Zionis Mendorong Amerika Serikat Kedalam Perang Dunia III
(Zionists Push US Into Another World War)
Ayatollah Khamenei (atas) menggantikan peran Hitler dalam lanjutan spektakuler baru Illuminati, yaitu "Perang Dunia Ketiga." Sekali lagi tujuan Barat untuk menyelamatkan orang Yahudi terancam "pembinasaan."
Oleh: Henry Makow Ph.D
Bebek-bebek berbaris untuk perang dunia yang lain. Seperti dalam perang dunia sebelumnya, Zionis menyeret Amerika Serikat ke dalam perang. Jika Amerika tertipu lagi, mereka layak menerima konsekuensinya.
Informasi utama dalam Drudge.com adalah: "Ayatullah: Bunuh semua orang Yahudi, musnahkan Israel ... "Ayatollah: Kill all Jews, annihilate Israel..."" Amerika diharapkan mendukung pertahanan mereka, seperti anjing yang terlatih.
Di Drudge.com kita dapati tautan sebuah artikel kepada situs Neocon "World Net Daily." (Jelas Drudge merupakan sebuah aset Zionis.)
Artikel yang ditulis oleh "seorang mantan agen CIA" mengatakan, "pemerintah Iran, melalui situs yang mewakilinya, telah membuat pembenaran hukum dan agama untuk menghancurkan Israel serta membantai rakyatnya .... doktrin ini mencakup [serangan antisipasi - preemptive strikes] untuk menghapus aset Israel dan orang Yahudi di seluruh dunia."
Sumber dari pameran kekuatan senjata ini adalah sebuah artikel di sebuah situs Persia yang ditulis oleh "Alireza Forghani, seorang analis konservatif dan spesialis strategi dalam kubu Khamenei."
Namun, sebuah situs Israel mengidentifikasi Alireza Forghani hanya sebagai "seorang blogger Iran:"
"Alireza Forghani, seorang insinyur komputer, menulis dalam esainya bahwa Teheran harus mengeksploitasi Barat secara perlahan-lahan selama pemogokan di Iran untuk "memusnahkan Israel" pada tahun 2014 -. Yaitu sebelum masa jabatan Presiden Mahmoud Ahmadinejad habis. Posting artikel ini diliput secara luas dalam media Iran pada hari Sabtu. "
Jadi, daripada seorang juru bicara pemerintah, Forghani sebenarnya hanyalah "seorang blogger," dengan garis batas waktu dua tahun untuk "serangan antisipasi - preemptive strikes."
Ini adalah bagaimana Zionis memukul genderang perang.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan pergolakan di daerah akan menyebabkan kemunduran dan isolasi terhadap rezim Zionis dan Khameini menekankan:
"Salah satu hasil dari gerakan ini adalah mengecilkan dan mengisolasi rezim Zionis, yang sangat penting karena rezim Zionis benar-benar merupakan sebuah tumor kanker di wilayah tersebut, akan dan harus diputuskan."
Namun kata-kata "rezim Zionis" merupakan sebuah tumor kanker disamakan dengan menyokong serangan antisipasi - preemptive strikes dan genosida terhadap orang-orang Yahudi di seluruh dunia.
Kedengarannya seperti perubahan rezim. Malahan Israel akan menyambutnya.
Nuklir Rusia
Nuklir China
Nuklir Pakistan
Namun Zionis dan banyak para pendukungnya menginginkan Anda percaya terhadap sesuatu yang terburuk, karena mereka ingin menyeret Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia III yang akan merusak negaranya sendiri. Rusia, Cina dan bahkan Pakistan telah mengatakan bahwa mereka akan mendukung Iran.
Sementara itu mengapa Pakistan dibolehkan untuk memiliki senjata nuklir tapi tidak kepada Iran? Mengapa Israel dibolehkan untuk memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir? Tapi kita tahu bahwa Senjata Pemusnah Massal (WMD) hanyalah merupakan sebuah alasan pembenar untuk melakukan agresi dan perang. Irak merupakan sebuah bukti.
"Perang Dunia III"
Sudah waktunya untuk mengingat bahwa "Islam" seperti Ayatollah Khamenei dan Zionis sebenarnya berada dalam sebuah persaudaraan Masonik. Mereka membentuk sebuah jepitan dari dua lengan yang dirancang untuk membuat kekacauan di dunia, dari itu kemudian yang akan muncul adalah tirani Illuminati.
Seperti Zionis, Khamenei dan fundamentalis Islam didudukkan dalam kekuasaan oleh Illuminati, yaitu Bankir Sentral Masonik. (lihat David Livingstone dalam: Islamists/Zionists: Following the Hegelian Dialectic).
Mari kita tinjau bersama surat Jenderal Pike (Ketua Illuminati Amerika) yang terkenal itu, sebuah surat yang ditujukan kepada Giuseppe Mazzini, Ketua Illuminati Eropa pada tahun 1871:
"Perang Dunia Ketiga harus dihasut dengan mengambil keuntungan dari perbedaan yang disebabkan oleh rekayasa "Agentur Illuminati" yaitu berupa perbedaan antara politik Zionis dan para pemimpin Dunia Islam," tulis Pike.
"Agentur" berarti "agen." Istilah yang sama digunakan dalam dokumen lain Illuminati "The Protocols of the Elders of Zion" yang berasal dari periode yang sama.
Titik kunci di sini adalah perang-perang yang direkayasa. Perang "yang disulut oleh para Agentur Illuminati" dimana mereka membantu kedua pihak yang saling bermusuhan. Para Agen ini utamanya berutang kesetiaan kepada Illuminati, bukan kepada negara mereka.
Tujuan mereka adalah untuk menghancurkan negara mereka dan mengambil keuntungan dengan adanya pembantaian dalam peperangan itu.
Pike melanjutkan: "[ketiga] perang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga Islam (Dunia Arab Muslim) dan politik Zionisme (Negara Israel) saling menghancurkan satu sama lain."
Seluruh dunia akan ditarik masuk ke dalam sengketa "Sementara negara lainnya, sekali lagi dipecah belah dalam masalah ini dan akan dipaksa mengadakan perlawanan sampai titik darah penghabisan, kelelahan moral, spiritual dan ekonomis ..."
Dalam keadaan seperti ini, mereka akan dipaksa untuk menerima pemerintahan dunia dengan sistem Luciferian.
Kesimpulan
"Zionisme hanyalah merupakan sebuah batu loncatan dari sebuah rencana yang luas," Zionis Amerika terkemuka Louis Marshall, penasihat bankir Kuhn Loeb pada tahun 1917 mengatakan bahwa "Zionis merupakan pasak yang nyaman untuk menggantungkan senjata yang ampuh."
Zionisme melakukannya secara efektif dalam melibatkan Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Sekarang mereka sedang melakukan manuver yang cerdas.
Secara umum Amerika dan Barat telah kehilangan kedaulatan dan budayanya oleh gerakan asing yang sebenarnya merupakan alat setan. “Rencana Jangka Panjang” mereka melalui rekayasa perang untuk menegakkan kekuasaan setan atas manusia di seluruh dunia.
Diterjemahkan oleh: akhirzaman.info
Terkait:Henry Kissinger Spills the Beans on Coming War
Kissinger article is satire but it sounds chillingly real.
Makow - The Zionist Protection Racket
Sumber: henrymakow.comKissinger article is satire but it sounds chillingly real.
Makow - The Zionist Protection Racket
Perang Salib Baru Amerika: Imperial Amerika Serikat vs Politik Islam
America's New Crusade: Imperial U.S. vs Political Islam
by Rodrigue Tremblay
"I am as intolerant of imperialistic designs on the part of other nations as I was of such designs on the part of Germany. The choice is between two ideals; on the one hand, the ideal of democracy, which represents the rights of free peoples everywhere to govern themselves, and, the ideal of imperialism which seeks to dominate by force and unjust power, an ideal which is by no means dead and which is earnestly [sought] in many quarters still." U.S. President Woodrow Wilson, July 1919
"Fight and kill the disbelievers wherever you find them, take them captive, harass them, lie in wait and ambush them using every stratagem of war." The Qur'an (9:5), Islam's holy book
"We are fighting them (the terrorists) over there so that we won't have to fight them here at home." Former U.S. President George W. Bush's political slogan
"I, like any head of state, reserve the right to act unilaterally if necessary to defend my nation." U.S. President Barack Obama, December 10, 2009
"When the tyrant has disposed of foreign enemies by conquest...and there is nothing to fear from them, then he is always stirring up some war." Plato, ancient Greek philosopher (428/427-348/347 B.C.)
"Fight and kill the disbelievers wherever you find them, take them captive, harass them, lie in wait and ambush them using every stratagem of war." The Qur'an (9:5), Islam's holy book
"We are fighting them (the terrorists) over there so that we won't have to fight them here at home." Former U.S. President George W. Bush's political slogan
"I, like any head of state, reserve the right to act unilaterally if necessary to defend my nation." U.S. President Barack Obama, December 10, 2009
"When the tyrant has disposed of foreign enemies by conquest...and there is nothing to fear from them, then he is always stirring up some war." Plato, ancient Greek philosopher (428/427-348/347 B.C.)
In the political movie "Charlie Wilson's War" about the Soviet-Afghanistan war, the hero states "America does not fight religious wars." Is this possibly wrong, dead wrong?
In fact, is it not possible that since September 11, 2001, a new type of "holy war" may have begun? This time, the new crusade with strong religious overtones pits fundamentalist Christian America and its allies, against political Islam and the Islamist al Qaeda terrorist organization. On September 16, 2001, then President George W. Bush set the tone when he said: "This crusade, this war on terrorism, is gonna take awhile."
On December 1, 2009 Nobel "Peace" laureate Barack Obama, president of the United States since January 20, 2009, decided to follow in the footsteps of his predecessor, President George W. Bush. He announced a policy of stepping up the U.S.-led war in Afghanistan-Pashtunistan. He announced an escalation in the military occupation of Afghanistan by sending extra American troops in that Muslim country, putting the number of American soldiers in Afghanistan at more than 100,000. Not satisfied in using the same vocabulary as George W. Bush, Barack Obama pushed the symbolism by adopting Bush's practice of announcing policies surrounded by more than 4,000 students dressed as soldiers at the West Point Academy. This was all too reminiscent of President Lyndon B. Johnson's fatal decision in 1965 to acquiesce to the request from U.S. commanders to enlarge the Vietnam war by sending scores of additional U.S. soldiers to that Asiatic country.
America seems to be in a constant need of a foreign enemy. First, it was the British. Then it was the Indians. Then it was the Mexicans. Then it was the Spanish. Then it was the Filipinos. Then it was the Japanese. Then it was the Germans. Then it was the Italians. Then it was the Koreans. Then it was the Cubans. Then it was the Vietnamese. Then it was the Soviets. Then it was the Iraqis. Then it was the Islamists. Then it was the Talibans. And, once the current conflict in Pashtunistan-Afghanistan-Pakistan is over, it will possibly be the Iranians, the Chinese, the Russians...etc.!
The reason for such a permanent-war mentality is most likely related to the U.S. military-industrial complex, an enormous beast that must be fed regularly hundreds and hundreds of billions of dollars, if not trillions of dollars, to sustain itself.
In the months following the collapse of the Soviet Union in December 1991, the high echelons at the Pentagon were busy designing a new post-cold-war strategy designed to keep the U.S. war machine humming. Paul Wolfowitz, then Undersecretary of Defense for Policy under Secretary of Defense Dick Cheney in the George H. Bush administration, wrote a memorandum titled "The Defense Policy Guidance 1992-1994", which was dated February 18, 1992. The new so-called Wolfowitz Doctrine was a blueprint to "set the nation's [military] direction for the next century." This new neocon military doctrine called for the replacement of the policy of "containment" with one of military "preemption" and international "unilateralism", in effect, discarding the United Nations Charter that forbids such international behavior.
The Pentagon's overall goal was to establish, through military force, a "one-Superpower World". The more immediate objectives of the new U.S. neocon doctrine was to "...preserve U.S. and Western access to the [Middle East and Southwest Asia] region's oil", and, as stated in an April 16, 1992 addendum, to contribute "to the security of Israel and to maintaining the qualitative edge that is critical to Israel's security".
Because of some opposition within the U.S. Government, the new policy did not become immediately effective. But the objective remained.
In fact, is it not possible that since September 11, 2001, a new type of "holy war" may have begun? This time, the new crusade with strong religious overtones pits fundamentalist Christian America and its allies, against political Islam and the Islamist al Qaeda terrorist organization. On September 16, 2001, then President George W. Bush set the tone when he said: "This crusade, this war on terrorism, is gonna take awhile."
On December 1, 2009 Nobel "Peace" laureate Barack Obama, president of the United States since January 20, 2009, decided to follow in the footsteps of his predecessor, President George W. Bush. He announced a policy of stepping up the U.S.-led war in Afghanistan-Pashtunistan. He announced an escalation in the military occupation of Afghanistan by sending extra American troops in that Muslim country, putting the number of American soldiers in Afghanistan at more than 100,000. Not satisfied in using the same vocabulary as George W. Bush, Barack Obama pushed the symbolism by adopting Bush's practice of announcing policies surrounded by more than 4,000 students dressed as soldiers at the West Point Academy. This was all too reminiscent of President Lyndon B. Johnson's fatal decision in 1965 to acquiesce to the request from U.S. commanders to enlarge the Vietnam war by sending scores of additional U.S. soldiers to that Asiatic country.
America seems to be in a constant need of a foreign enemy. First, it was the British. Then it was the Indians. Then it was the Mexicans. Then it was the Spanish. Then it was the Filipinos. Then it was the Japanese. Then it was the Germans. Then it was the Italians. Then it was the Koreans. Then it was the Cubans. Then it was the Vietnamese. Then it was the Soviets. Then it was the Iraqis. Then it was the Islamists. Then it was the Talibans. And, once the current conflict in Pashtunistan-Afghanistan-Pakistan is over, it will possibly be the Iranians, the Chinese, the Russians...etc.!
The reason for such a permanent-war mentality is most likely related to the U.S. military-industrial complex, an enormous beast that must be fed regularly hundreds and hundreds of billions of dollars, if not trillions of dollars, to sustain itself.
In the months following the collapse of the Soviet Union in December 1991, the high echelons at the Pentagon were busy designing a new post-cold-war strategy designed to keep the U.S. war machine humming. Paul Wolfowitz, then Undersecretary of Defense for Policy under Secretary of Defense Dick Cheney in the George H. Bush administration, wrote a memorandum titled "The Defense Policy Guidance 1992-1994", which was dated February 18, 1992. The new so-called Wolfowitz Doctrine was a blueprint to "set the nation's [military] direction for the next century." This new neocon military doctrine called for the replacement of the policy of "containment" with one of military "preemption" and international "unilateralism", in effect, discarding the United Nations Charter that forbids such international behavior.
The Pentagon's overall goal was to establish, through military force, a "one-Superpower World". The more immediate objectives of the new U.S. neocon doctrine was to "...preserve U.S. and Western access to the [Middle East and Southwest Asia] region's oil", and, as stated in an April 16, 1992 addendum, to contribute "to the security of Israel and to maintaining the qualitative edge that is critical to Israel's security".
Because of some opposition within the U.S. Government, the new policy did not become immediately effective. But the objective remained.
For instance, in September 2000, under the auspices of "The Project for the New American Century", a new strategic document was issued and was entitled "Rebuilding America's Defenses, Strategy: Forces and Resources For a New Century". The same goals expressed in the 1992 document were reiterated.
The belief was expressed that the kind of military transformation the (neocon) planners were considering required "some catastrophic and catalyzing event - like a new Pearl Harbor", to make it possible to sell the plan to the American public.
The belief was expressed that the kind of military transformation the (neocon) planners were considering required "some catastrophic and catalyzing event - like a new Pearl Harbor", to make it possible to sell the plan to the American public.
They were either very prescient or very lucky, because exactly one year later, they were served with the "New Pearl Harbor" they had been openly hoping for. Indeed, the Islamist terrorist attacks of Sept. 11, 2001, turned out to have been a bonanza for the American military-industrial complex. The military planners' wish for a "New Pearl Harbor", was fulfilled at the right time. It is important to remember that from 2001 to 2005, Paul Wolfowitz served as U.S. Deputy Secretary of Defense in the George W. Bush administration, reporting to U.S. Secretary of Defense Donald Rumsfeld. In this capacity, he was well positioned to implement his own Wolfowitz doctrine that later morphed into the George W. Bush Doctrine. For the time being, this is the "doctrine" that newly-elected President Barack Obama continues to implement in the Pashtunistan-Afghanistan-Pakistan corridor. As a politician, Barack Obama may be new at the job, but the policy he is being asked to implement was crafted long before he even set foot in Washington D.C.
Another possible reason why the United States is so often involved in foreign wars, besides its obvious aim of imposing a New American Empire on the world, may be due to the strong influence of religion in the United States. Just as for some aggressive Islamic countries, the U.S. is also the most religious of all first world countries. Researchers have found strong positive correlations between a nation's religious belief and high levels of domestic stress and anxiety, and other indicators of social dysfunction such as homicides, the proportion of people incarcerated, infant mortality, drug abuse, sexually transmitted diseases, teenage births and abortions, corruption, large income inequalities, economic and social insecurity...etc.
It is possible that wars serve as an emotional outlet that allows some Americans to forget about their nation's domestic problems. I suppose more research would be necessary on this issue. Indeed, is it possible that foreign wars, including wars of aggression, are a way for the American elites to deflect attention from domestic social problems and, as such, are a convenient pretext to direct tax money to defense expenditures rather than to social programs? The issue deserves at least to be raised. This could explain why U.S. foreign policy is so devoid of fundamental morality.
U. S. politicians who become president understand this American proclivity for war. They know that the best way to popularity is to be seen as a "war president". A president who does not start a war abroad or who does not enlarge one already in progress is open to criticism and is likely to suffer politically. He must be seen less as a president than as "commander-in-chief", in effect, as an emperor. How could this be, when the framers of the U.S. Constitution attempted precisely to avoid that?
Indeed, Article One (the War Powers Clause) of the U.S. Constitution gives Congress, and not the President, the authority to declare war.
Since World War II, however, this central article of the U.S. Constitution has been circumvented by having Congress give the President a blanket authorization to deploy troops abroad for euphemistically called "police actions", without an explicit or formal congressional declaration of war. The term was first used by President Harry S. Truman to describe the Korean War.
This artifice has done a lot to trivialize the act of war. It also contributed much in the transfer of the powers of war and peace from the legislative branch to the executive branch. In doing so, it has reinforced the role of the U.S. president as a commander-in-chief or as a de facto emperor. Only a formal constitutional amendment could restore, in practice, the framers' initial intent.
All said, it is easy to understand why when political faces change in Washington D.C., policies do not necessarily change. This push toward empire on the part of the United States can also explain why there is resentment and an anti-Americanism movement abroad.
Rodrigue Tremblay is professor emeritus of economics at the University of Montreal and can be reached at rodrigue.tremblay@yahoo.com .
He is the author of the coming book "The Code for Global Ethics" at: www.TheCodeForGlobalEthics.com/
He is the author of the coming book "The Code for Global Ethics" at: www.TheCodeForGlobalEthics.com/
Original source: http://www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=16645
Tinjauan Kekafiran Demokrasi1)
Demokrasi diambil dari bahasa Latin, demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti hukum atau kekuasaan. Jadi demokrasi adalah hukum dan kekuasaan rakyat, dan dibahasakan dalam Undang Undang Dasar RI dengan “Kedaulatan berada di tangan rakyat”.
Demokrasi memiliki beberapa ajaran, di antaranya:
Sumber hukum bukan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, akan tetapi rakyat- Hukum yang dipakai bukanlah hukum Allah, akan tetapi hukum buatan2)
- Memberikan kebebasan berkeyakinan dan mengeluarkan fikiran dan pendapat3)
- Kebenaran adalah suara terbanyak4)
- Tuhannya banyak dan beraneka ragam5)
- Persamaan hak6)
Ajaran-ajaran demokrasi atau dien (agama) demokrasi ini semuanya kontradiktif dengan dien kaum muslimin, Al Islam. Sebagian manusia merasa aneh saat kami menyebut demokrasi sebagai dien (agama) padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:
كَذَلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِي دِينِ الْمَلِكِ“Tidaklah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja (dien al malik)…” (QS. Yusuf 12:76)
Undang-undang telah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala namakan sebagai dien (agama/jalan hidup yang ditempuh), sedangkan demokrasi itu memilliki undang-undang selain Islam. Jadi dien (agama) kafir itu bukan hanya Nashrani, Yahudi, Hindu, Budha, Konghucu, Shinto, dan Majusi saja …, akan tetapi Demokrasi adalah dien, Nasionalisme2) adalah dien, Kapitalisme adalah dien, Sekulerisme adalah dien.
Islam adalah dien kaum muslimin, sedangkan Demokrasi adalah dien kaum musyrikin, baik kaum musyrikin yang mengaku Islam atau yang mengaku bukan Islam. Untuk benar-benar mengetahui kekufuran dien Demokrasi ini, maka mari kita kupas ajaran-ajarannya itu dengan membandingkannya dengan ajaran Islam.
1. Sumber hukum bukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, akan tetapi rakyat.
Dikarenakan rakyat adalah yang berdaulat dan yang berkuasa, maka sumber hukumnya pun adalah rakyat yang diwakili oleh wakil-wakil mereka di Parlemen (MPR/DPR). Dan bila anda membuka Konstitusi (Undang Undang Dasar) semua negara yang bersistem Demokrasi, maka pasti mendapatkan bahwa kekuasaan Legislatif (tasyri’iyyah/pembuatan hukum) ada di tangan majelis rakyat, ada juga yang ‘bebas’ seperti di negara-negara barat, dan ada yang terbatas seperti di negara-negara Arab dan negara timur yang mana Raja, Amir, dan Presiden sangat menentukan, dan tidak lupa juga bahwa demokrasi atau aspirasi rakyat ini tidak semuanya digulirkan, kecuali bila sesuai dengan thaghut Latta mereka yaitu Undang Undang Dasar.
Padahal sumber/kekuasaan/wewenang hukum itu di dalam dien Al Islam ada di Tangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:
Setelah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa Dia-lah yang menciptakan dan yang memilih apa yang Dia kehendaki serta bahwa manusia tidak punya hak untuk memilih setelah Allah menentukan, Dia Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلّهِ“…keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah…” (QS. Yusuf 12:40)
Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلّهِ“…menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah…” (QS. Al An’am 6:57)
Dan Dia Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ“Dan Dia-lah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak diibadati melainkan Dia, bagiNya-lah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagiNya-lah segala penentuan dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al Qashash 28:70)
وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ“Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. (QS. Al Qashash 28:87-88)
Ayat-ayat lainnya yang menjelaskan bahwa hak menentukan hukum dan putusan serta penetapan hanyalah milik Allah dan hak khusus rububiyyah serta uluhiyyah-Nya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah-lah yang memutuskan dan hanya kepada-Nyalah putusan itu (disandarkan)”
Ini adalah dienullah yang dianut oleh kaum muslimin, sedangkan yang tadi adalah dien Demokrasi yang dianut oleh kaum musyrikin. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali Imran 3:85)
Apakah sama antara dua dien ini wahai manusia…?
Dan apa yang anda pilih, Islam ataukah Demokrasi…?
Bayangkan saja… bila yang menjadi sumber hukum itu adalah manusia yang sangat penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, apa jadinya hukum yang diundang-undangkan itu? Bulan ini dibuat dan diibadati, namun beberapa bulan berikutnya dihapuskan (baca: dimakan) atau direvisi, karena sudah tidak relevan lagi, tidak ada bedanya dengan tuhan (berhala) dari adonan roti yang mereka (kafir Arab dahulu) buat dan mereka ibadati, namun ketika lapar mereka santap habis.
Sedangkan bila yang menjadi sumber hukum itu hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka Dia-lah Dzat Yang Maha Mengetahui segalanya.
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al Mulk 67:14)
2. Hukum yang dipakai bukan hukum Allah tapi hukum buatan
Tadi telah dijelaskan bahwa sumber hukum agama Demokrasi adalah rakyat, maka sudah pasti hukum yang dipakai adalah bukan hukum Allah, tapi hukum rakyat (wakilnya) atau hukum yang disetujui oleh mereka, juga dikarenakan dien Demokrasi ini adalah menyatukan semua pemeluk dien yang beraneka ragam dan mengakuinya serta menampung semua aspirasinya, sedangkan untuk kesatuan mereka ini dibutuhkan hukum yang mengikat semua dan disepakati bersama, padahal para pemeluk dien selain Al Islam tidak akan rela dengan hukum Islam sehingga disepakatilah hukum yang menyatukan mereka, dan itu bukan hukum Allah, tapi hukum wali-wali setan.
Sungguh ini adalah kerusakan yang besar, kekafiran yang nyata serta kemurtadan yang nampak jelas bagi pemeluk Islam yang ridha dengannya atau mendukungnya apalagi menerapkan atau melindunginya. Padahal Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:
Sekutu dengan hukum buatan itu syirik akbar, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ“…barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”. (QS. Al Maidah 5:44)
وَلاَ تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”. (QS. Al An’am 6:121)
Tentang ayat ini Al Hakim dan yang lainnya meriwatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu ‘Abbas: Bahwa orang-orang membantah kaum muslimin tentang sembelihan dan pengharaman bangkai, mereka berkata: “Kalian makan apa yang kalian bunuh dan tidak makan dari apa yang Allah bunuh” yaitu bangkai, maka Allah berfirman “Dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”
Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsir ayat ini: “Dimana kamu berpaling dari perintah Allah dan aturan-Nya kepada yang lainnya, terus kamu mendahulukan terhadap aturan Allah yang lainnya, maka inilah syirik itu”
Memakai hukum selain hukum Allah adalah syirik akbar…
Bila saja orang yang menuruti atau meridhai satu hukum yang menyelisihi aturan Allah, telah Dia Subhanahu Wa Ta’ala vonis musyrik, maka apa gerangan dengan Demokrasi yang seluruhnya adalah bukan hukum Allah. Kalau memang ada satu macam atau beberapa macam hukum yang ada dalam Demokrasi itu serupa dengan ajaran Islam, tetap saja itu tidak disebut hukum Allah dan tidak merubah kekafiran penganut dien Demokrasi. Andai ada orang Nashrani yang jujur dan amanah, apakah itu bisa menyebabkan dia itu disebut muslim karena jujur dan amanah itu ajaran Islam? Sama sekali tidak, karena jujur dan amanahnya itu bukan atas dorongan tauhid, tapi kepentingan lain, maka begitu juga dengan Demokrasi.
Oleh sebab itu para ulama tetap ijma atas kafirnya orang yang menerapkan kitab Undang-undang hukum Tartar (Yasiq/Ilyasa) yang dibuat oleh Jengis Khan, padahal sebagiannya diambil dari syari’at Islam.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Siapa yang meninggalkan syari’at paten yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah penutup para nabi, dan dia malah merujuk hukum kepada yang lainnya berupa hukum-hukum (Allah) yang sudah dinasakh (dihapus), maka dia kafir. Maka apa gerangan dengan orang yang berhukum kepada Ilyasa dan lebih mengedepankannya atas hukum Allah? Siapa yang melakukannya maka dia kafir dengan ijma kaum muslimin”. [Al Bidayah Wan Nihayah: 13/119].
Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang Yasiq/Ilyasa: “Ia adalah kitab undang-undang hukum yang dia (Raja Tartar, Jengis Khan) kutip dari berbagai sumber; dari Yahudi, Nashrani, Millah Islamiyyah, dan yang lainnya, serta di dalamnya banyak hukum yang dia ambil dari sekedar pandangannya dan keinginannya, lalu (kitab) itu bagi keturunannya menjadi aturan yang diikuti yang lebih mereka kedepankan dari pada al hukmu bi Kitabillah wa sunnati Rasulillah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Siapa yang melakukan itu, maka wajib diperangi hingga kembali kepada hukum Allah dan Rasul-Nya, selainnya tidak boleh dijadikan acuan hukum dalam hal sedikit atau banyak”.
Ini dikarenakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:وَأَنِ احْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَن بَعْضِ مَا أَنزَلَ اللّهُ إِلَيْكَ“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu…” (QS. Al Maidah 5:49)
Dalam ayat itu, Allah mengatakan “menurut apa yang diturunkan Allah”, dan tidak mengatakan “menurut seperti apa yang diturunkan Allah”. Dalam ajaran Demokrasi hukum yang berlaku adalah hukum jahiliyyah:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki…” (QS. Al Maidah 5:50)
Dalam ajaran tauhid, orang tidak dikatakan muslim, kecuali dengan kufur kepada thaghut yang di antaranya berbentuk undang-undang buatan manusia, sedangkan Demokrasi mengajak orang-orang untuk beriman kepada thaghut, padahal Allah berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُواْ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُواْ أَن يَكْفُرُواْ بِهِ“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu…” (QS. An Nisa 4:60)
Lihatlah realita para demokrat serta para pendukungnya justeru adalah sebagaimana yang Allah Subhaanahu Wa Ta’ala firmankan:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُودًا“Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafiq menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu”. (QS. An Nisa 4:61)
Jika ada yang serupa dengan ajaran Islam dalam hukum mereka itu, tidak lebih dari apa yang tidak bertentangan dengan selera dan kepentingan mereka, dan itu setelah proses tarik menarik dan diskusi panjang antara mengiyakan dengan tidak, tak ubahnya dengan orang-orang yang Allah firmankan:
Apakah anda masih meragukan bahwa Demokrasi itu dien kufriy…?وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُم مُّعْرِضُونَ وَإِن يَكُن لَّهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوا إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ أَفِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَن يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ“Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidakdatangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku dzhalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka Itulah orang-orang yang dzhalim”. (QS. An Nur 24:48-50)
Apakah Islam atau Ad Dimoqrathiyyah…?
أَفَغَيْرَ دِينِ اللّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”. (QS. Ali Imran 3:83)
3. Memberikan kebebasan berkeyakinan dan mengeluarkan fikiran dan pendapat
Demokrasi adalah dien yang melindungi semua agama, mengakui serta menjamin kebebasannya. Orang Nashrani bila mau masuk Islam maka Demokrasi mempersilahkan dan mengakuinya, dan begitu juga orang Islam jika ingin masuk Nashrani atau agama lainnya, maka dien Demokrasi tidak mempersalahkannya apalagi memberikan sanksi terhadapnya.
Dari itu berarti dien Demokrasi telah menghalalkan pintu-pintu kemurtadan serta menggugurkan hukum-hukum yang berkaitan denganya, padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah”.
Andai seorang muslim karena ghirahnya sangat tinggi lalu dia membunuh orang murtad, maka tentulah dia mendapat hukuman. Begitu juga dien demokrasi memberikan kebebasan untuk mengeluarkan fikiran dan pendapat, walaupun fikiran dan pendapat itu adalah kekufuran.
Jadi Demokrasi membuka pintu kekufuran dari berbagai sisi. Dari sinilah rahasia kenapa sanksi-sanksi yang bersifat keagamaan ditiadakan dan tidak diberlakukan, karena itu bertentangan dengan kebebasan berkeyakinan.
Saat seorang bapak meninggal dunia dan si anak telah murtad, maka hukum demokrasi masih menetapkan warisan baginya.
Saat si suami murtad, sedangkan isteri masih muslimah…, namun dien Demokrasi tidak mengharuskan pisah (fasakh) di antara keduanya.
Allah dan Rasul-Nya dibiarkan dihina siang dan malam, dan ajaran Islam dicemoohkan dan dilecehkan dengan dalih kebebasan mengeluarkan fikiran dan pendapat. Memang Demokrasi itu memberikan kebebasan yang seluas-luasnya bagi semua faham dan aliran kecuali Tauhid, karena seandainya ada muwahhid yang mencela dan menghina atau berupaya membunuh Thaghut mereka, tentulah dia dikenakan pasal hukuman, padahal itu ajaran Tauhid.
Begitulah kebebasan yang dimaksud oleh dien Demokrasi…Kebebasan kufur, syirik, ilhad, zandaqah, dan riddah… bukan kebebasan Tauhid…!
4. Kebenaran adalah suara terbanyak2)
Hal yang tidak bisa dipungkiri lagi adalah bahwa dien Demokrasi memiliki ajaran bahwa al haq itu bersama suara rakyat atau mayoritasnya. Adapun yang diinginkan oleh mayoritas, maka itu adalah kebenaran yang harus diterima dan diamalkan meskipun jelas-jelas bertentangan dengan Tauhid.
Oleh karena itu setiap partai politik yang ingin menguasai Parlemen dan Pemerintahan pasti dia mencari dukungan sebanyak-banyaknya dari rakyat, kemudian setelah itu mereka bisa menerapkan putusan apa saja meskipun melanggar aturan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, asal tidak melenceng dari Tuhan mereka tertinggi yang padahal mereka sendiri yang membuatnya, yaitu Undang Undang Dasar.
Padahal kebenaran itu hanyalah bersumber dari Allah, baik mayoritas menyukainya atau tidak. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:Juga firman-Nya Subhaanahu Wa Ta’ala:الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلاَ تَكُن مِّن الْمُمْتَرِينَ“Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu”. (QS. Ali Imran 3:60)
الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ“Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu”. (QS. Al Baqarah 2:147)
Dikarenakan kebenaran adalah datang dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala lewat lisan Rasul-Nya, maka bila Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu putusan atau hukum, tidak boleh manusia mempertimbangkan antara menerima atau tidak serta tidak ada pilihan lain kecuali menerima dan tunduk kepadanya.
Dan firman-Nya Subhaanahu Wa Ta’ala:وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al Ahzab 33:36)
وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ“…sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka…” (QS. Al Qashash 28:68)
Para ahli tafsir menyatakan bahwa bila Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus mentaati dan menerima apa yang telah ditetapkan Allah.
Namun agama Demokrasi mengatakan lain, rakyat bebas memilih apa yang mereka inginkan dan mereka memiliki pilihan. Tapi bila rakyat (wakil-wakil mereka tentunya) atau mayoritasnya menentukan sesuatu, maka tidak ada pilihan lagi kecuali mengikutinya, karena Tuhan yang berhak menetapkan ketentuan dalam ajaran Demokrasi adalah para wakil rakyat itu, bukannya Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
Bila dien Demokrasi memiliki tolak ukur kebenaran itu berdasarkan pada suara aghlabiyyah (mayoritas), sehingga apapun yang disuarakan oleh mereka, maka itulah kebenaran yang mesti diikuti, padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menghati-hatikan dari mengikuti keinginan mayoritas manusia …
Ini dikarenakan mayoritas (manusia) musyrik …وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS. Al An’am 6:116)
Mayoritasnya tidak beriman…وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللّهِ إِلاَّ وَهُم مُّشْرِكُونَ“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah”. (QS. Yusuf 12:106)
Mayoritasnya benci akan kebenaran…وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ“Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya”. (QS. Yusuf 12:103)
Mayoritasnya tidak mengetahui kebenaran…وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ“…dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu”. (QS. Al Mukminun 23:70)
Mayoritasnya tidak memahami kebenaran…وَلَكِنَّ أَكَثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ“…akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Al Jaatsiyah 45:26)
Mayoritas mereka itu kaum yang tidak beriman…بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ“…tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya)”. (QS. Al Ankabut 29:63)
Mayoritas mereka itu tidak bersyukur…وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ“…akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman”. (QS. Al Mukmin/Ghafir 40:59)
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ“…akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”. (QS. Al Mukmin/Ghafir 40:61)
Itulah sifat-sifat orang yang dijadikan Tuhan (arbab) dalam agama Demokrasi; musyrik, kafir, sesat, bodoh, kurang akal, benci terhadap kebenaran, tidak mau bersyukur lagi menyesatkan.
Orang yang ridha dan beribadah kepada tuhan-tuhan itu, maka ia lebih sesat dan lebih bodoh dari kerbau piaraannya…!
أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ“…mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi…” (QS. Al A’raf 7:179)
Enyahlah kalian dan apa yang kalian ibadati selain Allah. Maka apakah kamu tidak berakal…??!
5. Tuhannya banyak dan beraneka ragam3)
Sudah dijelaskan di awal pembahasan ini bahwa hukum adalah hak khusus Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan ia adalah ibadah, bila ia disandarkan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka itu adalah syirik, dan yang menerima penyandarannya itu adalah Tuhan (arbab) selain Allah.
Sudah diketahui bahwa rakyat (wakil-wakilnya) adalah pemegang kewenangan hukum, itu dalam dien Demokrasi, sedangkan wakil-wakil rakyat itu jumlahnya sangat banyak, berarti tuhan-tuhan mereka itu beraneka ragam. Ada tuhan yang katanya mengaku Islam, ada yang Nashrani, ada yang dari Budha, Hindu, Dukun, Paranormal, Tentara, Polisi, dan lain sebagainya.
Sedangkan Tauhid mengajarkan bahwa sumber yang berwenang menentukan hukum hanyalah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala Yang Maha Mengetahui…
أَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ“…manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS. Yusuf 12:39)
Di dalam Al Qur’an, para pembuat hukum itu diberi beberapa nama oleh Allah: Arbaab, Thaghut, Syuraka, Auliaa-usy syaithan (Wali-wali setan).
Dia Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَـهًا وَاحِدًا لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Arbaab (Tuhan) selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. At Taubah 9:31)
Dalam ayat ini Allah menamakan orang-orang alim dan para rahib Yahudi dan Nashrani sebagai ARBAAB, saat ayat ini dibacakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam di hadapan ‘Adiy Ibnu Hatim ~ saat itu asalnya Nashrani kemudian masuk Islam ~, maka dia langsung mengatakan: “Kami tidak pernah sujud dan shalat kepada mereka …”, maka Rasulullah menjelaskan makna “mereka menjadikan para rahib dan alim itu sebagai Arbaab”: “Bukankah mereka menghalalkan apa yang Allah haramkan kemudian kalian ikut menghalalkannya, dan bukankah mereka mengharamkan apa yang telah Allah halalkan terus kalian ikut mengharamkannya?”, maka ‘Adiy menjawab: “Ya, benar”. Dan Rasulullah berkata: “Itulah bentuk ibadah kepada mereka”. [Atsar ini dihasankan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah]
Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata: ”Bab: Orang yang mentaati ulama dan penguasa dalam mengharamkan apa yang Allah haramkan atau (dalam) menghalalkan apa yang Allah haramkan”, maka ia telah menjadikan mereka sebagai Arbaab selain Allah”.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُواْ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّاغُوتِ“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut…” (QS. An Nisa 4:60)
Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata tentang beberapa tokoh thaghut: “Penguasa yang zhalim yang merubah ketentuan-ketentuan Allah”, terus beliau tuturkan ayat di atas.
Mujahid rahimahullah berkata: “Thaghut adalah setan berwujud manusia yang mana orang-orang berhakim kepadanya sedang dia adalah pemegang kendali mereka”
Dalam catatan kaki Terjemahan Mushhaf Departemen “Agama” RI: “Termasuk thaghut juga adalah; orang yang menerapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu”. Ketahuilah… sesungguhnya selain aturan Allah adalah curang lagi bersumber dari hawa nafsu…!!!
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاء شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ“Apakah mereka mempunyai syurakaa (sembahan-sembahan) selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka dien (aturan) yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy Syuura 42:21)
Anda harus ingat dalam memahami ayat ini dan yang lainnya bahwa hukum/aturan adalah dien.
Kemudian tentang penamaan para pembuat hukum selain Allah sebagai wali-wali setan, Dia Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang upaya kaum musyrikin mendebat kaum muslimin supaya setuju dengan aturan yang menyelisihi aturan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dia berfirman:
وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ“…Dan sesungguhnya setan-setan itu membisikkan kepada wali-wali mereka agar membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, maka sesungguhnya kamu adalah benar-benar musyrik”. (QS. Al An’am 6:121)
Bisikan setan kepada mereka adalah ucapan yang mereka lontarkan kepada kaum muslimin “Kalian makan apa yang kalian bunuh (maksudnya sembelihan) dan tidak makan apa yang dibunuh Allah (maksudnya bangkai)”.
Jadi para pembuat hukum dan undang-undang itu adalah wali-wali setan, dan sedangkan undang-undang dan hukumnya itu adalah syari’at setan.
Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithiy berkata: “Sesungguhnya orang-orang yang mengikuti qawanin wadl’iyyah (undang-undang) yang disyari’atkan oleh setan lewat lisan wali-walinya …”
Jadi, Demokrasi adalah ajaran setan, sedangkan para penganutnya adalah para penyembah setan…
6. Persamaan HakDi dalam ajaran Demokrasi, semua rakyat dengan berbagai macam agama dan keyakinannya adalah sama, tidak ada perbedaan antara muslim dengan kafir, juga antara orang yang taat dengan yang fasiq. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala membedakan di antara mereka:
قُل لاَّ يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ“Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu…” (QS. Al Maidah 5:100)Orang kafir adalah yang buruk sedangkan orang muslim adalah yang baik…
لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ“Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah…” (QS. Al Hasyr 59:20)أَفَمَن كَانَ مُؤْمِنًا كَمَن كَانَ فَاسِقًا“Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasiq?” (QS. As Sajdah 32:18)
Dan ayat-ayat lainnya…
Dengan risalah ini kami bermaksud untuk menggugah anda agar mengetahui bahwa Demokrasi itu adalah agama kafir lagi syirik, sedang para pengusungnya serta para penganutnya adalah kaum musyrikin walau mereka menyatakan bahwa dirinya muslim, shalat, zakat, shaum, haji dan yang lainnya.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Muhammad, keluarga, dan para shahabat. Wal hamdu lillaahi rabbil ‘aalamin….
Catatan dari AkhirZaman.info:Menurut Abdullah Patani dalam bukunya “Tipudaya Freemasonry di ASEAN” (download di sini)
1). Demokrasi milik Yahudi Kabbalah, istilah aslinya berarti dengan cahaya Talmud dan Masyna serta segala ucapan imam-imam agung (bangsa Yahudi), telah diundang-undangkan ketentuan tentang demokrasi ini, yaitu: “Bermusyawaralah dan rapatlah serta berketetapkanlah terhadap pilihan yang berasal dari suara terbanyak.”
2). Menurut Yahudi Kabbalah, Nasionalisme artinya berbangsa satu Yahudi, berbahasa Yahudi, dan bertanah air satu Yahudi Raya (impian mewujudkan Israel raya).
3). Istilah dalam bahasa Latin yang sering kita dengar adalah vox populi vox dei (suara rakyat suara tuhan) suara terbanyak itu adalah suara Tuhan.
4). Dalam istilah Yahudi Kabbalah disebut Monotheisme yang berarti “kesatuan tuhan,” yaitu hendaklah bangsa Yahudi bertujuan dengan Tuhannya masing-masing dalam sebuah gerak yang sama. Maka wahai orang-orang Atheis dan yang membebaskan dirinya dari kekangan agama yang ada di kalangan bangsa Yahudi, hendaklah kalian tetap bertuhan dengan tuhan-tuhanmu. Bukanlah alampun merupakan tuhanmu. Juga bukankah kudrat (kekuatan) alampun merupakan tuhanmu juga?
Jika kalian berlainan agama, berlainan kepercayaan, atau berlainan keyakinan, maka hendaklah kalian tetap bersatu-padu. Sebab, Gunung Zion telah menanti kalian. Selain itu wahai Yahudi seluruh dunia, hendaklah kalian memiliki perasaan tenggang rasa dan saling hormat menghormati antara satu dengan lainnya.
Menurut Manly P. Hall, seorang Freemason tingkat 330, dalam bukunya berjudul The Secret Destiny of America, Demokrat paling awal adalah Akhnaton, Fir’aun Mesir yang bergelar Amen-Hotep IV. (download di sini)
Demokrasi dunia merupakan cita-cita rahasia para filsuf besar klasik. Dalam rangka menyelesaikan tujuan terbesar manusia ini, mereka menguraikan program-programnya a.l. melalui bidang pendidikan, agama, perilaku sosial yang kesemuanya itu diarahkan kepada pencapaian akhir yang berguna untuk persaudaraan universal. Dan untuk mencapai tujuan-tujuan mereka secara lebih efektif, para filsuf klasik besar ini menghubungkan dirinya dengan ikatan mistik tertentu yang mengikat persaudaraan yang lebih luas. Di Mesir, Yunani, India,dan Cina, Negara Misteri ini mewujud. Ordo resmi Imam Filsuf dibentuk sebagai sebuah badan berdaulat untuk memberikan saran dan perintah kepada penguasa-penguasa negara. (dewasa ini: Illuminati)
Ide ini kemudian melalui perkumpulan rahasia dibumikan di Amerika oleh Sir Francis Bacon yang pada tanggal 4 Juli tahun 1776 resmi menjadi negara Masonik pertama di dunia. Wajar jika Amerika menggalakkan Demokrasi ke seluruh dunia karena Demokrasi Amerika merupakan bagian daripada Rencana Universal ini.
Merekalah yang menyiapkan sistem sekuler untuk kehidupan umat manusia yang menyangkut seluruh aspek kehidupan yang saat ini kita kenal dengan sistem dajjal dan sepertinya secara formal 100% berhasil, karena hampir di seluruh dunia, sadar atau tidak sadar manusia mengikuti sistem dajjal ini [berhasil di cuci otak] namun secara real/de facto belum berhasil sepenuhnya karena masih ada mukminin yang ikhlas berjuang mempertahankan dan menegakkan kalimat Tauhid di muka bumi ini termasuk di Indonesia. Dewasa ini mereka mengendalikan umat manusia dari tiga tempat, secara politik dan militer mereka mengontrol dunia dari Washington DC, secara ekonomi mereka mengendalikan dunia dari kota London melalui sistem perbankan ribawi dan secara spiritual mereka mengendalikan dunia spiritual dari kota Vatican dan secara organisasi mereka mengendalikan dunia melalui PBB.
Sedangkan notasi 2,3 dan 6 menurut kami untuk pertamakali di zaman modern didengungkan pada masa Revolusi Perancis dengan slogan Liberty, Equality dan Fraternality dalam rangka membebaskan diri dari hukum Tuhan. Sebenarnya pemikiran tersebut merupakan buah pikir Yahudi Illuminati/Zionis dalam rangka mempengaruhi umat manusia di seluruh dunia untuk membebaskan diri dari hukum Tuhan dan membawanya ke dalam alam pikir sekuler. Motto atau slogan tersebut diakui dan diabadikan dalam Cetak Biru dalam menciptakan apa yang mereka sebut The New World Order atau Tata Dunia Baru atau Globalisasi yaitu dalam “The (decoded) Illuminati’s Protocols of the Learned Elders of Zion” Bab I. al sbb: “Jauh sebelumnya di masa lalu, kita adalah orang pertama di antara kelompok-kelompok massa rakyat yang menyerukan kata-kata: “Liberty, Equality, Fraternity”, … . Protokol ini merupakan sebuah plan of actions dari sebuah rencana besar para pengikut setan yang melengkapi Taurat yang sudah dirubah isinya, Talmud dan Kabbalah. Mereka bersembunyi di belakang agama Yahudi dan memberikan interpretasi terhadap kata Yahudi dengan dua pengertian Agama dan Bangsa untuk mengecoh umat manusia, dan saat ini banyak sudah manusia yang tertipu dengan kata Yahudi yang diberi dua makna tersebut, sehingga al. masalah Palestina tidak pernah dapat diselesaikan, padahal yang hak dan batil sudah sangat jelas.
Mereka menggunakan Taurat yang masih merupakan firman Allah dalam rangka mencapai tujuannya seperti ayat mengenai ‘manusia pilihan Tuhan’, padahal kalau kita kritis yang dimaksud dengan manusia pilihan tersebut adalah mengacu kepada Bani Israil, bukan kepada Yahudi sebagai bangsa, dan sebenarnya sudah dibatalkan, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala menyempurnakanNya dalam Islam sebagaimana ditegaskan di dalam QS al-Maidah 5:3 “ … Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu….” Dan Islamlah sebagai penerus perjuangan menegakkan Tauhid di muka bumi ini sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Baqarah 2:143 “ … Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia …”
Perkumpulan rahasia Freemasonry menciptakan Illuminati sebagai front organization dalam upayanya untuk merealisaikan tujuan mereka untuk menguasai dunia pada tanggal 1 Mei 1776 oleh Adam Weishaupt, seorang Jesuit keturunan Yahudi Khazar atau Yahudi Askenazi, (tanggal ini diperingati sebagai Hari Buruh Dunia sebagai sebuah deception] bersama dengan Meyer Amschel Rothschild dan Jacob Frank yang juga dari etnis Khazar. Mereka melakukan pembagian tugas, dalam bidang ideologi Adam Weishaupt diserahi tugas untuk merumuskannya [Komunis aslinya merupakan pemikiran Adam Weishaupt, Karl Marx yang selama ini dianggap sebagai pemikirnya hanya diberi tugas sebagai compiler saja, dan semua ideologi diciptakan oleh Illuminati, kecuali Islam], Meyer Amschel Rothschild sebagai penyandang dana [sampai hari ini perbankan dunia dikuasai oleh keluarga Rothschild] sedangkan Jacob Frank (Yahudi Khazar) diberi tugas untuk menyusup dan menghancurkan agama Kristen dan Islam dari dalam [agama Kristen terpecah menjadi ratusan sekte, demikian juga Islam, walau tidak sebanyak agama Kristen]. Semua rencana mereka sampai saat ini berjalan nampak mulus dan tanpa hambatan.
Kalau Anda perhatikan al-Qur’an dengan seksama, maka Anda akan menemukan bahwa mereka ini merupakan personifikasi setan jenis manusia sebagaimana ditegaskan dalam QS al-An’am 112, sedangkan setan dari jenis Jin membisikan ide-ide pemikiran yang bertentangan dengan sunatullah, sebagaimana sistem politik Demokrasi vis a vis sitem politik Khilafah. Dan manusia tersebut di atas adalah sejahat-jahat makhluk di muka bumi sebagaimana dinyatakan dalam QS al-Kahfi 18:94, mereka tidak percaya terhadap akhirat, mereka meyakini bahwa setelah mati akan mengalami reinkarnasi, namun nampaknya Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah mengizinkan mereka keluar dari persembunyiannya dari Benteng Darbent beberapa abad lalu dan pada tahun 1948 mendirikan sebuah negara di wilayah rampasan milik bangsa Palestina, hal ini dinyatakan dengan jelas dalam QS al-Anbiya 21:95-96. Merekalah Ya’juj wa Ma’juj si pembuat sistem ad-Dajjal dan sistem al-Masih ad-Dajjal yang puncak rencananya untuk menguasai dunia akan dimulai (dituntaskan) pada tanggal 21 Desember 2012 dengan melakukan genosida besar-besaran dalam rangka memenuhi tuntutan Lucifer dalam membinasakan orang-orang beriman, karena bilamana tidak dilakukan, kekuasaan mereka akan berakhir dan akan diberikan kepada umat Islam. Apakah Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengizinkan mereka?, sepertinya tidak mungkin karena Dia tidak menyukai hal tersebut terjadi sebagaimana dijaminNya dalam QS an-Nisa 4:141 “ … Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.”, jadi kemungkinannya Sa’ah bukan Qiyamah yang akan terjadi sebagai rahmat untuk orang-orang beriman dan mereka yang diselamatkan dengan rahmat Allah tersebut yang akan mendirikan kekhalifahan seperti yang pernah ada dalam masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang kemudian dilanjutkan pada masa Khulafaur Rasyidin.
Apakah Anda sudah siap?Sumber: MillahIbrahim
10 Program Freemasonry Internasional
Freemasonry adalah organisasi Yahudi Internasional, sekaligus merupakan gerakan rahasia paling besar dan paling berpengaruh di seluruh dunia. Freemasonry terdiri dari dua kata yang di satukan. Free artinya bebas atau merdeka, sedangkan Mason adalah juru bangun atau pembangun.
Tujuan akhir dari gerakan Freemason ini adalah membangun kembali cita-cita khayalan mereka, yakni mendirikan Haikal Sulaiman atau Solomon Temple.
Tentang Haikal Sulaiman atau Solomon Temple ini sendiri banyak sumber yang mendefinisikan berlainan. Salah satu tafsir yang paling populer adalah, bahwa Haikal Sulaiman berada di tanah yang kini di atasnya berdiri Masjidil Aqsha.
Mereka meyakini, tahun 1012 Sebelum Masehi (SM), Nabi Sulaiman membangun Haikal di atas Gunung Soraya di wilayah Palestina. Tapi pada tahun 586 SM, Raja Nebukhadnezar dari Babilonia menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Tahun 533 SM, bangunan ini didirikan kembali oleh seorang bernama Zulbabil yang telah bebas dari tawanan Babilonia. Atas kebebasannya itulah, ia membangun kembali Haikal Sulaiman.
Pada tahun ke 70 M, seorang penguasa Romawi menaklukkan Palestina dan membakar serta menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Kerusakan terus-menerus dialami setelah penyerbuan Bangsa Hadriyan. Begitu pula saat kekuasaan Muslim, konon Haikal Sulaiman di hancurkan dan sebagai gantinya didirikan Masjidil Aqsha pada abad ke-7.
Tapi tafsir lain tentang hal ini juga mengartikan Haikal Sulaiman juga sebagai wilayah kekuasan yang luas membentang. Bahkan ada yang menariknya hingga sampai wilayah Khaibar, saat kaum Yahudi diusir di zaman Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Karena itu, mereka meyakini harus menguasai seluruh dunia, bahkan hingga tanah Khaibar, tempat mereka terusir dahulu karena penghianatanya pada Rasulullah dan piagam Madinah.
Dan untuk itulah mereka bekerja dan membangun, yaitu untuk merebut Haikal Sulaiman dan mendirikan kekuasannya secara nyata, serta mempengaruhi pemerintahan dan kekuasan yang mampu mereka pengaruhi. Dan untuk menebar kekuasaan itu, salah satu rintangan besar yang dihadapi oleh gerakan ini adalah agama-agama, terutama agama Samawi atau agama-agama wahyu, Kristen dan Islam.
Perlawanan terhadap organisasi ini terlebih dulu dilakukan oleh kalangan pemimpin gereja. Perlawanan gereja Katholik ini terjadi karena Freemason telah menjadi organisasi tempat berkumpulnya kaum anti-agama. Dalam sebuah artikel berjudul The Earlier Period of Freemasonry yang di Mimar Sinan, Turki, Freemason disebut sebagai tempat berkumpul para anggota Mason yang mencari kebenaran di luar gereja. Dan ini menjadikan awal abad-18 sebagai tahun-tahun yang penuh pertarungan antara gereja Katholik dengan Freemason di Eropa. Sejak awal berdirinya, Fremason telah menyokong kebebasan beragama, sama persis dengan yang terjadi belakangan ini di berbagai negara, liberalisasi keagamaan.
Banyak sumber Freemason menjelaskan bahwa sejarah berdirinya gerakan ini berakar jauh dan bisa dilacak hingga ke masa Ordo Knight of Templar saat perang Salib di Yerusalem, Palestina. Saat Paus Urbanus II, tahun 1095, usai Konsili Clermont menyerukan Perang Suci atau Crusade dan memobilisasi kaum Kristiani di seluruh Eropa untuk turut berperang merebut Yerusalem kembali dari kekuasaan Muslim. Paus Urbanus II membakar emosi massa dengan cara mengabarkan kabar bohong. Ia mengatakan umat Kristen di Palestina telah dibunuh, dibantai dan dibakar di dalam gereja-gereja oleh pasukan Turki Seljuk yang Muslim. Ia juga membakar kemarahan kaum Kristiani dengan mengatakan bahwa kaum kafir (Muslim Turki, pen.) telah dan sedang menguasai makam Yesus Kristus.
Paus Urbanus II menyerukan agar seluruh pertikaian yang terjadi selama ini antar pemeluk dan kesatrian Kristen harus diakhiri, karena ada musuh yang lebih berbahaya dan harus segera dihancurakan: Islam dan kaum Muslimin. Ia juga mengiming-iming dengan bujukan surgawi, bahwa siapa yang berangkat ke medan perang kan dibebaskan dari seluruh dosa dan di jamin akan mendapat surga. Hasilnya, ribuan kaum Kristiani berangkat menuju Palestina dengan kemarahan. Dan setibanya di sana, terjadi pembantaian besar-besaran atas penduduk Yerussalem dan Palestina.
Setelah mereka menguasai tanah Palestina, pasukan Salib yang terdiri dari banyak unsur mulai mendirikan kelompoknya masing-masing. Mereka tergabung dalam ordo-ordo tertentu. Para anggota ordo ini datang dari seluruh tanah Eropa, yang ditampung di biara-biara tertentu dan berlatih cara-cara militer di dalam biara tersebut. Dan satu dari sekian ordo ang sangat mencuat namanya adalah Ordo Knight of Templar.
Sepanjang bisa terlacak, pendiri ordo ini adalah dua kesatria Prancis, yaitu Hugh de Pavens dan Godfrey de St Omer. Scara untuk menyelamatkan diri, dan sesungguhnya mereka masih berpegang teguh pada doktrin-doktrin Yahudi, terutama Kabbalah.
Meski mereka menamakan diri sebagai tentara miskin, sesunpekulasi dari kalangan sejarawan mengatakan, bahwa ada darah-darah Yahudi yang mengalir dalam tubuh dan cita-cita para pendiri Ordo Knigh of Templar. Para perwira tinggi Kristen tersebut, sesungguhnya proses convertion yang mereka lakukan hanyalah guhnya mereka tidak miskin sama sekali. Atau setidaknya, masa miskin itu hanya mereka rasakan di awal-awal berdirinya Knight of Templars. Dalam waktu yang singkat mereka mampu menjadi sangat kaya raya dengan jalan melakukan kontrol penuh terhadap peziarah Eropa yang datang ke Palestiana. Salah satunya adalah dengan cara merekrut anak-anak muda putra para bangsawan Eropa yang tentu saja akan melengkapi anak mereka dengan perbekalan dana yang seolah tak pernah kering jumlahnya. Mereka juga disebut sebagai perintis sistem perbankan ribawi pertama pada abad pertengahan.
Dalam waktu singkat markas Knight of Templar di Prancis menjadi rumah penghimpunan harta terbesar di Eropa. Lambat laun mereka menjadi bankir bagi para Paus dan Raja. Bagaimana tidak cepat kaya, setiap tahunyya King Henry II of England mendonasikan uang untuk menanggung biaya hidup 15.000 tentara Knight of Templar dan juga Knight Hospitaler selama mereka berperang dalam Perang Salib di tahun 1170. Untuk menggambarkan betapa besarnya institusi perbankan yang dijalankan Templar, pada saat itu organisasi ini memiliki 7.000 pegawai lebih hanya untuk mengurusi masalah keuangan. Mereka juga memiliki tak kurang dari 870 istana, kastil, dan rumah-rumah para bangsawan yang terbentang dari London hingga Yerusalem.
Karena ordo ini sangat berkuasa, lambat laun mereka mulai menampakkan ciri aslinya, yakni sebagai penganut Mason. Mereka mengembangkan doktrin dan ajaran mistik, juga kekuatan sihir di biara-biara mereka. Mereka memuja setan dan mendatangkan roh-roh untuk berkomunikasi. Apa yang mereka praktikkan ini disebut sebagai Kabbalah, sebuah tradisi mistik Yahudi kuno yang telah berkembang bahkan sejak zaman sebelum Fir'aun.
Mengetahui hal ini, Raja Prancis Philip le Bel, pada tahun 1307 mengeluarkan seruan untuk menangkap dan membubarkan ordo Knight of Templar karena dituduh telah melakukan bid'ah. Dalam perkembangannya, Paus Clement V turut bergabung untuk memerangi kaum Mason ini dengan mengeluarkan kembali vonis inquisisi. Terjadi banyak penangkapan dan interogasi, dan beberapa pimpinan Ordo Knight of Templar yang bergelar Grand Master (penyebutan ini masih dipakai sebagai tingkat tertinggi dalam gerakan Freemasonry sampai sekarang, pen) ikut menjadi korban. Dari beberapa penangkapan dan interograsi didapatkan keterangan bahwa anggota-anggota Templar telah melakukan kejahatan seksual terhadap beberapa perempuan bangsawan, melakukan sodomi, menyembah kucing, memakan daging teman-teman mereka sendiri yang sudah mati.
Pada tahun 1307, Raja Philip IV memerintahkan penangkapan Jacques de Molay. Dan setelah melalui penyiksaan demi penyiksaan, de Molay mengakui segala ritual bid'ah yang dilakukan oleh Ordo Templar. Pada tahun 1312, Ordo Knight of Templar dilarang dan dibubarkan. Dan atas perintah Gereja dan Raja , dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1314, para pimpinan Templar dihukum mati, termasuk Jacques de Molay, salah satu Grand Master terpenting Ordo Templar. Jacques de Molay sendiri divonis sebagai heretic (bid'ah) atau kafir dan dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup di depan raja Philip IV. Dan sebelum menghembuskan napasnya, de Molay mengeluarkan kata-kata bahwa Raja Philip dan Paus Clement harus mengikutinya, mati, dalam waktu satu tahun. Dan sejarah mencatat, Raja Philip IV meninggal tujuh bulan kemudian, disusul Paus Clement sebulan setelah Raja Philip mangkat.
Setelah itu terjadi pemusnahan besar-besaran, sekali lagi atas kaum Yahudi, dan kali ini bermula dengan kasus Knight of Templar atau kaum Mason. Pemusnahan ini tak hanya terjadi di Palestina, tapi juga terjadi di Eropa. Mereka diburu untuk ditangkap dan dibunuh. Sampai akhirnya mereka berhasil melarikan diri dan mendapat perlindungan dari Raja Skotlandia, Robert The Bruce yang dilantik dan menduduki singgasana Raja pada tahun 1306. Dan di tanah baru ini pula mereka menyusun kekuatan kembali. Dan Skotlandia menjadi salah satu yang menentukan dalam perkembangan gerakan Freemason.
Beberapa Anggota Fremason Terkenal di Dunia :* Enrico Fermi
* Johann von Goethe
* Voltaire
* Duke Ellington
* Rudyard Kipling
* Louis Armstrong
* Winston Churchill
* Giuseppe Garibaldi
* Charles Lindbergh
Beberapa Presiden Amerika Serikat anggota Freemasonry:
o George Washington
o James Monroe
o Andrew Jackson
o Martin Van Buren
o James Polk
o James Buchanan
o Abraham Lincoln
o Andrew Johnson
o James Garfield
o William McKinley
o Theodore Roosevelt
o William Taft
o Warren Harding
o Franklin D. Roosevelt
o Harry Truman
o Lyndon Johnson
o Gerald Ford.
10 Program Freemasonry Internasional
Program Pertama dinamakan “Takkim”, yaitu:
1. Pada masa Isa a.s.
Orang-orang Yahudi dengan segala tipu daya ingin membunuh Nabi Isa a.s. diantaranya fitnahan keji “ingin menjadi Raja Yahudi” yang disampaikan kepada penguasa Romawi. Tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkan Nabi Isa a.s. dan gantinya Yudas tersalib di Golgota. Maka setelah tiadanya nabi Isa a.s., Yahudi berusaha menghancurkan ajaran yang sudah disebarkan dengan “Takkim” yaitu:
a. Merusak ajarannya yang ada seperti menghalalkan yang haram dan sebaliknya.
b. Merusak akidah dengan doktrin Trinitas
c. Merusak Injil yang ada dengan Injil palsu
d. Saul (Paulus) dijadikan tandingan Nabi Isa a.s
2. Pada Masa Islam
a. Pada masa Rasulullah orang-orang Yahudi memupuk Munafiqin dan Muhadin. Mereka diantaranya berusaha menfitnah istri Nabi, mengacaukan ajaran Islam, memecah belah kaum Anshor dan Muhajirin.
b. Memecah belah Ali r.a dan Muawiyah r.a. sehingga Aisyah turun tangan.
c. Membuat ratusan hadist-hadist palsu, memasukkan dongeng Israiliyat merubah penafsiran Al-Quran dan sebagainya
d. Mendangkalkan aqidah umat Islam dengan filsafat Yunani sehingga timbul aliran Kerahiban, Tarikat Sufi, Mu’tazilah dan sebagainya. Maka datanglah filsuf-filsuf Islam yang menguraikan akidah Islam dengan jalan filsafat Yunani, menuruti pikiran Aflatun (Plato), Aristun (Aristoteles) dan lainnya.
e. Membuat lembaga pendidikan Islam yang dipimpin seorang alim didikan Freemasonry yang menafsirkan Al-Quran dan Al-Hadist dengan alam pikiran Freemasonry
f. Menghidupkan sunnah-sunnah jahiliah dengan alasan melestarikan adat istiadat nenek moyang.
g. Menjadikan Islam supaya tasyabbuh dengan Nasrani dan agama lain, diantaranya dengan memasukkan bentuk nyanyian Gereja ke Masjid, ulang tahun dan sebagainya
Program Kedua dinamakan “Shada” yaitu; Membentuk agama baru dan agama tandingan di seluruh dunia.
Salah satunya yaitu di India ketika Islam bangkit untuk kembali ke Al-Quran dan Hadist dan mengobarkan Jihad fisabilillah, pihak penjajah Inggris bekerja sama dengan Freemasonry mendirikan gerakan anti Jihad. Antara lain yaitu dengan menggalakkan Sufi dengan perantara ulama bayaran anggota Freemasonry. Ditunjuknya seorang Freemason “Mirza Ghulam Ahmad”, ia mendakwakan dirinya sebagai Nabi akhir zaman, Budha Awatara, Krisna, dan semacamnya.
Rabithah Alam Islami yang bersidang di Makkah 14-18 Rabi’ul Awwal 1394 memutuskan bahwa Ahmadiyah itu bukan Islam dan berkaitan dengan Zionisme.
Dan kasus-kasus “aliran sesat Islam” yang beredar di Indonesia seperti shalat dua bahasa, dan lainnya, secara langsung atau tidak berkaitan dengan program Freemasonry
Program Ketiga dinamakan “Parokim”, yaitu;
a. Membuat gerakan yang bertentangan untuk satu tujuan (cermati LSM-LSM beraliran “kiri” yang bertentangan secara ideologis dengan LSM-LSM “kanan”, mereka dapat dana gerakan dari mana). Mengembangkan Freemasonry lokal dalam suatu negara dengan nama lokal, tetapi tiada lepas dari asas dan tujuan Freemasonry. (Pertimbangkan Opus Supremus, Rotary Club, Lions Club, JIL, dan sebagainya.)
b. Mendukung teori-teori bertentangan. (Cek kelahiran Komunisme dan Fascisme, teori linguistik Behaviourisme dan Transformative-Generative, dll)
c. Membangkitkan khurafat dan menyiarkan teori Sigmund Freud (psikologi yang dikembangkan dari naluri sex) dan Charles Darwin (evolusionisme yang banyak dibantah oleh kalangan beragama, dari Islam misalnya Harun Yahya dengan berbagai bukunya, dari Kristen misalnya Caryl Matrisciana dan Roger Oakland dengan bukunya THE EVOLUTION CONSPIRACY: REVEALING THE HIDDEN AGENDA TO DECEIVE MANKIND) sehingga antara antara Ilmu pengetahuan dan agama bersaing, kalah mengalahkan. (cek misalnya dalam novel Dan Brown, ANGELS AND DEMONS)
Program Keempat dinamakan “Libarim”, yaitu;
a. Melenyapkan etika klasik yang mengekang pergaulan muda-mudi, termasuk melalui penyebaran kebebasan seksual (See? Apakah pergaulan bebas terjadi begitu saja secara KEBETULAN, bukannya tanpa scenario?)
b. Menghapus hukum yang melarang kimpoi antar-agama untuk menurunkan generasi bebas agama (salah satu program JIL)
c. Pengambangan pendidikan seks di sekolah-sekolah
d. Persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dalam hal “kedudukan waris” dan “pakaian” (salah satu program JIL)
e. Menggembalakan pemuda-pemudi ke dunia khayali, dunia musik, dan narkoba. (see? Pertimbangkan dunia keartisan.) Serta membuat bet satan (rumah setan) untuk menampung pemuda-pemudi kedalamnya. (cermati beberapa diskotik, peredaran narkoba dan miras, diskotik tempat mencari mangsa untuk anggota Gereja Setan yang pernah menggegerkan Jakarta dan Manado.)
e. Mengorganisir kaum Lesbian, Gay, (ingat lagi insiden yang dilakukan oleh unsur mahasiswa IAIN Semarang) Lutherian serta pengakuan hak mereka dalam hukum. (cermati komentar-komentar oleh aktivis HAM yang membela mati-matian kepentingan mereka, apakah karena mereka memang ingin memanusiakan “manusia” ataukah kerena berada dalam satu team dengan kepentingan yang sejalan, atau yang lebih parah, apa karena dibayar?
Program Kelima dinamakan “Babill’, yaitu;
Yakni memupuk asas kebangsaan setiap bangsa dan menjaga kemurnian bangsa Yahudi. (Apakah ini sebuah peringatan atau ancaman terhadap anda yang berjiwa “nasionalis”? Apa-apa demi Negara, kapan demi Allah atau demi Agama Islam-nya? Apakah anda yang Nasionalis memahami bahwa kalian itu sedang dipecah belah? Buka mata anda, saudara-saudaraku sesama manusia…)
Program Keenam dinamakan “Onan”, yaitu;
a. Mengekang pertumbuhan bangsa Goyim (orang selain Yahudi) [pertimbangkan kembali program KB bagi anda umat Islam, dan ingatlah sebuah hadits yang menyuruh muslimin-muslimat untuk mempunyai keturunan yang banyak agar kelak bisa dibanggakan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diantara umat nabi-nabi yang lain. Baca sebuah buku kecil berjudul UPAYA MUSUH MENGHANCURKAN ISLAM MELALUI KELUARGA karya Sa’duddin as Sayyid Shalih untuk mengetahui busuknya program KB, termasuk hasil riset di Negara-negara barat.
b. Menyuburkan perempuan-perempuan Yahudi menjadi peridi. (sungguh terbalik dengan Negara kita misalnya, yang begitu giat mendukung program KB.)
Program Ketujuh dinamakan “Protokol”, yaitu;
Protokol khusus untuk program bangsa Yahudi dalam Suhyuniah (Zionisme) yang dimulai dengan pengantar protokol. Isi protokol adalah tentang rencana Yahudi untuk menguasai dunia, diantaranya penghancuran ekonomi suatu negara, penghancuran moral suatu bangsa dan banyak lagi. Dengan program protokol bangsa Yahudi dapat menjadi penguasa ekonomi dunia, pengatur Politik dan penerangan dunia
Program Kedelapan dinamakan “Gorgah”, yaitu;
a. Untuk merusak para pemimpin negara, ulama dan partai, mereka harus dijerumuskan dalam pasar seks dengan seribu satu jalan. Pepatah Yahudi mengatakan ”jadikanlah perempuan cantik untuk alat suatu permainan siasat.” (cek kembali skandal Presiden Bill Clinton dengan Monica Lewinsky. Bagaimana dengan Gus Dur dan Ariyanti? Yahya Zaini dan Maria Eva?)
b. Membuat jerat dan jala seks bagi seseorang yang terhormat. Jika namanya disiarkan sehingga kehormatannya jatuh.
c. Menyebarkan agen Kasisah, yaitu intel Fremasonry untuk menghancurkan martabat lawan di tempat-tempat maksiat.
d. Mendirikan gedung perjudian terbesar dan modern. (Las Vegas?)
e. Melemahkan pasukan lawan dengan perempuan dan obat khusus. (Cek masalah Vaksinasi yang tidak menyelesaikan masalah tapi justru mengakibatkan masalah kesehatan, atau Fluoride yang tidak hanya membuat gigi rusak tapi juga membuat bodoh, menurut pakar-pakar kesehatan Barat.
Program Kesembilan dinamakan “Plotisme”, yaitu;
a. Mendidik alim ulama Plotis yang pahamnya terapung ambang. (ustadz gaul yang ganteng, wangi, dan bersuara merdu, yang mengomentari secara positif tayangan khurafat bersampul “hidayah” apakah termasuk golongan ini?)
b. Alim ulama plotis itu disebarkan sebagai tenaga pengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga Islam.
c. Alim ulama Plotis harus diangkat menjadi anggota kehormatan Freemasonry
Program Kesepuluh dinamakan “Qornun”, yaitu;
a. Orang-orang yang terpilih yang berbahaya bagi Freemasonry didukung agar menjadi kaya sehingga bergelimang harta, tetapi akhirnya diperas secara halus oleh suruhan Freemasonry
b. Memberi dana pendidikan bagi pendidikan agama dalam hal berniaga, bertani, dan sebgainya sehingga mereka sibuk dalam keduniaan.
c. Lawan-lawan Freemasonry agar terjerat riba dan bank Freemasonry
d. Menghasut dan memberi jalan dengan berbagai cara agar para pejabat bank diluar bank Yahudi melakukan korupsi sehingga bank tersebut hancur dan kelak bank itu dibantu oleh bank Freemasonry dengan ikatan yang kuat. Bank itu akan bersiri kembali dengan tujuh puluh lima persen modal Yahudi. Kemudian pemimpin bank dan karyawan tersebut diberi ajaran Freemasonry dan menjadi anggotanya.
Peringatan Untuk Muslim
وَالَّذينَ كَفَرُواْ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS al-Anfal 8:73)
Dari data-data tersebut kita lihat bahwa begitu mendunianya program-program Freemasonry, dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memperingatkan ini dalam QS Al Anfaal :73 bahwa mereka saling bahu membahu dan menjadi pelindung satu dengan lainya, dan pada lafadz "illa taf'aluuhu" Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk mengadakan upaya program tandingan Tansiq yaitu penyatuan hati umat islam. Dalam hal ini Ulama Islam sebagai pemegang amanah Para Rasul harus mulai bersatu untuk memimpin dan membangun Program tandingan yang mendunia yang insya Allah pasti akan menghancurkan program-program mereka.
sumber:: http://indonesia.faithfreedom.org/forum/freemansory-organisasi-dajjal-t38101/Summer Soltice, Ritual Penyembahan Dewa Matahari yang Banyak Dirayakan Saat ini
Oleh: Tio Alexander
Seperti yang sudah banyak kita ketahui bahwa Paganisme atau praktek penyembahan kepada banyak sesembahan (dalam bahasa arab disebut musyrik) telah ada di dunia semenjak ribuan tahun silam atau bahkan mungkin lebih tua lagi. Bahkan salib yang saat ini dipakai oleh orang Kristen sebagai simbol ketuhanan mereka sejatinya adalah simbol paganisme dewa matahari yang telah ada jauh sebelum Kristen dipromosikan oleh Saulus ke Roma.
Stonehenge, tempat pemujaan dewa matahari
Kita kemudian mengetahui bahwa paganisme di belahan dunia manapun akan menyembah matahari sebagai dewa tertinggi mereka. Mengapa matahari? Karena matahari adalah simbol kehidupan bagi peradaban paling primitif pada manusia. Matahari yang selalu lahir kembali setelah malam tenggelam. Tak heran matahari dijadikan sesembahan saat itu. Tapi yang unik justru praktek penyembahan kepada matahari masih dilakukan hingga saat ini oleh banyak bangsa, khususnya bangsa-bangsa keturunan Keltik, yaitu manusia berkulit putih dari dataran Eropa.
Perayaan Summer Soltice
Soltice adalah titik balik matahari, dimana matahari saat itu berada pada ketinggian maksimum saat musim panas. Peristiwa ini terjadi setiap tanggal 21 Juni. Pada saat ini siang hari akan lebih panjang waktunya dibandingkan dengan hari lainnya. Bagi kita hal itu adalah hal yang biasa saja, tetapi tidak bagi kaum pagan dan keturunannya hingga saat ini.
Perayaan Summer Soltice
Soltice adalah titik balik matahari, dimana matahari saat itu berada pada ketinggian maksimum saat musim panas. Peristiwa ini terjadi setiap tanggal 21 Juni. Pada saat ini siang hari akan lebih panjang waktunya dibandingkan dengan hari lainnya. Bagi kita hal itu adalah hal yang biasa saja, tetapi tidak bagi kaum pagan dan keturunannya hingga saat ini.
Soltice berasal dari bahasa latin, yaitu "Sol" yang berarti Matahari, dan "Sistere" yang berarti alasan untuk berdiam diri. Summer Soltice bagi para pagan juga disebut dengan nama Litha. Banyak negara yang menjadikan Summer Soltice sebagai hari libur karena pengertian makna berdiam diri ini. Tapi dibalik arti yang biasa itu terkandung fakta yang tidak biasa.
Summer Soltice biasa dirayakan oleh kaum pagan untuk ditujukan sebagai wujud untuk mengakui matahari sebagai sumber kekuatan dan kehidupan di bumi, dan matahari itulah yang mereka percaya sebagai kekuatan dewa tertinggi mereka.
Summer Soltice biasa dirayakan oleh kaum pagan untuk ditujukan sebagai wujud untuk mengakui matahari sebagai sumber kekuatan dan kehidupan di bumi, dan matahari itulah yang mereka percaya sebagai kekuatan dewa tertinggi mereka.
Dahulu Summer Soltice dirayakan oleh kaum pagan dengan cara membakar api unggun raksasa, kemudian mereka berpegangan tangan mengelilinginya. Secara tidak kita sadari bahwa ritual penyembahan dewa matahari telah disusupi dalam berbagai kegiatan yang kita pikir sepele, seperti berdoa sambil mengelilingi api unggun. Dalam Islam, mengikuti ritual kaum-kaum penyembah selain Allah sangat dilarang, karena dapat digolongkan dalam kaum tersebut.
Summer Soltice dalam Kristen
Tadi sudah saya singgung tentang bangsa Keltik yang masih merayakan ritual penyembahan dewa matahari ini, bahkan hingga saat ini. Para sejarawan barat mengatakan bahwa Kristen banyak menyerap unsur-unsur paganisme, salah satunya adalah dimasukkannya unsur Summer Soltice dalam praktek keagamaan Kristen. Dalam menyisipkan praktek pagan ini, para pengembang agama Kristen ini menggunakan akhir Juni untuk merayakan hari besar bagi Yohannes Pembabtis (St. John the Baptist). Sayangnya hingga kini sedikit sekali penganut Kristen yang sadar akan hal ini, bahkan untuk kontroversi kelahiran Yesus (Nabi Isa) yang menurut para astronom tidak jatuh pada bulan Desember.
Summer Soltice pada kebudayaan lainnya
Summer Soltice pada kebudayaan lainnya
Penganut Druid berkumpul di Stonehenge
Pada kebudayaan Keltik di Inggris, orang-orang Druid berkumpul di tempat-tempat pemujaan purbakala, seperti Stonhenge, Avebury, dan Turton Heights. Mereka menunggu saat matahari naik dan kemudian melakukan ritual pemujaan kepada dewa matahari.
Selain itu pemujaan terhadap matahari saat 21 Juni ini juga dirayakan berbagai kebudayaan dalam bentuk yang bermacam-macam, namun kepercayaan mereka sepenuhnya berbentuk pagan. Berbeda di Cina, orang Cina menyebutnya Festifal Dewi Li, atau Dewi Cahaya.
Kontroversi Hari Kemerdekaan Amerika
Hari kemerdekaan Amerika yang kita ketahui jatuh pada tanggal 4 Juli disinyalir merupakan salah satu bentuk pemujaan terhadap dewa matahari. Karena 4 Juli adalah hari ke-13 ritual penyembahan terhadap dewa matahari. Kita tau bahwa rata-rata bapak kemerdekaan Amerika adalah anggota Freemasonry yang merupakan bagian dari "New World Order" Illuminati. Dan pada dasarnya kaum Freemasonry tidak ubahnya seperti pagan karena mereka juga menyembah banyak dewa.
Sumber: Tio Alexander
Valentine's Day – Festival Pemuja Setan
Oleh: akhirzaman.info
Di Indonesia, yang mayoritasnya memeluk agama Islam, perayaan Valentine's Day mulai membudaya di kalangan masyarakat kita khususnya dikalangan kawula muda, sekitar akhir tahun 1980-an berbarengan dengan munculnya televisi-televisi swasta yang banyak mengupas dan menayangkan berita ataupun film-film yang bertemakan perayaan tersebut. Sejak itulah, perayaan Valentine's Day digandrungi oleh para generasi muda, sebagai akibat dari penetrasi budaya asing yang masuk lewat pemberitaan berbagai media baik cetak maupun elektronik.
Perayaan ini pun dikenal oleh mereka sebagai perayaan hari kasih sayang, yang menurut mereka adalah moment yang paling tepat untuk mengungkapakan perasaan cinta dan kasih sayang kepada orang-orang yang dekat di hati. Perayaan ini biasanya dilaksanakan di kafe-kafe, hotel-hotel atau tempat-tempat yang romantis, di mana setiap pasangan memberikan hadiah berupa kue coklat atau bunga yang bertuliskan 'I wish you will be my valentine' kepada yang lain. Yang lebih mengejutkan, ada beberapa acara yang sering digelar diberbagai tempat rahasia di Metropolitan, belakangan ini, pesta perayaan Valentine's Day dirayakan dengan perbuatan-perbuatan yang amoral dan jauh dari temanya itu sendiri. Banyak kita dapatkan di pemberitaan televisi maupun koran-koran sekelompok anak muda yang menghabiskan malam perayaan tersebut dengan pesta seks dan narkoba.
Menurut the CuttingEdge Ministries, Valentine's Day - adalah festival pagan yang mendorong gairah cinta penuh nafsu [dan nafsu birahi fisik].
Valentine's Day dirayakan tepat 13 hari setelah Imbolg, [Imbolg adalah festival Celtic kuno yang terkait dengan penyembahan dewi Brigit, diadakan setiap tanggal 1 atau 2 Pebruari setiap tahunnya dalam rangka menandai awal musim semi. Imbolg juga dirayakan oleh orang kafir modern ] yang menunjuk nomor '13 ', yaitu angka Setan si pemberontak ekstrim. Sementara kebanyakan orang memahaminya hari tersebut merupakan waktu untuk memuliakan istri atau kekasih Anda, sebenarnya perayaan ini merupakan celupan dari ajaran paganisme.
Perhatikan dewa okultisme yang disamarkan namanya di Hari Valentine:
1. Cupid, menurut paganisme adalah anak Venus, sebenarnya anak Tammuz, anak Semiramis.
2. Venus, putri Jupiter, sebenarnya adalah Semiramis sendiri. Jupiter adalah dewa kepala, dewa matahari - Nimrod, suami Semiramis ', dianggap sebagai dewa matahari dalam Misteri Babilonia.
2. Venus, putri Jupiter, sebenarnya adalah Semiramis sendiri. Jupiter adalah dewa kepala, dewa matahari - Nimrod, suami Semiramis ', dianggap sebagai dewa matahari dalam Misteri Babilonia.
Simak apa yang dijelaskan seorang penulis pagan yang menggambarkan Pebruari, nama bulan dimana Hari Valentine jatuh.
"Nama bulan ini berasal dari dewi Romawi Februa dan St Febronia (dari febris, demam cinta) Dia adalah pelindung gairah cinta ... ritual orgiastic [pesta pora, (di Yunani kuno) ritual agama esoterik, terutama dalam penyembahan Demeter atau Dionysus, dicirikan kemudian dengan pesta-pora oleh tarian, nyanyian dan minum-minuman dengan meriah. ] dirayakan pada tanggal 14 Pebruari - Diperingati sebagai Hari St Valentine - ketika, di zaman Romawi, orang muda menuliskan nama pasangan wanita mereka ...Valentine's Day adalah waktu yang jelas untuk melihat ke dunia lain, yang diekspresikan melalui festival pensucian. Pada tanggal 1 Pebruari adalah perayaan hari lintas kuartal, atau festival api (Imbolc) festival penyucian. Hal ini diikuti pada hari kedua oleh rekan Kristen, Candlemas, sebagai hari pemurnian Perawan Maria. " ["The Pagan Book of Days", Nigel Pennick]
Agama Kristen Katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Dan pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
Hari raya Valentine's Day ini kemudian dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus ritual yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Valentine's Day yang dirayakan setiap tanggal 14 Pebruari tersebut menurut kami sebenarnya merupakan hasil upaya kelompok pemuja Setan untuk menginfiltrasi dan merusak semua agama samawi, dan agama Islam merupakan benteng terakhir yang menjadi batu sandungan Illuminati dalam merealisasikan rencananya. Sebagaimana disebutkan dalam salah satu tujuan dari tujuh tahapan yang hendak di capai dalam rangka menguasai dunia adalah "Menghapuskan konsep agama yang menyembah Tuhan menjadi pemujaan terhadap "reason" – rasionalisme."
Tulisan Barry Chamish berjudul The Deuthsch Devils memberikan gambaran yang jelas mengenai hal tersebut.
"Frankfurt pada waktu itu merupakan kantor pusat Jesuit, Adam Weishaupt, pendiri Illuminati, demikian pula raja finansial Rothschild Brothers'. Frankfurt merupakan tempat kelahiran Illuminati maupun kekaisaran Rothschild. Ketika Jacob Frank memasuki kota Frankfurt, aliansi antara Adam Weishaupt dengan Rothschild telah dimulai. Weishaupt menyediakan sumber-sumber daya berkenaan dengan perseketun rahasia dari Ordo Jesuit, sementara Rothschild menyokong dana keuangannya. Apa yang belum lengkap adalah cara-cara untuk untuk menyebarkan agenda Illuminati dan oleh karena itu mereka perlu untuk mengikutsertakan para pengikut Frankis ke dalam jaringan mereka sebagai agen yang disusupkan kedalam dunia Kristen serta dunia Islam."
Dan kita saksikan dewasa ini banyak dari mereka yang mengaku beragama Islam akan tetapi berpola pikir dan bertindak secara sekuler. Mengapa demikian? Karena Protokol Zion yang merupakan cetak biru Illuminati berhasil dimasyarakatkan secara global dan mewarnai serta mempengaruhi kehidupan di segala bidang, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan militer. Menurut Leland Lehrman Protokol Zion tidak hanya asli, tetapi juga merupakan sebuah bagian yang berurutan dari Masonic, Supremasi Yahudi dan tulisan-tulisan Luciferian yang berlanjut sampai dengan hari ini.
Dalam Bab I Protokol Zion yang merupakan Doktrin Dasar kita temukan ungkapan seperti ini:
"Perhatikanlah hewan-hewan yang diberi alkohol, yang dibuat lena oleh minuman itu, di mana hak pemakaian luar biasa minuman beralkohol itu tiba bersamaan dengan datangnya kebebasan. Jalan ini bukan untuk kita dan bukan pula milik kita untuk ditempuh. Rakyat-rakyat Goyim dibuat terlena oleh minuman beralkohol ini. Para pemuda mereka telah dibodohi oleh klasikisme sejak awal kebejatan ini, yang telah dirayu oleh agen-agen khusus kita - oleh tutor-tutor, antek-antek, ..."
dan dalam Bab IX mengenai re-edukasi dinyatakan sbb:
"Sudah kita kelabui, buat kagum, dan rusak para pemuda Goyim dengan cara membesarkan mereka di dalam prinsip-prinsip dan teori-teori yang menurut kita sebenarnya adalah salah, meski semua yang kita tanamkan pada mereka itu dirancang oleh kita." [bab ix, re-edukasi]
Maka dari itu tepatlah apa yang dinyatakan Aloysius Fozdyke bahwa Kita sedang memasuki Zaman Setan, Zaman Api dan Kami berharap untuk memerintahnya dan kesenangan yang akan datang! Generasi kita telah datang dan pergi dengan tujuan ini dan rencana kami mulai membuahkan hasil. Memang, kita hampir bisa terbuka seperti yang kita suka karena tidak ada istilah kembali berbalik dan setiap hari kita tumbuh lebih kuat. Para gembala perlu domba gembalaan dan kami akan tetap menyuapi mereka dengan kebohongan-kebohongan: filsafat maggot-ridden yang merusak ...
Di samping itu perlu juga kita renungkan ternyata Valentine's Day mengandung makna politik, khususnya untuk umat Islam sebagaimana dinyatakan juru dakwah dari Malaysia Zulkifli Nordin di dalam kasetnya berjudul 'MURTAD':
"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol.
Pandangan islam
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mengikuti begitu saja sesuatu yang jelas-jelas bukan bersumber dari ajaran Islam ?. Mari kita renungkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala
" Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya". (QS Al-Isra 17 : 36)
Dalam Islam kata "tahu" berarti mampu mengindera (mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan (bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
Oleh karena itu agama Islam melarang tasyabbuh yaitu sikap meniru perilaku orang kafir. Dalam kaitan ini Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengingatkan kepada kita semua dengan sabdanya:" Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu".
Sikap Beberapa Negara Islam terhadap Valentine's Day
Pemerintah Arab Saudi sudah minta penjual bunga dan toko barang-barang cindera mata untuk mencabut perayaan Valentine's Day. Menurut pemerintah, perayaan seperti itu suatu dosa, demikian dikutip media Saudi Gazette.
"Sebagai Muslim, sebaiknya kita tidak seharusnya merayakan suatu perayaan yang tidak islami, terutama ini, yang mendorong hubungan-hubungan mesum antara para pria dan perempuan tanpa menikah, " ujar Al-Dossari Syekh Khaled, seorang sarjana Muslim Saudi sebagaimana dikutip Saudi Gazette.
Setiap tahun, pejabat Komisi Kebajikan dan Asusila Kerajaan bergerilya merazia toko-toko yang menjual bunga Valentine's dan aksesorisnya. Biasanya, ini dilakukan beberapa hari menjelang tanggal 14 Februari, hari di mana dirayakan perayaan itu.
Aparat biasanya segera meminta mereka untuk menyingkirkan bunga mawar merah, kertas pembungkus merah, kotak hadiah dan boneka teddy bear.
Meski demikian, penjualan aksesoris seperti ini masih berjalan secara gelap. Di musim seperti ini, biasanya, bunga mawar dijual di pasar gelap Saudi lima riyal hingga 30 riyal.
"Kadang-kadang kami mengantarkan buket di pertengahan malam atau pagi-pagi benar, untuk menghindari kecurigaan," kata satu orang tukang bunga kepada koran setempat.
Di Kuwait, pihak anggota parlemen Kuwait dari kalangan islam meminta pemerintah Kuwait memberlakukan larangan perayaan Valentine's Day di negeri itu. Mereka menganggap perayaan Valentine tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan hanya mengedepankan aktivitas-aktivitas yang bertentangan dengan susila.
"Kami menyerukan menteri perdagangan untuk menunjukkan otoritasnya dengan melarang perayaan hari Valentine, yang merupakan budaya asing bagi masyarakat kita dan bertentangan dengan ajaran serta nilai-nilai agama kita, " kata Jamaan al-Harbash, salah seorang anggota parlemen yang menyerukan larangan peringatan hari Valentine.
Sementara itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Muslim Ibrahim tahun 2007 pernah menyatakan haram bagi umat Islam untuk merayakan Valentine's Day atau dikenal sebagai hari kasih sayang tersebut.
"Perayaan tersebut berasal dari agama lain dan tidak ada dasar hukumnya dalam syariat Islam. Jadi, mengikuti perayaan hari kasih sayang itu hukumnya haram bagi umat Islam," katanya dikutip Antara News.
Referensi:
1. Occult Holidays and Sabbats oleh The CuttingEdge
2. The [decoded] Illuminati's Protocols of the Learned Elders of Zion oleh Doc Marquis,
3. More About Valentine's Day: blogdokter.net
4. Valentine's Day [Hari Berkasih Sayang] tanbihul_ghafilin.tripod.com/
5. Sejarah Valentine Day dan Hukum Merayakannya dalam Islam - mymoen.wordpress.com
6. Valentine Day = Hari Raya Pagan Mengenang Pendeta fuui.wordpress.com
7. Bid'ah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam oleh Agus Junaedi
8. The Deutsch Devils oleh Barry Chamish
9. Pembuktian Terbaik dan Lengkap Mengenai Protokol Zion oleh Leland Lehrman
10. Orang Dalam Mengatakan Kita Memasuki "Era Setan" oleh Aloysius Fozdyke
11. Valentine Hari Kasih Sayang yang Semu oleh http://www.Islamhouse.com
12. Ada Apa dengan Valentine : yantoslearners.blogspot.com
2. The [decoded] Illuminati's Protocols of the Learned Elders of Zion oleh Doc Marquis,
3. More About Valentine's Day: blogdokter.net
4. Valentine's Day [Hari Berkasih Sayang] tanbihul_ghafilin.tripod.com/
5. Sejarah Valentine Day dan Hukum Merayakannya dalam Islam - mymoen.wordpress.com
6. Valentine Day = Hari Raya Pagan Mengenang Pendeta fuui.wordpress.com
7. Bid'ah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam oleh Agus Junaedi
8. The Deutsch Devils oleh Barry Chamish
9. Pembuktian Terbaik dan Lengkap Mengenai Protokol Zion oleh Leland Lehrman
10. Orang Dalam Mengatakan Kita Memasuki "Era Setan" oleh Aloysius Fozdyke
11. Valentine Hari Kasih Sayang yang Semu oleh http://www.Islamhouse.com
12. Ada Apa dengan Valentine : yantoslearners.blogspot.com
Tinjauan Kekafiran Demokrasi1)
Demokrasi diambil dari bahasa Latin, demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti hukum atau kekuasaan. Jadi demokrasi adalah hukum dan kekuasaan rakyat, dan dibahasakan dalam Undang Undang Dasar RI dengan “Kedaulatan berada di tangan rakyat”.
Demokrasi memiliki beberapa ajaran, di antaranya:
Sumber hukum bukan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, akan tetapi rakyat- Hukum yang dipakai bukanlah hukum Allah, akan tetapi hukum buatan2)
- Memberikan kebebasan berkeyakinan dan mengeluarkan fikiran dan pendapat3)
- Kebenaran adalah suara terbanyak4)
- Tuhannya banyak dan beraneka ragam5)
- Persamaan hak6)
Ajaran-ajaran demokrasi atau dien (agama) demokrasi ini semuanya kontradiktif dengan dien kaum muslimin, Al Islam. Sebagian manusia merasa aneh saat kami menyebut demokrasi sebagai dien (agama) padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:
كَذَلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِي دِينِ الْمَلِكِ“Tidaklah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja (dien al malik)…” (QS. Yusuf 12:76)
Undang-undang telah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala namakan sebagai dien (agama/jalan hidup yang ditempuh), sedangkan demokrasi itu memilliki undang-undang selain Islam. Jadi dien (agama) kafir itu bukan hanya Nashrani, Yahudi, Hindu, Budha, Konghucu, Shinto, dan Majusi saja …, akan tetapi Demokrasi adalah dien, Nasionalisme2) adalah dien, Kapitalisme adalah dien, Sekulerisme adalah dien.
Islam adalah dien kaum muslimin, sedangkan Demokrasi adalah dien kaum musyrikin, baik kaum musyrikin yang mengaku Islam atau yang mengaku bukan Islam. Untuk benar-benar mengetahui kekufuran dien Demokrasi ini, maka mari kita kupas ajaran-ajarannya itu dengan membandingkannya dengan ajaran Islam.
1. Sumber hukum bukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, akan tetapi rakyat.
Dikarenakan rakyat adalah yang berdaulat dan yang berkuasa, maka sumber hukumnya pun adalah rakyat yang diwakili oleh wakil-wakil mereka di Parlemen (MPR/DPR). Dan bila anda membuka Konstitusi (Undang Undang Dasar) semua negara yang bersistem Demokrasi, maka pasti mendapatkan bahwa kekuasaan Legislatif (tasyri’iyyah/pembuatan hukum) ada di tangan majelis rakyat, ada juga yang ‘bebas’ seperti di negara-negara barat, dan ada yang terbatas seperti di negara-negara Arab dan negara timur yang mana Raja, Amir, dan Presiden sangat menentukan, dan tidak lupa juga bahwa demokrasi atau aspirasi rakyat ini tidak semuanya digulirkan, kecuali bila sesuai dengan thaghut Latta mereka yaitu Undang Undang Dasar.
Padahal sumber/kekuasaan/wewenang hukum itu di dalam dien Al Islam ada di Tangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:
Setelah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa Dia-lah yang menciptakan dan yang memilih apa yang Dia kehendaki serta bahwa manusia tidak punya hak untuk memilih setelah Allah menentukan, Dia Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلّهِ“…keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah…” (QS. Yusuf 12:40)
Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلّهِ“…menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah…” (QS. Al An’am 6:57)
Dan Dia Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ“Dan Dia-lah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak diibadati melainkan Dia, bagiNya-lah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagiNya-lah segala penentuan dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al Qashash 28:70)
وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ“Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. (QS. Al Qashash 28:87-88)
Ayat-ayat lainnya yang menjelaskan bahwa hak menentukan hukum dan putusan serta penetapan hanyalah milik Allah dan hak khusus rububiyyah serta uluhiyyah-Nya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah-lah yang memutuskan dan hanya kepada-Nyalah putusan itu (disandarkan)”
Ini adalah dienullah yang dianut oleh kaum muslimin, sedangkan yang tadi adalah dien Demokrasi yang dianut oleh kaum musyrikin. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali Imran 3:85)
Apakah sama antara dua dien ini wahai manusia…?
Dan apa yang anda pilih, Islam ataukah Demokrasi…?
Bayangkan saja… bila yang menjadi sumber hukum itu adalah manusia yang sangat penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, apa jadinya hukum yang diundang-undangkan itu? Bulan ini dibuat dan diibadati, namun beberapa bulan berikutnya dihapuskan (baca: dimakan) atau direvisi, karena sudah tidak relevan lagi, tidak ada bedanya dengan tuhan (berhala) dari adonan roti yang mereka (kafir Arab dahulu) buat dan mereka ibadati, namun ketika lapar mereka santap habis.
Sedangkan bila yang menjadi sumber hukum itu hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka Dia-lah Dzat Yang Maha Mengetahui segalanya.
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al Mulk 67:14)
2. Hukum yang dipakai bukan hukum Allah tapi hukum buatan
Tadi telah dijelaskan bahwa sumber hukum agama Demokrasi adalah rakyat, maka sudah pasti hukum yang dipakai adalah bukan hukum Allah, tapi hukum rakyat (wakilnya) atau hukum yang disetujui oleh mereka, juga dikarenakan dien Demokrasi ini adalah menyatukan semua pemeluk dien yang beraneka ragam dan mengakuinya serta menampung semua aspirasinya, sedangkan untuk kesatuan mereka ini dibutuhkan hukum yang mengikat semua dan disepakati bersama, padahal para pemeluk dien selain Al Islam tidak akan rela dengan hukum Islam sehingga disepakatilah hukum yang menyatukan mereka, dan itu bukan hukum Allah, tapi hukum wali-wali setan.
Sungguh ini adalah kerusakan yang besar, kekafiran yang nyata serta kemurtadan yang nampak jelas bagi pemeluk Islam yang ridha dengannya atau mendukungnya apalagi menerapkan atau melindunginya. Padahal Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:
Sekutu dengan hukum buatan itu syirik akbar, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ“…barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”. (QS. Al Maidah 5:44)
وَلاَ تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”. (QS. Al An’am 6:121)
Tentang ayat ini Al Hakim dan yang lainnya meriwatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu ‘Abbas: Bahwa orang-orang membantah kaum muslimin tentang sembelihan dan pengharaman bangkai, mereka berkata: “Kalian makan apa yang kalian bunuh dan tidak makan dari apa yang Allah bunuh” yaitu bangkai, maka Allah berfirman “Dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”
Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsir ayat ini: “Dimana kamu berpaling dari perintah Allah dan aturan-Nya kepada yang lainnya, terus kamu mendahulukan terhadap aturan Allah yang lainnya, maka inilah syirik itu”
Memakai hukum selain hukum Allah adalah syirik akbar…
Bila saja orang yang menuruti atau meridhai satu hukum yang menyelisihi aturan Allah, telah Dia Subhanahu Wa Ta’ala vonis musyrik, maka apa gerangan dengan Demokrasi yang seluruhnya adalah bukan hukum Allah. Kalau memang ada satu macam atau beberapa macam hukum yang ada dalam Demokrasi itu serupa dengan ajaran Islam, tetap saja itu tidak disebut hukum Allah dan tidak merubah kekafiran penganut dien Demokrasi. Andai ada orang Nashrani yang jujur dan amanah, apakah itu bisa menyebabkan dia itu disebut muslim karena jujur dan amanah itu ajaran Islam? Sama sekali tidak, karena jujur dan amanahnya itu bukan atas dorongan tauhid, tapi kepentingan lain, maka begitu juga dengan Demokrasi.
Oleh sebab itu para ulama tetap ijma atas kafirnya orang yang menerapkan kitab Undang-undang hukum Tartar (Yasiq/Ilyasa) yang dibuat oleh Jengis Khan, padahal sebagiannya diambil dari syari’at Islam.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Siapa yang meninggalkan syari’at paten yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah penutup para nabi, dan dia malah merujuk hukum kepada yang lainnya berupa hukum-hukum (Allah) yang sudah dinasakh (dihapus), maka dia kafir. Maka apa gerangan dengan orang yang berhukum kepada Ilyasa dan lebih mengedepankannya atas hukum Allah? Siapa yang melakukannya maka dia kafir dengan ijma kaum muslimin”. [Al Bidayah Wan Nihayah: 13/119].
Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang Yasiq/Ilyasa: “Ia adalah kitab undang-undang hukum yang dia (Raja Tartar, Jengis Khan) kutip dari berbagai sumber; dari Yahudi, Nashrani, Millah Islamiyyah, dan yang lainnya, serta di dalamnya banyak hukum yang dia ambil dari sekedar pandangannya dan keinginannya, lalu (kitab) itu bagi keturunannya menjadi aturan yang diikuti yang lebih mereka kedepankan dari pada al hukmu bi Kitabillah wa sunnati Rasulillah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Siapa yang melakukan itu, maka wajib diperangi hingga kembali kepada hukum Allah dan Rasul-Nya, selainnya tidak boleh dijadikan acuan hukum dalam hal sedikit atau banyak”.
Ini dikarenakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:وَأَنِ احْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَن بَعْضِ مَا أَنزَلَ اللّهُ إِلَيْكَ“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu…” (QS. Al Maidah 5:49)
Dalam ayat itu, Allah mengatakan “menurut apa yang diturunkan Allah”, dan tidak mengatakan “menurut seperti apa yang diturunkan Allah”. Dalam ajaran Demokrasi hukum yang berlaku adalah hukum jahiliyyah:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki…” (QS. Al Maidah 5:50)
Dalam ajaran tauhid, orang tidak dikatakan muslim, kecuali dengan kufur kepada thaghut yang di antaranya berbentuk undang-undang buatan manusia, sedangkan Demokrasi mengajak orang-orang untuk beriman kepada thaghut, padahal Allah berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُواْ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُواْ أَن يَكْفُرُواْ بِهِ“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu…” (QS. An Nisa 4:60)
Lihatlah realita para demokrat serta para pendukungnya justeru adalah sebagaimana yang Allah Subhaanahu Wa Ta’ala firmankan:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُودًا“Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafiq menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu”. (QS. An Nisa 4:61)
Jika ada yang serupa dengan ajaran Islam dalam hukum mereka itu, tidak lebih dari apa yang tidak bertentangan dengan selera dan kepentingan mereka, dan itu setelah proses tarik menarik dan diskusi panjang antara mengiyakan dengan tidak, tak ubahnya dengan orang-orang yang Allah firmankan:
Apakah anda masih meragukan bahwa Demokrasi itu dien kufriy…?وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُم مُّعْرِضُونَ وَإِن يَكُن لَّهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوا إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ أَفِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَن يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ“Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidakdatangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku dzhalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka Itulah orang-orang yang dzhalim”. (QS. An Nur 24:48-50)
Apakah Islam atau Ad Dimoqrathiyyah…?
أَفَغَيْرَ دِينِ اللّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”. (QS. Ali Imran 3:83)
3. Memberikan kebebasan berkeyakinan dan mengeluarkan fikiran dan pendapat
Demokrasi adalah dien yang melindungi semua agama, mengakui serta menjamin kebebasannya. Orang Nashrani bila mau masuk Islam maka Demokrasi mempersilahkan dan mengakuinya, dan begitu juga orang Islam jika ingin masuk Nashrani atau agama lainnya, maka dien Demokrasi tidak mempersalahkannya apalagi memberikan sanksi terhadapnya.
Dari itu berarti dien Demokrasi telah menghalalkan pintu-pintu kemurtadan serta menggugurkan hukum-hukum yang berkaitan denganya, padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah”.
Andai seorang muslim karena ghirahnya sangat tinggi lalu dia membunuh orang murtad, maka tentulah dia mendapat hukuman. Begitu juga dien demokrasi memberikan kebebasan untuk mengeluarkan fikiran dan pendapat, walaupun fikiran dan pendapat itu adalah kekufuran.
Jadi Demokrasi membuka pintu kekufuran dari berbagai sisi. Dari sinilah rahasia kenapa sanksi-sanksi yang bersifat keagamaan ditiadakan dan tidak diberlakukan, karena itu bertentangan dengan kebebasan berkeyakinan.
Saat seorang bapak meninggal dunia dan si anak telah murtad, maka hukum demokrasi masih menetapkan warisan baginya.
Saat si suami murtad, sedangkan isteri masih muslimah…, namun dien Demokrasi tidak mengharuskan pisah (fasakh) di antara keduanya.
Allah dan Rasul-Nya dibiarkan dihina siang dan malam, dan ajaran Islam dicemoohkan dan dilecehkan dengan dalih kebebasan mengeluarkan fikiran dan pendapat. Memang Demokrasi itu memberikan kebebasan yang seluas-luasnya bagi semua faham dan aliran kecuali Tauhid, karena seandainya ada muwahhid yang mencela dan menghina atau berupaya membunuh Thaghut mereka, tentulah dia dikenakan pasal hukuman, padahal itu ajaran Tauhid.
Begitulah kebebasan yang dimaksud oleh dien Demokrasi…Kebebasan kufur, syirik, ilhad, zandaqah, dan riddah… bukan kebebasan Tauhid…!
4. Kebenaran adalah suara terbanyak2)
Hal yang tidak bisa dipungkiri lagi adalah bahwa dien Demokrasi memiliki ajaran bahwa al haq itu bersama suara rakyat atau mayoritasnya. Adapun yang diinginkan oleh mayoritas, maka itu adalah kebenaran yang harus diterima dan diamalkan meskipun jelas-jelas bertentangan dengan Tauhid.
Oleh karena itu setiap partai politik yang ingin menguasai Parlemen dan Pemerintahan pasti dia mencari dukungan sebanyak-banyaknya dari rakyat, kemudian setelah itu mereka bisa menerapkan putusan apa saja meskipun melanggar aturan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, asal tidak melenceng dari Tuhan mereka tertinggi yang padahal mereka sendiri yang membuatnya, yaitu Undang Undang Dasar.
Padahal kebenaran itu hanyalah bersumber dari Allah, baik mayoritas menyukainya atau tidak. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:Juga firman-Nya Subhaanahu Wa Ta’ala:الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلاَ تَكُن مِّن الْمُمْتَرِينَ“Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu”. (QS. Ali Imran 3:60)
الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ“Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu”. (QS. Al Baqarah 2:147)
Dikarenakan kebenaran adalah datang dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala lewat lisan Rasul-Nya, maka bila Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu putusan atau hukum, tidak boleh manusia mempertimbangkan antara menerima atau tidak serta tidak ada pilihan lain kecuali menerima dan tunduk kepadanya.
Dan firman-Nya Subhaanahu Wa Ta’ala:وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al Ahzab 33:36)
وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ“…sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka…” (QS. Al Qashash 28:68)
Para ahli tafsir menyatakan bahwa bila Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus mentaati dan menerima apa yang telah ditetapkan Allah.
Namun agama Demokrasi mengatakan lain, rakyat bebas memilih apa yang mereka inginkan dan mereka memiliki pilihan. Tapi bila rakyat (wakil-wakil mereka tentunya) atau mayoritasnya menentukan sesuatu, maka tidak ada pilihan lagi kecuali mengikutinya, karena Tuhan yang berhak menetapkan ketentuan dalam ajaran Demokrasi adalah para wakil rakyat itu, bukannya Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
Bila dien Demokrasi memiliki tolak ukur kebenaran itu berdasarkan pada suara aghlabiyyah (mayoritas), sehingga apapun yang disuarakan oleh mereka, maka itulah kebenaran yang mesti diikuti, padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menghati-hatikan dari mengikuti keinginan mayoritas manusia …
Ini dikarenakan mayoritas (manusia) musyrik …وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS. Al An’am 6:116)
Mayoritasnya tidak beriman…وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللّهِ إِلاَّ وَهُم مُّشْرِكُونَ“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah”. (QS. Yusuf 12:106)
Mayoritasnya benci akan kebenaran…وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ“Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya”. (QS. Yusuf 12:103)
Mayoritasnya tidak mengetahui kebenaran…وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ“…dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu”. (QS. Al Mukminun 23:70)
Mayoritasnya tidak memahami kebenaran…وَلَكِنَّ أَكَثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ“…akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Al Jaatsiyah 45:26)
Mayoritas mereka itu kaum yang tidak beriman…بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ“…tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya)”. (QS. Al Ankabut 29:63)
Mayoritas mereka itu tidak bersyukur…وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ“…akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman”. (QS. Al Mukmin/Ghafir 40:59)
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ“…akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”. (QS. Al Mukmin/Ghafir 40:61)
Itulah sifat-sifat orang yang dijadikan Tuhan (arbab) dalam agama Demokrasi; musyrik, kafir, sesat, bodoh, kurang akal, benci terhadap kebenaran, tidak mau bersyukur lagi menyesatkan.
Orang yang ridha dan beribadah kepada tuhan-tuhan itu, maka ia lebih sesat dan lebih bodoh dari kerbau piaraannya…!
أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ“…mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi…” (QS. Al A’raf 7:179)
Enyahlah kalian dan apa yang kalian ibadati selain Allah. Maka apakah kamu tidak berakal…??!
5. Tuhannya banyak dan beraneka ragam3)
Sudah dijelaskan di awal pembahasan ini bahwa hukum adalah hak khusus Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan ia adalah ibadah, bila ia disandarkan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka itu adalah syirik, dan yang menerima penyandarannya itu adalah Tuhan (arbab) selain Allah.
Sudah diketahui bahwa rakyat (wakil-wakilnya) adalah pemegang kewenangan hukum, itu dalam dien Demokrasi, sedangkan wakil-wakil rakyat itu jumlahnya sangat banyak, berarti tuhan-tuhan mereka itu beraneka ragam. Ada tuhan yang katanya mengaku Islam, ada yang Nashrani, ada yang dari Budha, Hindu, Dukun, Paranormal, Tentara, Polisi, dan lain sebagainya.
Sedangkan Tauhid mengajarkan bahwa sumber yang berwenang menentukan hukum hanyalah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala Yang Maha Mengetahui…
أَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ“…manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS. Yusuf 12:39)
Di dalam Al Qur’an, para pembuat hukum itu diberi beberapa nama oleh Allah: Arbaab, Thaghut, Syuraka, Auliaa-usy syaithan (Wali-wali setan).
Dia Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَـهًا وَاحِدًا لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Arbaab (Tuhan) selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. At Taubah 9:31)
Dalam ayat ini Allah menamakan orang-orang alim dan para rahib Yahudi dan Nashrani sebagai ARBAAB, saat ayat ini dibacakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam di hadapan ‘Adiy Ibnu Hatim ~ saat itu asalnya Nashrani kemudian masuk Islam ~, maka dia langsung mengatakan: “Kami tidak pernah sujud dan shalat kepada mereka …”, maka Rasulullah menjelaskan makna “mereka menjadikan para rahib dan alim itu sebagai Arbaab”: “Bukankah mereka menghalalkan apa yang Allah haramkan kemudian kalian ikut menghalalkannya, dan bukankah mereka mengharamkan apa yang telah Allah halalkan terus kalian ikut mengharamkannya?”, maka ‘Adiy menjawab: “Ya, benar”. Dan Rasulullah berkata: “Itulah bentuk ibadah kepada mereka”. [Atsar ini dihasankan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah]
Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata: ”Bab: Orang yang mentaati ulama dan penguasa dalam mengharamkan apa yang Allah haramkan atau (dalam) menghalalkan apa yang Allah haramkan”, maka ia telah menjadikan mereka sebagai Arbaab selain Allah”.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُواْ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّاغُوتِ“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut…” (QS. An Nisa 4:60)
Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata tentang beberapa tokoh thaghut: “Penguasa yang zhalim yang merubah ketentuan-ketentuan Allah”, terus beliau tuturkan ayat di atas.
Mujahid rahimahullah berkata: “Thaghut adalah setan berwujud manusia yang mana orang-orang berhakim kepadanya sedang dia adalah pemegang kendali mereka”
Dalam catatan kaki Terjemahan Mushhaf Departemen “Agama” RI: “Termasuk thaghut juga adalah; orang yang menerapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu”. Ketahuilah… sesungguhnya selain aturan Allah adalah curang lagi bersumber dari hawa nafsu…!!!
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاء شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ“Apakah mereka mempunyai syurakaa (sembahan-sembahan) selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka dien (aturan) yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy Syuura 42:21)
Anda harus ingat dalam memahami ayat ini dan yang lainnya bahwa hukum/aturan adalah dien.
Kemudian tentang penamaan para pembuat hukum selain Allah sebagai wali-wali setan, Dia Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang upaya kaum musyrikin mendebat kaum muslimin supaya setuju dengan aturan yang menyelisihi aturan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dia berfirman:
وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ“…Dan sesungguhnya setan-setan itu membisikkan kepada wali-wali mereka agar membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, maka sesungguhnya kamu adalah benar-benar musyrik”. (QS. Al An’am 6:121)
Bisikan setan kepada mereka adalah ucapan yang mereka lontarkan kepada kaum muslimin “Kalian makan apa yang kalian bunuh (maksudnya sembelihan) dan tidak makan apa yang dibunuh Allah (maksudnya bangkai)”.
Jadi para pembuat hukum dan undang-undang itu adalah wali-wali setan, dan sedangkan undang-undang dan hukumnya itu adalah syari’at setan.
Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithiy berkata: “Sesungguhnya orang-orang yang mengikuti qawanin wadl’iyyah (undang-undang) yang disyari’atkan oleh setan lewat lisan wali-walinya …”
Jadi, Demokrasi adalah ajaran setan, sedangkan para penganutnya adalah para penyembah setan…
6. Persamaan HakDi dalam ajaran Demokrasi, semua rakyat dengan berbagai macam agama dan keyakinannya adalah sama, tidak ada perbedaan antara muslim dengan kafir, juga antara orang yang taat dengan yang fasiq. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala membedakan di antara mereka:
قُل لاَّ يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ“Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu…” (QS. Al Maidah 5:100)Orang kafir adalah yang buruk sedangkan orang muslim adalah yang baik…
لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ“Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah…” (QS. Al Hasyr 59:20)أَفَمَن كَانَ مُؤْمِنًا كَمَن كَانَ فَاسِقًا“Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasiq?” (QS. As Sajdah 32:18)
Dan ayat-ayat lainnya…
Dengan risalah ini kami bermaksud untuk menggugah anda agar mengetahui bahwa Demokrasi itu adalah agama kafir lagi syirik, sedang para pengusungnya serta para penganutnya adalah kaum musyrikin walau mereka menyatakan bahwa dirinya muslim, shalat, zakat, shaum, haji dan yang lainnya.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Muhammad, keluarga, dan para shahabat. Wal hamdu lillaahi rabbil ‘aalamin….
Catatan dari AkhirZaman.info:Menurut Abdullah Patani dalam bukunya “Tipudaya Freemasonry di ASEAN” (download di sini)
1). Demokrasi milik Yahudi Kabbalah, istilah aslinya berarti dengan cahaya Talmud dan Masyna serta segala ucapan imam-imam agung (bangsa Yahudi), telah diundang-undangkan ketentuan tentang demokrasi ini, yaitu: “Bermusyawaralah dan rapatlah serta berketetapkanlah terhadap pilihan yang berasal dari suara terbanyak.”
2). Menurut Yahudi Kabbalah, Nasionalisme artinya berbangsa satu Yahudi, berbahasa Yahudi, dan bertanah air satu Yahudi Raya (impian mewujudkan Israel raya).
3). Istilah dalam bahasa Latin yang sering kita dengar adalah vox populi vox dei (suara rakyat suara tuhan) suara terbanyak itu adalah suara Tuhan.
4). Dalam istilah Yahudi Kabbalah disebut Monotheisme yang berarti “kesatuan tuhan,” yaitu hendaklah bangsa Yahudi bertujuan dengan Tuhannya masing-masing dalam sebuah gerak yang sama. Maka wahai orang-orang Atheis dan yang membebaskan dirinya dari kekangan agama yang ada di kalangan bangsa Yahudi, hendaklah kalian tetap bertuhan dengan tuhan-tuhanmu. Bukanlah alampun merupakan tuhanmu. Juga bukankah kudrat (kekuatan) alampun merupakan tuhanmu juga?
Jika kalian berlainan agama, berlainan kepercayaan, atau berlainan keyakinan, maka hendaklah kalian tetap bersatu-padu. Sebab, Gunung Zion telah menanti kalian. Selain itu wahai Yahudi seluruh dunia, hendaklah kalian memiliki perasaan tenggang rasa dan saling hormat menghormati antara satu dengan lainnya.
Menurut Manly P. Hall, seorang Freemason tingkat 330, dalam bukunya berjudul The Secret Destiny of America, Demokrat paling awal adalah Akhnaton, Fir’aun Mesir yang bergelar Amen-Hotep IV. (download di sini)
Demokrasi dunia merupakan cita-cita rahasia para filsuf besar klasik. Dalam rangka menyelesaikan tujuan terbesar manusia ini, mereka menguraikan program-programnya a.l. melalui bidang pendidikan, agama, perilaku sosial yang kesemuanya itu diarahkan kepada pencapaian akhir yang berguna untuk persaudaraan universal. Dan untuk mencapai tujuan-tujuan mereka secara lebih efektif, para filsuf klasik besar ini menghubungkan dirinya dengan ikatan mistik tertentu yang mengikat persaudaraan yang lebih luas. Di Mesir, Yunani, India,dan Cina, Negara Misteri ini mewujud. Ordo resmi Imam Filsuf dibentuk sebagai sebuah badan berdaulat untuk memberikan saran dan perintah kepada penguasa-penguasa negara. (dewasa ini: Illuminati)
Ide ini kemudian melalui perkumpulan rahasia dibumikan di Amerika oleh Sir Francis Bacon yang pada tanggal 4 Juli tahun 1776 resmi menjadi negara Masonik pertama di dunia. Wajar jika Amerika menggalakkan Demokrasi ke seluruh dunia karena Demokrasi Amerika merupakan bagian daripada Rencana Universal ini.
Merekalah yang menyiapkan sistem sekuler untuk kehidupan umat manusia yang menyangkut seluruh aspek kehidupan yang saat ini kita kenal dengan sistem dajjal dan sepertinya secara formal 100% berhasil, karena hampir di seluruh dunia, sadar atau tidak sadar manusia mengikuti sistem dajjal ini [berhasil di cuci otak] namun secara real/de facto belum berhasil sepenuhnya karena masih ada mukminin yang ikhlas berjuang mempertahankan dan menegakkan kalimat Tauhid di muka bumi ini termasuk di Indonesia. Dewasa ini mereka mengendalikan umat manusia dari tiga tempat, secara politik dan militer mereka mengontrol dunia dari Washington DC, secara ekonomi mereka mengendalikan dunia dari kota London melalui sistem perbankan ribawi dan secara spiritual mereka mengendalikan dunia spiritual dari kota Vatican dan secara organisasi mereka mengendalikan dunia melalui PBB.
Sedangkan notasi 2,3 dan 6 menurut kami untuk pertamakali di zaman modern didengungkan pada masa Revolusi Perancis dengan slogan Liberty, Equality dan Fraternality dalam rangka membebaskan diri dari hukum Tuhan. Sebenarnya pemikiran tersebut merupakan buah pikir Yahudi Illuminati/Zionis dalam rangka mempengaruhi umat manusia di seluruh dunia untuk membebaskan diri dari hukum Tuhan dan membawanya ke dalam alam pikir sekuler. Motto atau slogan tersebut diakui dan diabadikan dalam Cetak Biru dalam menciptakan apa yang mereka sebut The New World Order atau Tata Dunia Baru atau Globalisasi yaitu dalam “The (decoded) Illuminati’s Protocols of the Learned Elders of Zion” Bab I. al sbb: “Jauh sebelumnya di masa lalu, kita adalah orang pertama di antara kelompok-kelompok massa rakyat yang menyerukan kata-kata: “Liberty, Equality, Fraternity”, … . Protokol ini merupakan sebuah plan of actions dari sebuah rencana besar para pengikut setan yang melengkapi Taurat yang sudah dirubah isinya, Talmud dan Kabbalah. Mereka bersembunyi di belakang agama Yahudi dan memberikan interpretasi terhadap kata Yahudi dengan dua pengertian Agama dan Bangsa untuk mengecoh umat manusia, dan saat ini banyak sudah manusia yang tertipu dengan kata Yahudi yang diberi dua makna tersebut, sehingga al. masalah Palestina tidak pernah dapat diselesaikan, padahal yang hak dan batil sudah sangat jelas.
Mereka menggunakan Taurat yang masih merupakan firman Allah dalam rangka mencapai tujuannya seperti ayat mengenai ‘manusia pilihan Tuhan’, padahal kalau kita kritis yang dimaksud dengan manusia pilihan tersebut adalah mengacu kepada Bani Israil, bukan kepada Yahudi sebagai bangsa, dan sebenarnya sudah dibatalkan, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala menyempurnakanNya dalam Islam sebagaimana ditegaskan di dalam QS al-Maidah 5:3 “ … Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu….” Dan Islamlah sebagai penerus perjuangan menegakkan Tauhid di muka bumi ini sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Baqarah 2:143 “ … Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia …”
Perkumpulan rahasia Freemasonry menciptakan Illuminati sebagai front organization dalam upayanya untuk merealisaikan tujuan mereka untuk menguasai dunia pada tanggal 1 Mei 1776 oleh Adam Weishaupt, seorang Jesuit keturunan Yahudi Khazar atau Yahudi Askenazi, (tanggal ini diperingati sebagai Hari Buruh Dunia sebagai sebuah deception] bersama dengan Meyer Amschel Rothschild dan Jacob Frank yang juga dari etnis Khazar. Mereka melakukan pembagian tugas, dalam bidang ideologi Adam Weishaupt diserahi tugas untuk merumuskannya [Komunis aslinya merupakan pemikiran Adam Weishaupt, Karl Marx yang selama ini dianggap sebagai pemikirnya hanya diberi tugas sebagai compiler saja, dan semua ideologi diciptakan oleh Illuminati, kecuali Islam], Meyer Amschel Rothschild sebagai penyandang dana [sampai hari ini perbankan dunia dikuasai oleh keluarga Rothschild] sedangkan Jacob Frank (Yahudi Khazar) diberi tugas untuk menyusup dan menghancurkan agama Kristen dan Islam dari dalam [agama Kristen terpecah menjadi ratusan sekte, demikian juga Islam, walau tidak sebanyak agama Kristen]. Semua rencana mereka sampai saat ini berjalan nampak mulus dan tanpa hambatan.
Kalau Anda perhatikan al-Qur’an dengan seksama, maka Anda akan menemukan bahwa mereka ini merupakan personifikasi setan jenis manusia sebagaimana ditegaskan dalam QS al-An’am 112, sedangkan setan dari jenis Jin membisikan ide-ide pemikiran yang bertentangan dengan sunatullah, sebagaimana sistem politik Demokrasi vis a vis sitem politik Khilafah. Dan manusia tersebut di atas adalah sejahat-jahat makhluk di muka bumi sebagaimana dinyatakan dalam QS al-Kahfi 18:94, mereka tidak percaya terhadap akhirat, mereka meyakini bahwa setelah mati akan mengalami reinkarnasi, namun nampaknya Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah mengizinkan mereka keluar dari persembunyiannya dari Benteng Darbent beberapa abad lalu dan pada tahun 1948 mendirikan sebuah negara di wilayah rampasan milik bangsa Palestina, hal ini dinyatakan dengan jelas dalam QS al-Anbiya 21:95-96. Merekalah Ya’juj wa Ma’juj si pembuat sistem ad-Dajjal dan sistem al-Masih ad-Dajjal yang puncak rencananya untuk menguasai dunia akan dimulai (dituntaskan) pada tanggal 21 Desember 2012 dengan melakukan genosida besar-besaran dalam rangka memenuhi tuntutan Lucifer dalam membinasakan orang-orang beriman, karena bilamana tidak dilakukan, kekuasaan mereka akan berakhir dan akan diberikan kepada umat Islam. Apakah Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengizinkan mereka?, sepertinya tidak mungkin karena Dia tidak menyukai hal tersebut terjadi sebagaimana dijaminNya dalam QS an-Nisa 4:141 “ … Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.”, jadi kemungkinannya Sa’ah bukan Qiyamah yang akan terjadi sebagai rahmat untuk orang-orang beriman dan mereka yang diselamatkan dengan rahmat Allah tersebut yang akan mendirikan kekhalifahan seperti yang pernah ada dalam masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang kemudian dilanjutkan pada masa Khulafaur Rasyidin.
Apakah Anda sudah siap?Sumber: MillahIbrahim
Masuk Jebakan Demokrasi?
Di penghujung 2011 ini, Dunia Arab dan Afrika Utara berubah. Perubahan rezim-rezim tiranik, dikalahkan rakyatnya, dan diikuti dengan lahirnya kheidupan demokrasi. Demokrasi adalah partai politik, pemilu dan kekuasaan.
Gerakan Islam memilih memanfaatkan demokrasi. Mereka mendirikan partai politik. Ikut pemilihan parlemen. Masuk dalam kekuasaan atau ikut mengelola kekuasaan. Di Tunisia, Mesir, Maroko, Yaman, Libya, Jordan, dan Syria. Mereka mendirikan partai politik, dan ikut pemilihan parlemen.
Di Mesir, Ikhwanul Muslimin, Salafi, dan Jamaah Islamiyah (JI), dan kelompok Gerakan Islam lainnya, mendirikan partai politik, dan mereka ikut dalam kontes pemilu, memperebutkan kursi parlemen. Demokrasi mereka nilai sebagai peluang, dan sarana menegakkan cita-cita mereka, yaitu terciptanya sistem atau tatanan Islam.
Gerakan Islam yang selama ini, mereka lebih berorientasi menyebarkan Islam, melalui gerakan dakwah, dan kegiatan lainnya, menuju ke arah tegaknya sistem nilai Islam dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara. Sekarang mereka ikut dalam ranah demokrasi, dan mencoba memanfaatkan demokrasi sebagia bentuk gerakan baru di dunia Arab dan Afrika Utara.
Pasca terjadinya revolusi di dunia Arab dan Afrika Utara, partai-partai yang didirikan oleh Gerakan Islam mendapatkan dukungan rakyat. Terbukti seperti di Tunisia, Partai An-Nahdhah yang berafiliasi kepada Ikhwan menang, di Maroko, Partai Keadilan, juga memenangkan pemilu parlemen. Di Mesir Partai Keadilan dan Kebebasan serta Partai An-Nour, yang berafiliasi kepada Salafi, mendapatkan suara yang sangat signifikan, dan mendapat dukungan rakyat secara luas.
Namun, sepertinya mereka mengumandangkan "koor" bersama, yang dengan sangat jelas, bahwa mereka tidak akan menegakkan syariah Islam atau negara Islam. Mereka dengan sangat eksplisit, menegaskan kekuasaan yang ada, lebih menekankan bentuk negara sekuler (demokrasi). Dengan menjamin kebebasan dan hak-hak minoritas.
Partai An-Nahdhah (Tunisia), Partai Keadilan dan Pembangunan (Maroko), dan Partai An-Nour (Salafi), dan Partai Kebebasan dan Keadilan (Mesir), sama-sama memprioritaskan pada pembangunan ekonomi dan stabilitas negara. Belum pada agenda penekanan mengemplentasikan prinsip-prinsip Islam dalam bernegara.
Kunjungan Perdana Menteri Turki Erdogan ke Mesir, dan menyerukan Gerakan Islam di dunia Arab dan Afrika Utara, agar menerapkan prinsip sekulerissme di negaranya dalam pengelolaan negara. Nampaknya, seruan Erdogan mendapatkan pijakan yang kokoh, bersamaan dengan kemenangan partai-partai Islam di kawasan itu. Erdogan menjadi inspirator dan "role model" para pemimpin Gerakan Islam sebuah perubahan besar yang ingin mereka wujudkan itu.
Di Mesir, Ikhwanul Muslimin, Salafi, dan Jamaah Islamiyah (JI), dan kelompok Gerakan Islam lainnya, mendirikan partai politik, dan mereka ikut dalam kontes pemilu, memperebutkan kursi parlemen. Demokrasi mereka nilai sebagai peluang, dan sarana menegakkan cita-cita mereka, yaitu terciptanya sistem atau tatanan Islam.
Gerakan Islam yang selama ini, mereka lebih berorientasi menyebarkan Islam, melalui gerakan dakwah, dan kegiatan lainnya, menuju ke arah tegaknya sistem nilai Islam dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara. Sekarang mereka ikut dalam ranah demokrasi, dan mencoba memanfaatkan demokrasi sebagia bentuk gerakan baru di dunia Arab dan Afrika Utara.
Pasca terjadinya revolusi di dunia Arab dan Afrika Utara, partai-partai yang didirikan oleh Gerakan Islam mendapatkan dukungan rakyat. Terbukti seperti di Tunisia, Partai An-Nahdhah yang berafiliasi kepada Ikhwan menang, di Maroko, Partai Keadilan, juga memenangkan pemilu parlemen. Di Mesir Partai Keadilan dan Kebebasan serta Partai An-Nour, yang berafiliasi kepada Salafi, mendapatkan suara yang sangat signifikan, dan mendapat dukungan rakyat secara luas.
Namun, sepertinya mereka mengumandangkan "koor" bersama, yang dengan sangat jelas, bahwa mereka tidak akan menegakkan syariah Islam atau negara Islam. Mereka dengan sangat eksplisit, menegaskan kekuasaan yang ada, lebih menekankan bentuk negara sekuler (demokrasi). Dengan menjamin kebebasan dan hak-hak minoritas.
Partai An-Nahdhah (Tunisia), Partai Keadilan dan Pembangunan (Maroko), dan Partai An-Nour (Salafi), dan Partai Kebebasan dan Keadilan (Mesir), sama-sama memprioritaskan pada pembangunan ekonomi dan stabilitas negara. Belum pada agenda penekanan mengemplentasikan prinsip-prinsip Islam dalam bernegara.
Kunjungan Perdana Menteri Turki Erdogan ke Mesir, dan menyerukan Gerakan Islam di dunia Arab dan Afrika Utara, agar menerapkan prinsip sekulerissme di negaranya dalam pengelolaan negara. Nampaknya, seruan Erdogan mendapatkan pijakan yang kokoh, bersamaan dengan kemenangan partai-partai Islam di kawasan itu. Erdogan menjadi inspirator dan "role model" para pemimpin Gerakan Islam sebuah perubahan besar yang ingin mereka wujudkan itu.
Memang ada sejumlah problem, di mana partai-partai politik di dunia Arab dan Afrika Utara itu, yang baru lahir, mereka belum memenangkan pemilihan secara mutlak. Tetapi di Mesir, Partai Kebebasan dan Keadilan (Ikhwan) dan Partai An-Nour (Salafi), jika digabungkan suaranya akan menjadi mayoritas di parlemen, yaitu 67 persen.
Mereka justru belum ada agenda dan keinginan membangun kerjasama di parlemen dalam memenangkan perubahan, terutama yang berkaitan dengan konstitusi baru di Mesir, yang mengarahkan implementasi negara pada ketentuan syariah Islam. Karena di Mesir, konstitusi di negara itu, secara eksplisit menyebutkan bahwa syariah Islam menjadi sumber konstitusi negara.
Amerika Serikat secara strategis masuk ke dalam perubahan politik di dunia Arab dan Afrika Utara, mencoba membangun dialog dengan kekuatan-kekuatan politik baru, yang sebagian besar berada di tangan kalangan Islamis. Amerika Serikat mendapatkan pijakan baru, dan mitra baru, yang pada dasarnya ingin melanggengkan hegemoni Barat atas dunia Islam.
Geostrategi dan pendekatan kebijakan Barack Obama dari Partai Demokrat, dan umumnya pemimpin Partai Demokrat, sejak zaman Jimmy Carter, Bill Clinton, sampai Barack Obama, menggunakan pendekatan dan penekanan pada Demokrasi. Tetapi, esensinya sama mempertahankan hegemoni Barat atas dunia Arab dan Afrika Utara. Tidak ada yang berubah. Hanya gaya atau cara pendekatan yang berubah. Antara George Bush dan Obama. Tetapi esensinya sama. Amerika menginginkan yang tumbuh di dunia Islam, adalah model Islam ala "Amerika".
Pendekatan perang panjang yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Gerakan Islam di dunia Arab, Timur Tengah, dan Asia Selatan, tidak menghasilkan apa-apa bagi Amerika Serikat dan sekutunya. Justeru melahirkan generasi baru, yang lebih militan, tangguh, dan memiliki obsesi lebih besar, mengalahkan Barat dengan jalan perang (jihad).
Sekarang Amerika Serikat menggunakan strategi baru, menggunakan pendekatan yang lebih "soft" (lunak) demokrasi. Negosiasi dan dialog. Pembagian kekuasaan, serta pendekatan "carrot" (kue kekuasaan). Inilah sebuah era baru dari Amerika Serikat terhadap Gerakan Islam, setelah berperang dengan menggunakan senjata, yang lebih dari satu dasawarsa, yang sangat melelahkan dan menghancurkan mereka.
Disini nampaknya, kemudian yang terjadi banyak kalangan dari Gerakan Islam, yang menjadi luruh, pragmatis, dan meninggalkan perjuangan ideologi, dan mengakomodasi kepentingan kaum liberalis dan sekuler, yang menjadi "anak-anak cucu" Barat, di dunia Islam. Kalangan Gerakan Islam, mereka menjadi tidak percaya diri, dan tidak berani menegaskan jati diri mereka, sebagai kekuatan politik Islam.
Mereka menggunakan idiom-idiom kata, yang pada akhirnya menjadi suatu karakter, yang menggambarkan mereka seperti kumpulan orang-orang yang "minder" ketika harus berhadapan dengan kekuasaan, dan lalu lebih banyak melakukan kompromi kepentingan dengan kekuatan liberal dan sekuler.
Barat hanya dengan modal menggunakan tuduhan melalui opini seperti: "fundamentalis", "konservatif", dan "teroris", sudah membuat para qiyadah (pemimpin) Gerakan Islam itu, menjadi gemetar, dan kemudian memutar haluan, minimal mereka "bertaqiyah" (menyembunyikan) tujuannya yang sejati.
Inilah jebakan demokrasi yang sekarang ini diarahkan Barat kepada Gerakan Islam. Skenario baru Barat, khususnya Amerika Serikat, yang sekarang ini membantu kekuatan oposisi, menumbangkan rezim-rezim tiran, yang sejatinya mereka itu, tak lain adalah para wakil (kolaborator) Barat, yang sudah lama ditanam. Sekarang Barat ikut menghancurkan mereka. Kemudian, Barat menjalin "kongsi"dengan Gerakan Islam, yang mereka katakan sebagai kelompok moderat yang akan menjadi sekutu Barat baru, melanggengkan hegemoni mereka di dunia Islam.
Adakah tindakan ini termasuk kategori "nawa khidul iman"(pembatal iman) dengan menerima sistem kufur? Karena, hakikat iman itu, tak lain, hanya menjadikan Rabb sebagai satu-satunya ilah yang berhak disembah dan diibadahi. Hanya meminta pertolongan semata-mata kepada Rabb semata.
Menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai segala sumber kehidupan. Adakah "uzur" syar'i yang membuat mereka harus menerima sistem kufur, seperti demokrasi itu, dan melepaskan sistem Islam, khususnya dalam menegakkan dinul haq ini? Wallahu'alam.
Sumber: eramuslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar