku diproses secara hukum dan berikan sanksi hukum secara tepat. Negara tidak boleh kalah dengan perilaku-perilaku kekerasan,” ujar Presiden dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta tahun itu.
Koran nasional berlokasi di Jakarta ini memuat habis-habisan penyerangan AKKBB dan meminta polisi bertindak tegas. Begitu pula koran dan media lain. Sampai sebuah koran nasional keliru memasang foto Munarman yang dinilai “mencekik” .
Beberapa jam pernyataan SBY ini, lebih 2000 polisi dikerahkan menyerbu rumah Habib Rizieq dan menangkapi anggota FPI. Habib, yang dalam aksi dengan AKKBB tak ikut dilapangan, bersama anak buahnya akhirnya dipenjara. Sementara pelaku AKKBB, Guntur Romli dan intel yang memprovokasi massa dengan mengacung-asungkan pistol untuk memprovokasi FPI, eh malah, tak tersentuh hukum, sampai hari ini.
Di saat yang sama, ratusan kru TV dan koran sudah menungu dan laporan LIVE di markas FPI, Petamburan. Tapi rupanya, bentrok berdarah-darah yang ditunggu-tunggu gagal mendongkrak rating. Maklum, tolak ukur jurnalisme media kita masih berkutat pada, "anjing menggigit orang bukanlah berita, tapi orang menggigit anjing barulah berita!"
Minggu lalu, peristiwa seperti ini nyaris terjadi. Selasa (14/02/2012), 60 orang anggota kelompok LSM (ada buruh, aktivis feminism, homoseksual, lesbian dan waria yang tergabung di LGBT) berkampanye membubarkan FPI dengan tema “IndonesiaTanpaFPI. Tak ada yang spesial, hanya demo biasa karena kelompok ini menumpang kasus penolakan FPI di Palangkaraya.
Tapi tunggu dulu, yang spesial justru stasiun TV. Di saat yang bersamaan, dua televisi nasional --TV One danMetro TV—menyiarkan LIVE kejadian ini. Rupanya, dua stasiun TV ini sudah menyiapkan dengan cermat agenda “anti FPI”. Dengan tema “Anti Ormas Anarkis” Metro “mengeroyok” Mendagri, Gamawan Fauzi agar segera menutup FPI.
Tak sekedar itu, tiap sekian menit, Metro menayangkan gambar-gambar FPI membabi-buta memecahkan kaca bar. Juga cuplikan SBY yang mengatakan, “Negara Tak boleh kalah dengan kekerasan” (mungkin maksud TV, yang bolah kalah harus masyarakat, khususnya Islam).
Tentu kasus ini tak bisa dipandang sederhana. TV begitu bernafsu menganggak masalah biasa-biasa saja menjadi istimewa. TV ingin kasus 2008 terhadap FPI itu berulang lagi. Ini jelas terlihat kesiapan kedua TV itu mengundang nara sumber dan liputan LIVE.
Pertanyaan pertama, bagaimana bisa aksi kecil kemudian hari itu dibuat seolah sebagai sesuatu kasus maha besar? Jawabnya sederhana, karena TV ingin kasus ini dianggap besar.
Pertanyaan kedua, mengapa TV dan media begitu bernafsu memberangus FPI, jawabannya juga sederhana, boleh jadi, karena ada satu huruf “I” (alias Islam) di belakangnya. Bayangkan jika “I” itu diganti Indramayu atau Inul. TV, media, politisi, artis seronok, gay, lesbi tak begitu khawatir dan cemas.
Irasional Khayali
Dari sekian banyak media massa yang dinyawai oleh kapitalisme, TV adalah satu-satunya yang dianggap oleh berbagai ahli sebagai "setan" paling biadab. Apa yang disuguhkan media massa dalam bentuk lain terakumulasi pada televisi. Ia menyuguhkan bacaan, gambar dan suara sekaligus sehingga bukan hanya mampu mengisi dan mewarnai imajinasi, tapi juga menyihir dan mengendalikan seluruh fungsi-fungsi kejiwaan lainnya.
Jean Baudrillard, seorang filosof Prancis, mengungkap sebuah hakikat tentang televisi. Menurutnya, seperti dikutip Yasraf Amir Piliang (dalam bukunya Sebuah Dunia yang Dilipat, Mizan), rangkaian tontonan yang disuguhkan oleh "kapitalis mutakhir" (bernama televisi), telah menyulap (membius) individu-individu menjadi kumpulan mayoritas yang diam (terhipnotis) . Bagaikan sebuah kekuatan sihir yang sangat dahsyat, media menjadikan massa yang diam itu layaknya sebuah layar raksasa yang pasrah dijejali dan dilalui oleh segala sesuatu yang naif.
Televisi, membius ratusan juta orang dari yang paling bodoh sampai profesor, dari penjahat sampai guru agama, dari balita sampai tua renta, untuk sebuah tontonan sepak bola dini hari. Namun, adakah makna hakiki dan luhur yang berbekas seusai tontonan itu? Di dalam tontonan sepak bola bukan makna (ideologis, moralitas dan spiritualitas luhur) yang dicari para penggilanya, melainkan semacam ekstasi (kepuasan puncak yang sangat sesaat) dari kedangkalan ritual dalam upacara menonton televisi itu sendiri.
Tontonan sejenis, reality show (pertunjukkan nyata) seperti Akademi Fantasi, Indonesian Idol, Kontes Dangdut, Dreamband dan masih banyak lagi, bagi saya adalah "kejahatan spiritual", yang menggiring masyarakat hanya memburu mimpi dan budaya konsumtif.
Di hadapan massa yang mabuk seperti itu, pesan-pesan TV yang rendah (serakah, dengki, licik, dusta) merasuki alam bawah sadar mereka dan mengakar kokoh di simpul-simpul kejiwaannya. Apalagi jika para produser, wartawan dan pembawa beritanya punya interest idiologis dan kebencian dengan kelompok lain. Klop!.
Walhasil, televisi yang jadi cermin masyarakat, tapi masyarakat yang jadi cermin televisi. Apapun yang "dilakukan" televisi pasti diikuti masyarakat. Ini karena televisi telah menciptakan ketidaksadaran massal. Meski, di situ ada indoktrinasi yang sadis dan nilai-nilai sesat.
Leonard Irwin, dosen psikologi dari Universitas Illionis, AS, bersama timnya mengadakan penelitian mengenai hal ini. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang pada usia delapan tahun telah menyaksikan tayangan negatif, ketika dewasa akan cenderung melakukan perbuatan jahat dan tidak punya belas kasihan.
Sunday Times pernah menulis, "Meskipun AS memiliki 440 ribu polisi federal, setiap jam terjadi dua kali pembunuhan, 194 kali perampokan bersenjata, 10 kali pemerkosaan terhadap wanita dan anak-anak, dan 600 kali pencurian di rumah-rumah. "
Bodohnya, televisi di negeri kita telah menjadi teman setia dalam keluarga. Seolah hidup kurang lengkap tanpa kehadiran televisi .
Dajjalisme Informasi
Menutup tulisan ini, mungkin Anda semua ada yang menganggap saya pecinta "kekerasan" kan? atau saya anggota FPI? Tidak. Seumur-ulur saya tak kenal Habib Rizieq, apalagi ikut aksinya. Saya hanya bicara bagaimana efek dramatis siaran sebuah TV dan keadilan menyampaikan kebenaran.
FPI pasti punya salah dan semua kelompok juga punya salah. Hanya saja, media kita sering menutup mata banyak peristiwa, apalagi menyangkut umat Islam. Contoh kecil; adalah Jaringan Islam Liberal (JIL) dengan berbagai pemikirannya banyak melawan otoritas ulama sedunia dan yang telah disepakati dalam Islam. Mereka hanya kelompok kecil, tidak sampai ratusan. Tetapi oleh media dan TV, semua pikirannya "dipaksakan" agar diterima 200 juta penduduk negeri ini. Adilkah? jelas tidak. Sementara FPI--di luar aksi keras-nya-- ia pasti mewakili harapan mayoritas umat Islam (ada MUI, NU, Muhammadiyah, Al Irysad, Al Wasliyah, Al Khairat, Persis, BKMT, HTI, PKS, Wahdah, ICMI, Hidayatullah dan masih banyak lagi), yang jelas sepakat memberangus kemaksiatan, peredaran minuman keras, pelacuran dll.
Itulah yang sering tak dipahami media. Sehingga banyak orang (khususnya umat Islam), media dan TV lebih memilih minoritas yang tak pernah mewakili ratusan juta umat ini. Jika nilai keadilan ini tak pernah dipahami media, percayalah, satu FPI Anda tutup, kelak bisa saja akan lahir ribuaan FPI di berbagai daerah. Media harus peka sosial di mana ia tinggal. Kita tinggal di negeri dengan penduduk Muslim terbesar, kenapa kepekaan sosial seperti ini sering diabaikan?
Pernah mendengar cerita tentang Dajjal, makhluk besar bermata satu yang muncul menjelang hari kiamat? Makhluk kutukan ini bisa dengan mudah menjadikan manusia berbondong-bondong ingkar kepada Allah. Inilah yang dirasakan masyarakat terhadap berbagai tayangan-tayangan "menyesatkan" media dan TV kita saat ini.
Lantas apa yang harus kita lakukan, sebagai bagian dari umat ini? Memang tidak mudah. Jika 'dajjalisme informasi' ini terus melahirkan standar moral rendahan dan ketidak-adilan, lambat-laun, aksinya akan mengurung dan mengerdilkan entitas ruh dan imajinasi umat Islam. Bukan tak mungkin, seperti tugas Dajjal, di mana tujuan utamanya adalah "memurtadkan" umat Islam dari ajaran agamanya. Sebelum kita memiliki pilihan yang layak, sebaiknya, "Singkirkan 'kotak setan' itu dari rumah kita sekarang juga!". Wallahu a'lam bi shawab.*
Penulis adalah mantan Kabid. Litbang HMI Cabang Jogja Periode 1987–1988
Daftar Perjuangan FPI Berantas Kemungkaran Dan Bantu Korban Bencana Alam
Oleh, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi
Selama ini masyarakat memandang FPI sebagai organisasi penuh masalah. Aksi-aksi sosial terhadap korban ketidakadilan jarang mendapat porsi layak di media. Tidak heran umat muslim memandang sebelah mata perjuangan FPI selama ini. Padahal banyak rekam jejak FPI membantu umat muslim dan masyarakat umum demi ketentraman dan kenyamanan. Berikut kami sajikan beberapa aksi positif yang sempat terekam. Tentu meski sedikit yang bisa kami rekam ditengah perjuangan FPI dalam melawan kemaksiatan membantu masyarakat dalam bencana alam. Saya hanya mau bilang bahwa kita masih beruntung memiliki FPI.
Tahun 1998
- 14 Oktober-18 Oktober Badan Pengacara Fakta DPP-FPI mengadakan investigasi kasus teror, pembantaian, dan pembunuhan para ulama, kyai, ustad, dan beberapa guru pengajian dengan dalih dukun santet di beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur antara lain di Demak, Pasuruan, Jember, Purbalingga, dan Banyuwangi yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab.
- 21 Oktober
- DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap dan Seruan tentang hasil kerja Badan Pencari Fakta DPP-FPI dari tanggal 14-18 Oktober 1998
- Berbarengan dengan hal tersebut di atas DPP-FPI menyampaikan pernyatan sikap dan seruannya kepada Presiden Republik Indonesia tentang "Kasus Ninja"
- 28 Oktober DPP-FPI mengeluarkan "Seruan Jihad FPI" terhadap "pasukan ninja" yang telah meneror dan membunuh para kyai dan ulama. Konon Ninja yang menculik para kyai itu bisa loncat setinggi 2-3 meter. Dan FPI berusaha melindungi para ulama dari serangan ninja.
- 12 November DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pertanggungjawaban Orde Baru.
- 13 November Menyampaikan aspirasi ke Sidang Istimewa MPR 1998 tentang tuntutan rakyat yang menghendaki :
- Pencabutan Pancasila sebagai asas tunggal
- Pencabutan P4
- Pencabutan Lima Paket Undang-undang Politik
- Pencabutan Dwifungsi ABRI dari Badan Legislatif atau Eksekutif
- Penghargaan hak asasi manusia
- Pertanggungjawaban mantan Presiden Republik Indonesia Soeharto
- Permohonan Maaf Golkar sebagai Penanggung Jawab Orde Baru
- 22 November Insiden Ketapang meletus, terjadi perusakan sebuah mesjid di bilangan Ketapang, Gajah Mada, Jakarta Pusat, oleh sejumlah kurang lebih 600 orang preman Ambon. Laskar Pembela Islam berhasil memukul mundur penyerang, dipimpin langsung oleh Imam Besar Laskar LPI, KH. Tb. M. Siddiq AR, di bawah komando Ketua Umum FPI.
- 1 Desember DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap tentang Insiden Kupang, Nusa Tenggara Timur yang intinya "mengecam, mengutuk dan melaknat tindakan kelompok Kristen Radikal yang telah merusak / membakar sejumlah mesjid dan membantai / membunuh / menganiaya sejumlah umat muslim.
- 16 Desember FPI beserta ormas-ormas Islam lainnya di tugu Monumen Nasional berunjuk rasa dan mengeluarkan pernyataan sikap tentang penutupan tempat-tempat maksiat menghadapi bulan suci Ramadan 1419 H/1998 M.
Tahun 1999
- 5 Januari DPP-FPI mengeluarkan surat dukungan perjuangan kepada santri dan warga kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Jati Negara, Jakarta Timur, dalam memperjuangkan Amar ma'ruf nahi munkar dengan usaha menutup tempat-tempat maksiat di lingkungan sekitarnya yang menjadi sarang minuman keras, perjudian, pelacuran dan premanisme yang telah mengganggu kamtibnas serta merusak nilai-nilai agama dan sosial kemasyarakatan.
- 29 Maret DPP-FPI mengutus delegasi yang dipimpin oleh Sekjen FPI, KH. Drs. Misbahul Anam untuk menyampaikan surat kepada Jenderal Polisi Roesmanhadi perihal Permohonan Pemeriksaan mantan Menhankam/Pangab RI Jend. (Purn.) L.B. Moerdani dan kroni-kroninya tentang keterlibatannya dalam beberapa kerusuhan sebagaimana diberitakan oleh sebuah majalah Far Eastern Economic Review (FEER) yang terbit di Hongkong.
- 17 April Laskar Pembela Islam mengeluarkan pernyataan sikap bersama ormas Islam lainnya yang berisi mengutuk pelaku pemboman Mesjid Istiqlal, dan menuntut kepada pihak kepolisian agar mengusut secara tuntas pelaku pemboman tersebut.
- 24 Mei DPP-FPI dengan laskar-nya berhasil menangkap oknum mahasiswa Universitas Tarumanegara yang bernama Pilipus Cimeuw yang telah menurunkan spanduk FPI yang dipasang di jembatan penyeberangan di depan kampusnya karena tersinggung dengan isi tulisan spanduk yang berbunyi Awas waspada! Zionisme & Komunisme Masuk di Segala Sektor Kehidupan. Dua rekannya, Mario dan Iqbal melarikan diri.
- 2 Juni DPP-FPI dan LPI berunjuk rasa di depan Mapolda Metro Jaya mengeluarkan pernyataan sikap agar media-media pornografi, perjudian, pelecehan dan penindasan terhadap Islam dan ummat Islam dihapus.
- 6 Juni Malam hari sebelum Pemilu 1999, LPI menyelamatkan 18 orang ustadz yang terbagi di beberapa wilayah ibu kota dan sekitarnya, karena telah dianiaya oleh sejumlah kader PDI Perjuanganyang telah tersinggung oleh seruan dan fatwa beberapa ormas Islam
- 22 Agustus DPP-FPI, LPI dan simpatisan mengadakan Pawai Akbar keliling Ibu Kota Jakarta dengan nama "Pawai Anti Maksiat" yang bertema "Meraih Taat, Mencampak maksiat dalam rangka menuju Indonesia Baru yang Religius". Dimulai dari Markas Besar LPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat dan berakhir di Kampung Utan, Ciputat, Jakarta Selatan
- 13 September LPI menutup beberapa tempat perjudian di daerah Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat dan berhasil menangkap dua bandar judi dengan barang buktinya.
- 18 September. LPI menutup tempat pelacuran/prostitusi di wilayah Ciputat
- 22 September LPI menutup diskotek Indah Sari yang menjadi sarang narkoba di Petamburan, Tanah Abang
- 25 September
- DPP-FPI mengeluarkan surat pernyataan tentang bahaya Forkot dan Famred sebagai kelompok mahasiswa kiri
- Aksi Peduli berbagai Kasus Nasional
- Penyerahan bantuan ke Ambon sejumlah kurang lebih Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) serta 7 kontainer logistik dan obat-obatan, bantuan tersebut diberikan melalui
- Ikatan Silahturrahmi Maluku
- KH. Abdul Wahab Polpoke
- Tokoh-tokoh Ambon
- Bapak Rustam Kastrol, dkk.
- Bantuan serupa diberikan juga untuk Sambas dan Tual serta Aceh
- 12 Desember Gedung Balai Kota DKI Jakarta diduduki selama 13 jam oleh LPI menuntut penutupan tempat hiburan selama bulan suci Ramadhan dan minggu pertama Syawal
Tahun 2000
- 27 Maret Mabes LPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Peraturan Daerah anti-Maksiat
- 15 Mei DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Undang-Undang anti-Maksiat
- 24 Juni DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pembubaran Komnas HAM dan Laskar Pembela Islam menyambangi Gedung Komnas HAM karena kecewa atas kinerjanya yang diskriminatif terhadap persoalan ummat Islam
- 10 Agustus DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Maklumat Pengembalian Piagam Jakarta
- 1 Oktober
- DPP-FPI mengeluarkan Surat Seruan Moral Media. Seruan tersebut dikirimkan ke semua instansi terkait, termasuk seluruh media cetak maupun elektronik.
- DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang pembebasan Al-Aqsha
- 9 Oktober Mabes-LPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Seruan Tolak Israel.
- 14 Desember Ribuan anggota LPI mendatangi pusat pelacuran Cikijing di perbatasan Subang-Karawang. FPI juga meminta pertanggungjawaban atas kebiadaban para preman terhadap Habib Sholeh Al-Habsyi.
Tahun 2001
- 9 Oktober FPI melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Amerika Serikat dengan merobohkan barikade kawat berduri dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta meriam air.
Tahun 2002
- 7 Januari DPP-FPI mengeluarkan fatwa haram bagi Pemerintah untuk memungut pajak dari rakyat kecil, menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL), dan Pulsa Telepon, serta menyusutkan dana pelayanan masyarakat lainnya selama korupsi tidak diberantas.
- 26 Februari FPI dan Majelis Mujahidin Indonesia menyampaikan protes keras terhadap Kedutaan Besar Singapura tentang
- Pelarangan jilbab di Singapura
- Pernyataan provokatif Lee Kuan Yew.
- 15 Maret
- Panglima Laskar Front Pembela Islam (FPI), Tubagus Muhammad Sidik, menegaskan bahwa aksi sweeping terhadap tempat-tempat hiburan yang terbukti melakukan kemaksiatan merupakan hak masyarakat.
- Satu truk massa FPI (Front Pembela Islam) mendatangi diskotek di Plaza Hayam Wuruk.
- Sekitar 300 masa FPI menggelar demo di sebuah tempat hiburan, Mekar Jaya Billiard, di Jl. Prof Dr. Satrio No.241, Karet, Jakarta.
- 21 Maret DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan Protes Keras terhadap Filipina yang telah melakukan rekayasa intelijen dalam penangkapan para aktivis dakwah Islam.
- 22 Maret DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang seruan penghentian dan pelarangan perjalanan ke Israel dengan dalih wisata ziarah ke Al-Aqsa atau alasan apapun yang tidak berkaitan dengan upaya pembebasan Al-Aqsa
- 24 Maret Sekitar 50 anggota FPI mendatangi diskotek New Star di Jl. Raya Ciputat. FPI menuntut agar diskotek menutup aktivitasnya.
- 25 Maret DPP-FPI menyatakan penolakan kedatangan Shimon Peres, Menlu Israel ke Indonesia. Surat pernyataan ini diikuti oleh Patroli Anti Israel yang digelar Laskar FPI di berbagai daerah, khususnya bandara-bandara internasional dan tempat-tempat wisata di Indonesia.
- 8 April FPI bersama puluhan ormas Islam lain mendeklarasikan pembentukan Komite Pembebasan Al-Aqsha (JPA) di Kantor Pusat DPP-FPI yang kemudian dijadikan sebagai Sekretariat Bersama KPA. Saat itu juga dibuka pendaftaran jihad ke Palestina. Di hari pertama tidak kurang dari 10.000 mujahid telah mendaftarkan diri. KPA dibentuk dengan tujuan jangka panjang memerdekakan Al-Aqsha dari penjajahan zionis Yahudi Israel. Karenanya, pendaftaran tersebut akan tetap dibuka sehingga tujuan utama KPA terealisasi.
- 24 Mei Puluhan massa dari Front Pembela Islam (FPI) di bawah pimpinan Tubagus Sidiq menggrebek sebuah gudang minuman di Jalan Petamburan VI, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
- 26 Juni Usai berunjuk rasa menolak Sutiyoso di Gedung DPRD DKI
- 5 Agustus Perayaan ulang tahun ke-4 FPI dengan tema Pawai Hukum Islam.
Tahun 2003
- 14 Maret Laskar FPI siap bantu Wartawan yang diintimidasi "Orang-Orang" Tommy Winata.
- 23 Maret FPI dan ormas Islam lainnya melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk menentang serangan terhadap Irak.
- 8 April Ketua Umum FPI dengan Tim Kemanusiaan Hilal Merah Indonesia berangkat ke Yordania, untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan ke Irak.
- 19 September DPP-FPI bersama Laskar FPI, Ormas Islam dan istri aktivis yang diculik mengadakan aksi di Mabes Polri dengan tema Stop Penculikan.
- 13 Oktober DPP-FPI menyampaikan surat ke DPRD DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta tentang Pelarangan buka bagi Tempat Hiburan selama bulan Ramadhan 1424 H dan seminggu pertama Syawal.
Tahun 2004
- 22 Agustus DPP-FPI menyatakan sikap untuk Golput terhadap Pemilu Presiden putaran ke-2.
- 3 Oktober FPI mendatangi pekarangan Sekolah Sang Timur dan memerintahkan para suster agar menutup gereja dan sekolah Sang Timur. Front Pembela Islam (FPI) menilai orang-orang Katolik telah mempergunakan ruang olahraga sekolah sebagai gereja, yang sudah digunakan selama sepuluh tahun.
- 11 Oktober FPI Depok Ancam Razia Tempat Hiburan.
- 28 Oktober Front Pembela Islam (FPI) tetap meneruskan aksi sweeping di bulan Ramadhan
- 26 Desember Terjadi Bencana Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, FPI segera mengirimkan sukarelawan. Dimana di Aceh ini FPI mendapat nama harum sebagai sukarelawan yang paling bertahan dan bersedia ditugaskan di daerah-daerah yang paling parah, termasuk menjaga kesucian Mesjid Raya Baiturrahman, Aceh.
Tahun 2005
- 5 Januari Relawan FPI menemukan Jenazah Kabahumas Polda NAD Kombes Sayed Husain yang meninggal karena bencana Tsunami, Aceh.
- 27 Juni FPI mencegah aksi kemaksiatan bertajuk Kontes Miss Waria di Gedung Sarinah Jakarta
- 5 Agustus FPI dan FUI mengancam berencana menyambangi kantor JIL atas gagasan-gasannya yang menghina Islam
- 22 September FPI meminta agar pemeran foto bertajuk Urban/Culture di Museum Bank Indonesia, Jakarta agar ditutup.
Tahun 2006
- 19 Februari Ratusan massa Front Pembela Islam berunjuk rasa ke kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat
- 12 April FPI menyambangi Kantor Majalah Playboy yang membahayakan akhlak generasi muda.
- 20 Mei, anggota FPI menggerebek 11 lokasi yang dinilai sebagai tempat maksiat di Kampung Kresek, Jalan Masjid At-Taqwa Rt 2/6, Jati Sampurna, Pondok Gede yang akan merusak moral bangsa.
- 21 Mei Dalam aksi mendukung RUU APP, FPI, MMI dan HTI menyegel kantor Fahmina Institute di Cirebon yang banyak mengeluarkan pemikiran-pemikiran menyimpang dalam pemikiran Islam.
- 23 Mei FPI, MMI, HTI, dan FUI meminta klarifikasi KH Abdurrahman Wahid dalama forum Dialog Lintas Etnis dan Agama di Purwakarta Jawa Barat, atas pernyataannya yang menghina al-Qur'an sehingga acara berakhir sebelum waktunya. Namun mendadak sejumlah media massa mengabarkan Gus Dur diusir dari forum sehingga memicu kemarahan pendukungnya.
- 25 Mei FPI menyidak sejumlah tempat hiburan dan warung minuman di Kampung Kresek, Jatisampurna, Bekasi. Front Pembela Islam (FPI) cabang Bekasi, mengepung kantor Polres Metro Bekasi.
- 28 Mei FPI tiba di Yogyakarta dan membantu para korban gemba Jogja. Posko FPI dengan 120 relawannya terletak di sebelah barat pintu masuk lapangan, sedang posko HTI di pojok barat-utara lapangan. Ust Drajat, penanggung jawab Posko HTI di Segoroyoso tersebut menerangkan, HTI dan FPI telah bekerjasama mendirikan Tenda Sahabat. Tenda yang berfungsi mulai Jumat (2/06) ini dimaksudkan untuk memberikan berbagai pelayanan kepada masyarakat setempat.
Tahun 2007
- 25 Januari Ratusan orang anggota FPI, yang dipimpin oleh Habib Rizieq, mendatangi markas Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk meminta dilakukannya investigasi terhadap serangan yang dilakukan Polri di kawasan Tanahruntuh, Poso, Sulawesi Tengah beberapa hari sebelumnya.
- 29 April Massa FPI mendatangi acara pelantikan pengurus Papernas Sukoharjo yang beraliran komunis.
- 1 Mei Aksi peringatan Hari Buruh Internasional May Day 2007, diwarnai ketegangan antar gabungan massa aksi Front Pembela Islam (FPI) dan Front anti Komunis Indonesia (FAKI) dengan massa Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta (ARPY) yang beraliran komunis.
- 9 Mei Puluhan anggota FPI mendatangi diskotek "Jogja Jogja" dan mengusir orang-orang yang bermaksud mengunjungi tempat hiburan ini. Alasannya, diskotek ini menggelar striptease secara rutin.
- 12 September FPI menyambangi rumah tempat berkumpul aliran Wahidiyah, karena mengajarkan kesesatan.
- 24 September Di Ciamis, FPI meyambangi warung yang buka pada bulan puasa karena mereka menjual barang-barang haram (seperti minuman keras) di bulan Ramadan
- 29 September FPI merazia beberapa warung makan di Tasikmalaya. Setiap warung yang kepergok menyiapkan makanan siap saji langsung ditutup. Pemilik warung juga diberikan selebaran berisi imbauan menghormati bulan suci Ramadan. Aksi ini dikawal polisi.
Tahun 2008
- 1 Juni Massa FPI bentrok massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) yang sebagian besar terdiri dari aktivis liberal, kaum homoseks, dan beberapa organisasi menyimpang lainnyab di sekitar Monas. Massa AKK-BB waktu itu sedang berdemo memprotes SKB Ahmadiyah. AKKBB juga melakukan provokasi sebelum terjadi bentrokan.
Tahun 2009
27 Maret Relawan Kemanusiaan FPI Nasional pada hari Jum'at tanggal 27 Maret 2009 sekitar jam 08.30 WIB langsung turun ke tempat tempat kejadian Bencana Situ Gintung, tepatnya pada sebuah Masjid Jabalur Rahmah yang terendam lumpur sepinggang orang dewasa. Mesjid yang satu-satunya bangunan yang masih berdiri kokoh bertempat tepat di mulut tanggul Situ Gintung. Sementara ratusan rumah disekelilingnya yang juga terbuat dari tembok telah rata dengan tanah, tersapu oleh terjangan air bah akibat jebolnya tanggul Situ Gintung. Relawan Kemanusiaan FPI membuka Posko tepat di masjid tersebut yang fokus bekerja untuk mengevakuasi jenazah yang tertimbun maupun membantu relawan lainnya.
8 September. Puluhan massa dari Front Pembela Islam (FPI) Subang, menggelar aksi sosial penggalangan dana bantuan untuk korban gempa bumi Tasikmalaya. Aksi sosial anggota FPI ini, dilakukan di perempatan atau di bawah jembatan layang (fly over) Pamanukan.
5 Oktober FPI membantu korban gempa di Padang. FPI ikut membantu korban gempa di Padang dan sekitar dengan menyediakan relawan. Irwan, salah satu pengurus harian FPI berujar, “FPI telah memberangkatkan relawan sebanyak 4 mobil.”
Tahun 2010
- 30 April Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) mendatangi Hotel Bumi Wiyata di Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, Jawa Barat. Sekalipun polisi mencoba menghadang, FPI tetap mencoba masuk ke hotel, untuk membubarkan Seminar Waria yang sedang berlangsung penuh kenistaan.
- 25 Mei FPI mengupayakan untuk membongkar patung ‘binal’ tiga mojang di Bekasi secara paksa demi menjaga moral masyarakat. Patung ini tidak pantas ditengah Bekasi sebagai basis umat muslim.
- 28 Mei Saat perayaan waisak dan salat jumat secara bersama FPI melakukan bongkar patung musyrik naga di kota Singkawang.
- 28 September Front Pembela Islam (FPI) menyambangi empat lokasi pemutaran film yang bertema LGBT (Lesbian, Gay, Biseks, dan Transgender). Pengumuman pembatalan film ini disampaikan lewat Twitter resmi Q! Film Festival, Selasa (28/9/2010).
- 8 Agustus Ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) diserang jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Indah Timur pukul 9 pagi di Kampung Ciketing Asem, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Sebelumnya FPI melihat ada upaya Kristenisasi yang dilakukan fihak HKBP.
- 29 Oktober Dengan lokasi medan yang jauh dan sulit dicapai, Ketua Umum Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab menyatakan siap untuk memimpin langsung relawan FPI untuk membantu evakuasi korban Mentawai. ''Saya siap memimpin langsung relawan FPI untuk membantu mengevakuasi korban di Mentawai,'' tegas Habib Rizieq pada Republika di Jakarta, Jumat (29/10). FPI Akhirnya berhasil sampai ke Mentawai, namun kami tidak mendapat tanggal pasti.
- 29 November, FPI (Front Pembela Islam) akan menghadang bintang porno Jepang Maria Ozawa di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Rencana kedatangan artis porno dari Jepang, Maria Ozawa alias Miyabi pada Senin (29/11), bakal dihadang ratusan orang dari Front Pembela Islam (FPI). Mereka akan menghadang Miyabi di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. “FPI Tangerang akan melakukan konvoi tiga kendaraan roda empat dan 50 kendaraan bermotor, memantau kedatangan Miyabi ke Jakarta. (Habib Emuh Assegaf),” begitu bunyi SMS yang diterima Jakarta Fokus dari Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim.
Tahun 2011
- 10 Februari Juru bicara FPI, Munarman mengeluarkan ancaman akan menggulingkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono jika berani membubarkan organisasi masyarakat seperti FPI. Ancaman itu dikeluarkan dalam menanggapi pernyataan Presiden di Kupang, dalam acara peringatan Hari Pers Nasional yang mengatakan "ormas yang terbukti melanggar hukum melakukan kekerasan, dan meresahkan masyarakat, jika perlu harus dibubarkan." Pernyataan itu dilontarkan tidak lama setelah tragedi pengeberekan jamaah sesat Ahmadiyah di Cikeusik, Banten
- 18 Februari Seribuan massa dari Front Pembela Islam dan Forum Umat Islam (FUI) melakukan demonstrasi anti Ahmadiyah di Bundaran Hotel Indonesia. Dalam aksi ini FPI dan FUI mengecam dan menuntut pembubaran Ahmadiyah sebagai aliran sesat yang membonceng nama Islam.
- 4 Maret Massa FPI berhasil menutup markas Ahmadiyah di Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu.
- 9 Maret. Atas dakwah FPI, sebanyak enam orang warga Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya jemaah Ahmadiyah menyatakan diri taubat berdasarkan keinginan sendiri yang merasa telah terlalu jauh mengikuti ajaran Ahmadiyah yang menyimpang dari ajaran agam Islam.
- 12 Maret FPI menawarkan 1.000 relawannya untuk membantu masyarakat Jepang dalam evakuasi pasca gempa dan tsunami yang melanda negara tersebut.
- 26 Juli Massa FPI menyidak sebuah gedung yang diduga tempat pertemuan waria di Purwokerto, Jawa Tengah.
- 13 Agustus Massa FPI menyambangi markas Ahmadiyah di Makasar.
- 18 Agustus Massa FPI melakukan sweeping Pasar 17 Agustus di Pamekasan.
- 20 Agustus Massa FPI melakukan sweeping warung di Puncak
- 27 Agustus Massa FPI menyambangi mobil milik penjual miras di Senayan, Jakarta.
- 28 Agustus Massa FPI mendatangi SCTV tentang film ? yang melecehkan Islam.
- 5 Oktober Bayangkan karena takut didatangi FPI, panitia film Q! Festival menyelenggarakan pergelaran film ini diam-diam tanpa ekspose. Acara 10th Q! Film Festival, sebuah festival film yang mengangkat dan mengkampanyekan wacana lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT) telah berlangsung berkai-kali di Indonesia. Mereka hanya berhenti tahun 2010 ketika disatroni FPI
- 14 Desember FPI kawal korban Mesuji untuk mencari keadilan pada penampu kebijakan. Para korban kekejian aparat tersebut didampingi oleh Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab beserta Badan Hukum Front (BHF) dan Laskar FPI. Ahmad Hanafi SH, salah seorang advokat BHF FPI mengatakan, para korban Mesuji ditampung di Wisma FPI, di Jalan Petamburan III. “Sudah seminggu mereka, bermalam di dekat markaz FPI. Mereka betul-betul meminta perlindungan, karena itu kami sediakan tempat di sana,” kata Ahmad.
- 19 Desember Tim Investigasi Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpin oleh Ustadz Machsuni Kaloko mengabarkan, puluhan bendera FPI berkibar di gubuk-gubuk dan tenda darurat pengungsian warga korban Mesuji, Lampung. Dikabarkan pula, warga menolak masuknya bendera-bendera partai politik di area pengungsian itu. “Itulah salah satu sebab yang menyebabkan tim gabungan pencari fakta komisi III DPR, yang didominasi oleh fraksi-fraksi partai di DPR menjadi gerah berlama-lama di zona pengungsian,” demikian SMS dari salah seorang aktivis FPI yang berada di Mesuji sejak dua hari yang lalu.
- 20 Desember FPI konvoi menolak maraknya minuman keras dan seks bebas di Kota Tasikmalaya. Mereka melakukan konvoi menggunakan puluhan kendaraan roda dua dan empat. Mereka mendatangi beberapa kantor seperti Gedung kejaksaan Jl.Ir. H. Djuanda, Bale Kantor Walikota Tasikmalaya Jl.Letnan Harun, Mapolresta Tasikmalaya Jln.Letnan Harun dan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya Jln. L.L.R.E.Martadinata, Kota Tasikmalaya
Tahun 2012
- 1 Januari Jaksa Juprizal yang setiap harinya bertugas di Kejaksaan Negeri (Kejari) Batam dibekuk polisi dan massa saat memeras. Juprizal memeras Rp 200 juta kepada Ali Akbar selaku konsultan di Dinas PU Batam dan Suratno, pegawai di Dinas PU Batam. Penangkapan Juprizal pada Rabu (1/2/2012) malam. Penangkapan bermula saat Ali dan Suratno berpura-pura memenuhi permintaan jaksa Juprizal. Dibantu anggota FPI dan personel kepolisian, mereka menjebak jaksa untuk melakukan transaksi.
- 12 Januari Massa FPI melakukan aksi menolak miras di Gedung Kemendagri. Mendagri berusaha melegalkan barang haram itu di masyarakat.
- 11 Februari Mendatangi Kalimantan Tengah atas undangan Warga Dayak yang meminta bantuan FPI atas berbagai ketidakadilan di Kalteng, namun provokasi dari Teras Narang menggagalkan kehadiran FPI. (Berbagai Sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar