Oleh ‘Umar
‘Abdullah*
MISTERI SIAPA YANG DISALIB
‘Isa bin Maryam as masih hidup dan
belum meninggal sampai sekarang. Orang-orang Yahudi tidak pernah membunuhnya
dan tidak pula menyalibnya. Orang yang mereka bunuh adalah orang yang
diserupakan dengan ‘Isa. Isa sendiri telah diangkat oleh Allah ke langit.
Diangkat ruh sekaligus badannya. Fakta ini disingkap oleh Allah dengan
firman-Nya:
“Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya
kami telah membunuh al-Masih, ‘Isa putra Maryam Rasul Allah,’ padahal mereka
tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh
ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang
yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka
tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa. Tetapi (yang
sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa kepadaNya. Dan adalah Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Terjemahan QS. an-Nisaa’: 157-158)
Demikianlah, Nabi ‘Isa sekarang
hidup di langit.
MENJELANG KIAMAT NABI ‘ISA TURUN KE
BUMI
Telah tsabit di dalam hadits yang
sangat banyak lagi shahih dari berbagai jalur hingga sampailah kepada derajat
mutawatir, bahwasannya Allah swt telah mengangkat ‘Isa as ke langit dan akan
diturunkan ke bumi pada akhir zaman. Hadits-hadits tersebut mutawatir dari
Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Utsman bin Abi
al-‘Ash, Abu Umamah, an-Nawwas bin Sam’an, Abdullah bin Amr bin al-‘Ash,
Mujammi’ bin Jariyah, dan Hudzaifah bin Usaid ra. Di dalam hadits-hadits
tersebut terdapat penjelasan tentang gambaran turunnya ‘Isa dan tempat di mana
beliau akan turun.
Dari an-Nawwas bin Sam’an, dari Nabi
saw, beliau bersabda,
“Allah mengutus al-Masih putra
Maryam dan turun di sisi menara putih sebelah timur Damaskus. Mengenakan dua
baju berwarna tanah merah, meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap dua
malaikat. Jika dia menundukkan kepala, maka (seolah-olah) meneteskan air, dan
apabila mengangkat kepala, maka (seolah-olah) berjatuhan tetesan-tetesan itu
bagai manik-manik mutiara. Dan tidak seorang kafir pun yang mencium aroma
nafasnya melainkan mati. Padahal nafasnya dapat dirasakan sejauh mata
memandang.” (HR. Shahih al-Bukhari)
NABI ISA TURUN KE BUMI PADA MASA
IMAM AL-MAHD
Nabi ‘Isa turun ke bumi saat kaum
muslimin dipimpin oleh Imam al-Mahdi.
‘Ali bin Abi Thalib ra
mengatakan sabda Rasulullah saw:
“Kalaupun umur dunia ini tinggal
satu hari lagi, Allah tetap akan membangkitkan seorang laki-laki dari kami,
yang memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi dengan kezhaliman.”
(HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Imam al-Mahdi ini dari keturunan
Rasulullah saw, dari anak-cucu Fathimah ra. Ummu Salamah ra mengatakan, “Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda,
‘Al-Mahdi itu dari keturunanku, dari
anak-cucu Fathimah.’” (HR. Abu Dawud)
Allah menutupi
kekurangan-kekurangan Imam al-Mahdi dan memberikan keutamaan-keutamaan dalam
waktu semalam. Rasulullah saw bersabda,
“Al-Mahdi dari kami, ahlul bayt.
Allah membuatnya shalih dalam waktu satu malam.” (HR. Ahmad)
Imam al-Mahdi muncul
setelah Khilafah tampil lagi sesudah ketiadaannya, dan terjadi perebutan
kekuasaan antara tiga orang anak khalifah. Tsauban meriwayatkan sabda
Rasulullah saw,
“Ada tiga orang yang saling
berperang di sisi gudang kekayaan kamu sekalian. Mereka semua adalah anak
khalifah (yang kekuasaannya) tidak beralih kepada satu pun dari mereka.
Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur. Mereka memerangi kamu
sekalian dalam suatu pertempuran yang tidak bisa dilawan oleh bangsa manapun. –
Kemudian Rasulullah menyebut sesuatu yang tidak saya hafal– lalu bersabda,
‘Jika kamu sekalian melihat orang itu, maka berbai’atlah kepadanya, meskipun
harus merangkak di atas salju. Karena dia adalah khalifah Allah yang mendapat
petunjuk (al-Mahdi).’” (HR. Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw
bersabda,
“Bagaimana kalian, apabila Putra
Maryam telah turun kepadamu, sedang imam kalian tetap dari kalangan kalian? (HR.
al-Bukhari)
NABI ISA MEMBUNUH DAJJAL
Salah satu tugas utama al-Masih ‘Isa ketika diturunkan
ke bumi menjelang Kiamat tiba adalah membunuh al-Masih Dajjal.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir
bin Abdillah ra bahwa ia berkata, ”Rasulullah saw bersabda,
‘Dajjal akan keluar pada saat agama
dalam keadaan lemah dan pada saat ilmu ditinggalkan…’
Kemudian ia menyebutkan lengkap
haditsnya. Dan di dalamnya:
‘…Kaum Muslimin lari ke Gunung
ad-Dukhan di Syam. Lalu Dajjal mengejar dan mengepung mereka. Ia mengepung
ketat dan memberikan tekanan sangat keras kepada mereka. Kemudian ‘Isa bin
Maryam turun dan berseru di akhir malam, ‘Wahai sekalian manusia! Apa yang
mencegah kalian untuk memerangi si pendusta yang keji?’ Mereka berkata, ‘Orang
ini kerasukan jin’. Kemudian mereka mendatanginya, dan ternyata mereka
mendapati ‘Isa bin Maryam as. Kemudian iqamah shalat dikumandangkan, ada yang
berkata, ‘Silakan maju, wahai ruh Allah.’ Dia berkata, ‘Hendaklah imam kalian
maju dan mengimami kalian.’ Setelah dia selesai shalat Shubuh, mereka keluar
menuju Dajjal. Manakala si pendusta melihat ‘Isa, ia meleleh seperti melelehnya
garam dalam air. ‘Isa berjalan mendekatinya lalu membunuhnya. Sampai kemudian
pohon dan bebatuan memanggil, ‘Hai ruh Allah! Ini orang Yahudi.’ Dia (‘Isa)
tidak meninggalkan seorang pun yang mengikuti Dajjal kecuali membunuhnya. ” (Hadits
shahih riwayat Ahmad)
Dalam hadits lain lebih
dirinci.
Rasulullah saw bersabda,
“‘Isa as. akan mengejar Dajjal
sampai di sisi pintu gerbang Ludd. Apabila Dajjal melihat ‘Isa, Dajjal meleleh
seperti melelehnya garam. Lalu Isa as. berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya saya
memiliki satu pukulan untukmu, kamu tidak akan lepas dariku.’ Lalu ‘Isa
menyusulnya dan membunuhnya dengan tombaknya. Para pengikut Dajjal melarikan
diri dan orang-orang mukmin mengejar mereka. Orang-orang Mukmin membunuh mereka
sampai pohon dan bebatuan berkata, ‘Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini ada orang
Yahudi bersembunyi di belakangku. Kemarilah bunuhlah dia!’ Kecuali pohon
al-Gharqad, sesungguhnya ia pohon Yahudi.” (HR. Muslim)
Perlu diketahui, bahwa Ludd
adalah sebuah daerah dekat dengan Baitul Maqdis/ Yerusalem.
Ya, salah satu pengikut setia
Dajjal adalah kaum Yahudi dari Isfahan. Isfahan adalah sebuah kota yang
sekarang di dalam negara Iran. Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah saw
bersabda,
“Dajjal akan diikuti 70.000
Yahudi Isfahan. Mereka mengenakan jubah tebal bergaris-garis. (HR. Muslim)
Dan dalam riwayat Imam Ahmad, …”70.000 Yahudi Isfahan mengenakan mahkota
bermutiara.”
*Pengajar Aqidah Islam dan Sejarah
Islam di Pesantren Media
Nabi ‘Isa turun lagi ke bumi bukan
sebagai nabi dengan syariat baru yang menggantikan syariat Islam. Tetapi justru
beliau menerapkan syariat Islam.
Setelah masa kepemimpinan Imam
al-Mahdi berakhir, Nabi Isa melanjutkan memimpin kaum muslimin sebagai pemimpin
dan pemerintah yang adil. Pada masanya berkah dari langit dan bumi tercurah.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
“Putra Maryam akan turun
sebagai Imam yang adil dan pemerintah yang adil. Dia akan mematahkan salib,
membunuh babi, mengembalikan kedamaian, menjadikan pedang sebagai sabit, dan
membuang rambut palsu dari siapa pun yang berambut palsu. (Di waktu itu) langit
menurunkan rizkinya, bumi mengeluarkan berkahnya. Sampai-sampai anak kecil bisa
bermain dengan ular tanpa mendapat bahaya darinya, kambing dan serigala
berkeliaran bersama tanpa ada bahaya, singa dan lembu berkeliaran bersama tanpa
ada bahaya.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah
ra ia berkata, “Rasulullah saw bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku ada di
tangan-Nya, telah dekat waktu turunnya putra Maryam pada kalian sebagai hakim
yang adil. Dia akan menghancurkan salib, menanggalkan jizyah (upeti), harta
melimpah sampai-sampai tidak ada seorang pun yang mau menerimanya;
sampai-sampai satu sujud lebih berharga daripada dunia dan seisinya.” (HR.
al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi)
PILIHAN TINGGAL DUA: MASUK
ISLAM ATAU MATI!
Pada masa pemerintahannya, Nabi ‘Isa tidak menerima
jizyah dari orang kafir. Perlu diketahui, sebelumnya, pilihan bagi kaum kafir
ada tiga: Pertama, Masuk Islam dan wilayahnya otomatis menjadi wilayah Islam,
Kedua, Tidak masuk Islam, tetapi wilayahnya menjadi wilayah Islam dan dia harus
membayar Jizyah. Dan Ketiga, diperangi. Jika pilihan kedua, yakni membayar
Jizyah, ditanggalkan, maka pilihan bagi kaum kafir tinggal dua: masuk Islam
atau diperangi. Hal ini bukan berarti Nabi ‘Isa membawa syariat baru. Tetapi
Rasulullah Muhammad saw lah yang menjelaskan nasakh (penghapusan) hukum
Jizyah melalui sabdanya,
“Demi Allah, sungguh putra
Maryam akan turun sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib,
membunuh babi, dan menanggalkan jizyah.”
Sehingga syariat memungut
jizyah dibatasi dengan turunnya ‘Isa as berdasarkan berita dari Nabi Muhammad
saw.
SELURUH PENGANUT NASRANI
DAN YAHUDI MASUK ISLAM
Pada masa Nabi ’Isa memerintah, seluruh penganut
Nasrani akan masuk Islam. Begitu juga kaum Yahudi yang tidak menjadi pengikut
Dajjal, mereka semua masuk Islam. Allah SWT berfirman:
“Wa in min aHlilkitaabi illaa
layu`minanna biHi qabla mautiHi wa yaumal qiyaamati yakuunu ‘alayHim
syaHiidan.”
[Tidak ada seorang pun dari ahli
kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di Hari
Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.] (QS. An-Nisaa’: 159)
Ya, Nabi ‘Isa akan membatalkan
agama Nasrani dengan menghancurkan salib dan membatalkan apa yang diyakini
orang-orang Nasrani berupa pengagungan terhadap dirinya sebagai tuhan.
Orang-orang Nasrani pun mengakui kekeliruan tersebut. Adapun orang-orang Yahudi
akhirnya pun mengakui beliau sebagai Nabi dan Rasul dari Allah, bukan anak zina
seperti yang dituduhkan orang-orang jahat dari kalangan mereka.
YA’JUJ DAN MA’JUJ KELUAR
Pada masa Nabi ‘Isa memerintah di bumi, keluarlah
Ya’juj dan Ma’juj. Ya’juj dan Ma’juj adalah nama dua suku. Mereka manusia juga,
keturunan Adam as. Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya Ya’juj dan
Ma’juj adalah keturunan Adam. Seandainya mereka dilepas mereka pasti merusak
kehidupan manusia.” (HR. ath-Thabrani)
Karena sifat merusaknya
inilah, Raja Dzul Qarnain beribu tahun yang lalu membangun dinding dari besi
dan tembaga untuk mengurung Ya’juj dan Ma’juj. Atas kehendak Allah, dinding ini
akan hancur luluh menjelang Kiamat tiba, tepatnya di masa Nabi ‘Isa sedang
memerintah di bumi.
Nabi Muhammad saw bersabda,
“Kemudian ‘Isa as didatangi oleh
sekelompok orang yang telah Allah lindungi dari Dajjal. Lalu dia mengusap
wajah-wajah mereka dan mengabarkan kepada mereka akan kedudukan mereka di
Surga. Ketika mereka sedang seperti itu, Allah mewahyukan kepada ‘Isa,
‘Sesungguhnya Aku telah mengirim hamba-hamba kepunyaan-Ku yang tidak seorang
pun mampu memerangi mereka. Maka lindungilah hamba-hambaKu ke Gunung Thur.’
Allah mengirim Ya`juj dan Ma`juj. Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat
yang tinggi. Kelompok pertama dari mereka lewat di Danau Thabariah dan meminum
habis air yang ada di sana. Lalu bagian belakang mereka lewat di sana, mereka
berkata, ‘Sungguh dahulu di sini ada air!’ Nabiyullah ‘Isa dan para sahabatnya
dikurung hingga kepala sapi salah seorang mereka lebih berharga dari seratus
dinar milik salah seorang kalian hari ini.” (HR. Muslim) Perlu diketahui, Gunung Thur itu
terletak 4 km sebelah selatan Masjidil Haram.
NABI ‘ISA BERDOA AGAR
YA’JUJ MA’JUJ DI MUSNAHKAN
Dalam keadaan terkepung oleh
Ya`juj dan Ma`juj inilah Nabi Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah agar
memusnahkan dua suku bangsa Turk perusak ini. Hadits an-Nawwas bin Sam’an, dari
Nabi saw beliau bersabda,
“Lalu Nabiyullah ‘Isa as
dan para sahabatnya berdoa kepada Allah SWT. Maka Allah mengirimkan mereka ulat
di tengkuk-tengkuk mereka (Ya`juj dan Ma`juj) sehingga mereka pun binasa secara
serempak.” (HR. al-Hakim, Ibnu Mandah, dan ath-Thabrani)
Populasi Ya’juj dan Ma’juj
memang sangatlah banyak. Seluruh permukaan bumi dipenuhi oleh Ya’juj dan
Ma`juj. Hadits an-Nawwas, dari Nabi saw beliau bersabda,:
“Kemudian Nabiyyullah’ Isa as
dan para sahabatnya turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanah pun
di bumi kecuali dipenuhi oleh mayat mereka (Ya`juj dan Ma`juj).”
Ada hadits yang cukup lengkap
memberitakan peristiwa ini. Dari Abu Sa’id al-Khudri ra ia berkata, saya
mendengar Rasulullah saw bersabda:
“(Dinding) Ya`juj dan
Ma`juj dibuka. Lalu mereka keluar kepada manusia sebagaimana difirmankan Allah
SWT:‘Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi’. Maka mereka
menyebar di bumi sementara kaum Muslimin berlindung dari mereka ke dalam
kota-kota dan benteng-benteng mereka dan membawa serta ternak-ternak mereka.
Mereka (Ya`juj dan Ma`juj) meminum seluruh air bumi, sampai-sampai sebagian
mereka lewat di sungai dan meminum airnya sampai kering. Sehingga yang datang
setelah mereka lewat di sungai tersebut seraya berkata, ‘Sungguh dahulu di sini
ada air!’ Hingga tidak tersisa seorang manusia pun kecuali lari ke dalam
benteng dan kota. Mereka (Ya`juj dan Ma`juj) berseru, ‘Kita telah selesai dari
mereka para penduduk bumi, tinggal penduduk langit.’ Kemudian salah seorang
dari mereka mencabut tombaknya kemudian melemparkannya ke langit dan kembali
kepadanya dalam keadaan berlumuran darah sebagai ujian dan fitnah. Ketika
mereka dalam keadaan seperti itu, Allah mengirimkan ulat ke tengkuk-tengkuk
mereka seperti ulat yang menimpa hidung kambing dan unta, lalu keluar
dari tengkuk-tengkuk mereka hingga mereka mati. Tidak terdengar kabar tentang
mereka. Kaum Muslimin berkata, ‘Tidakkah salah seorang menjual dirinya untuk
kita, lalu melihat apa yang diperbuat musuh?’ Salah seorang dari mereka bersiap
melakukannya demi mendapatkan pahala buat dirinya, sementara dia yakin bahwa
dia akan dibunuh. Maka dia turun dan menemukan mereka telah menumpuk menjadi
bangkai. Dia menyeru, ‘Wahai sekalian kaum Muslimin! Terimalah kabar gembira,
sungguh Allah telah melindungi kalian dari musuh-musuh kalian.’ Mereka pun
keluar dari kota-kota dan benteng-benteng mereka, dan melepas ternak mereka.
Binatang ternak mereka tidak memiliki makanan selain daging Ya’`juj dan Ma`juj,
sehingga air susunya menjadi jauh lebih banyak dari banyaknya air susunya bila
hanya menemukan tumbuh-tumbuhan. (HR. ath-Thabrani dan Ibnu Majah)
NABI ‘ISA BERHAJI
Sebagai seorang muslim, Nabi ’Isa
juga melaksanakan haji. Nabi ‘Isa tinggal di Rauha`, sebuah tempat antara
Madinah dengan Lembah Shafra di jalan ke Mekkah. Kemudian dari sanalah beliau
memulai ibadah hajinya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya ‘Isa bin Maryam
akan tinggal di Rauha’. Lalu dari sana dia akan berangkat menunaikan ibadah
haji dan umrah atau keduanya sekaligus.”
KA’BAH INGIN DIROBOHKAN
DZUSSUWAIQATAIN
Setelah dibinasakannya Ya’juj
dan Ma’juj, masih ada orang yang berhaji dan berumrah. Dari Abu Sa’id al-Khudri
ra, Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya di Baitullah
ini akan tetap ada orang yang berhaji dan berumrah setelah keluarnya Ya’juj dan
Ma’juj.” (HR. Ahmad)
Walau demikian, ada manusia
terkutuk dari Habasyah (Etiopia-Eritrea, red) yang bergelar
Dzussuwaiqatain yang ingin merobohkan Ka’bah. Nabi Isa as mengirim pasukannya
untuk memerangi balatentara Dzussuwaiqatain. Mereka berkekuatan antara 700-800
orang.
NABI ‘ISA WAFAT
Namun ketika pasukan Nabi ‘Isa
baru berjalan, Allah mengirimkan angin sejuk. Angin itu mencabut nyawa setiap
orang yang beriman. Nabi ‘Isa as termasuk yang wafat pada waktu itu. Lalu
dishalatkan kaum muslimin. Dari hadits Abu Hurairah ra, dari Nabi saw,
“Para nabi itu laksana
bersaudara seayah. Umat mereka memang berbeda-beda, tetapi agama mereka sama.
Dan sesungguhnya aku adalah saudara yang terdekat dengan ‘Isa putra Maryam,
karena tidak ada nabi antara aku dan dia, dan sesungguhnya dia benar-benar akan
turun. Jika kalian melihatnya, maka kenalilah dia; seorang laki-laki
berperawakan sedang, berkulit putih kemerahan, mengenakan dua pakaian warna
tanah merah, seakan-akan kepalanya mengalirkan air meskipun tidak basah. Dia
akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menanggalkan jizyah. Dia menyeru
manusia agar masuk ke dalam agama Islam. Pada zamannya, Allah melenyapkan semua
agama kecuali Islam, dan membinasakan al-Masih Dajjal. Keamanan akan merata di
atas bumi sampai singa merumput bersama-sama unta, harimau bersama sapi,
serigala bersama kambing, dan anak-anak bermain dengan ular yang tidak akan
membahayakan mereka. Dia akan tinggal di bumi selama empat puluh tahun kemudian
wafat, lalu dishalatkan oleh kaum Muslimin (HR. Ahmad)
KA’BAH DIROBOHKAN
Setelah Allah mengirimkan
angin yang sejuk yang mematikan orang-orang yang di hatinya ada kebaikan dan
iman, maka yang tersisa di bumi tinggal manusia-manusia jahat. Tidak ada lagi
orang yang berhaji ke Baitullah. Dan Kiamat tinggal menunggu waktu. Dari
Qatadah ra, Rasululalh saw bersabda:
“Kiamat takkan terjadi
sehingga tidak ada lagi orang yang berhaji di Baitullah.”
Saat itulah Ka’bah dirobohkan
oleh Dzussuwaiqatain (pemiliki dua betis yang kecil). Dari ‘Abdullah bin ‘Amr
ra, dia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
“Ka’bah ini dirobohkan oleh
Dzussuwaiqatain dari Habasyah. Dia merampas perhiasannya dan melepas kiswahnya.
Aku seakan-akan melihatnya, orangnya kecil botak dengan tulang-tulang
persendian bengkok, sedang menghantam Ka’bah dengan sekop dan kapaknya.” (HR.
Ahmad)
KEDURJANAAN MANUSIA PASCA
WAFATNYA AL-MASIH ‘ISA
Kehidupan manusia yang setelah wafatnya Nabi Isa’
benar-benar dalam kerusakan yang memiriskan. Merekalah yang bertemu dengan
kedahsyatan dan kengerian Kiamat. Dari Nu’man, dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia
menyebutkan sabda Rasulullah saw,
“Dajjal akan muncul di tengah
umatku. Dia akan tinggal selama 40 hari, atau 40 bulan, atau 40 tahun. Lalu
Allah mengutus Nabi’ Isa bin Maryam. Dia mirip ‘Urwah bin Mas’ud. Dia mencari
Dajjal dan membinasakannya. Sesudah itu manusia hidup (sejahtera) selama tujuh
tahun, tidak ada permusuhan antara dua orang. Kemudian Allah mengirim angin
sejuk dari arah Syam. Maka tidak ada seorang pun di muka bumi yang dalam
hatinya terdapat kebaikan atau iman, meskipun hanya seberat dzarrah, melainkan
nyawanya tercabut oleh angin tersebut. Sampai sekalipun seorang dari kalian ke
perut gunung , maka angin itu akan masuk dan mencabut nyawanya.”
Kemudian Rasulullah meneruskan,
“Tinggallah orang-orang jahat saja (yang melakukan kejahatan begitu ringannya)
seringan burung (terbang) dan setenang binatang buas (memangsa korbannya).
Mereka tidak mengenal perkara ma’ruf dan tidak mengingkari perkara mungkar.
Maka datanglah setan menghampiri mereka lalu berkata, ‘Tidakkah kalian menuruti
perintahku?’ Mereka bertanya, ‘Apa yag kamu perintahkan?’ Setan pun menyuruh
mereka menyembah berhala. Namun demikian rejeki mereka tetap melimpah dan
penghidupan mereka baik. Tetapi kemudian ditiuplah sangkakala. Maka tidak
seorang pun yang tidak menundukkan sisi lehernya lalu mendongakkannya
(terkejut)…” (HR. Muslim)