Spirit Kebangkitan Ummat

Selanjutnya akan datang kembali Khilafah berdasarkan metode kenabian. Kemudian belia SAW diam.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani) “Siapa saja yang melepaskan ketaatan, maka ia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang meninggal sedang di pundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti mati jahiliyah (dalam keadaan berdosa).” (HR. Muslim). “Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan (memperlihatkan) bumi kepadaku. Sehingga, aku melihat bumi mulai dari ujung Timur hingga ujung Barat. Dan umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku….” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi) Abdullah Berkata, ”Pada saat kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah SAW ditanya, manakah di antara dua kota yang akan ditaklukkan pertama, Konstantinopel atau Roma(Italia). Rasulullah SAW bersabda: ”Kota Heraklius yang akan ditaklukkan pertama—yakni Konstantinopel.” (HR. Ahmad)

Senin, 26 Maret 2012

Rusia Siap Perang Dengan Nato


Rusia Siap Perang Dengan Nato
Presiden Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan bahwa negaranya sedang mempersiapkan angkatan bersenjatanya dalam menghadapi segala ancaman yang muncul dari sistem rudal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Medvedev menyampaikan hal itu pada pertemuan dengan para pejabat militer Rusia, dan menambahkan bahwa ini bukan berarti Moskow akan menghentikan dialog dengan Washington.
“Pada tahun 2017-2018 kita harus sepenuhnya siap dengan persenjataan lengkap,” kata Medvedev Selasa (20/3).
Ditambahkannya bahwa dana belanja sektor pertahanan Rusia diperkirakan akan meningkat 2,8 persen dari produk domestik bruto pada tahun 2018.
Moskow menyarankan pembagian kontrol sistem rudal dan menegaskan bahwa tujuan dari perisai NATO itu adalah untuk mengepung Rusia. Meski demikian, Washington menolak usulan pembagian kontrol perisai rudal itu dengan pihak ketiga.
Sebagai imbalannya, Rusia mengancam akan mengarahkan rudal generasi baru pada sasaran militer Eropa dan menempatkan rudal-rudal pencegat.
Pasukan multinasional NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat itu, mengklaim bahwa sistem rudalnya bertujuan mencegat segala kemungkinan serangan dari negara ‘nakal’ di kawasan. Sistem perisai rudal tersebut akan dilanjutkan meski ada kekhawatiran Rusia.
Namun, Moskow mengharapkan adanya jaminan hukum bahwa sistem tersebut tidak menarget Rusia.


Rusia Ciptakan Balistik Antar benua untuk tembus perisai rudal AS
Rusia akan mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) jenis baru yang dirancang khusus untuk menembus sistem perisai rudal rancangan AS. Rudal baru ini akan menggunakan bahan bakar cair sehingga memiliki kemampuan bermanuver lebih baik dibandingkan pendahulunya.
Rencana tersebut disampaikan Panglima Kesatuan Rudal Strategis Rusia (Strategic Missile Forces/SMF) Letnan Jenderal Sergei Karakayev di Moskwa, Jumat (16/12/2011) waktu setempat.
"Keputusan sudah dibuat untuk menciptakan jenis rudal berat yang diluncurkan dari silo dan akan memiliki kemampuan yang lebih canggih untuk menembus, secara hipotetis, sistem pertahanan rudal AS," tutur Karakayev, yang mengatakan, tahun depan pihaknya akan menguji coba sedikitnya 11 ICBM.
ICBM baru ini akan menggantikan ICBM lama andalan Rusia selama ini, yakni rudal Voyevoda R-36M2, yang oleh NATO diberi nama sandi rudal "Satan" (setan). R-36M2 mampu membawa hingga 10 hulu ledak nuklir dengan jarak jelajah maksimum 11.000 kilometer.
Hubungan Rusia dan AS akhir-akhir ini kurang mesra sejak AS dan NATO ngotot membangun sistem perisai rudal di Eropa. Rusia merasa terancam dengan sistem pertahanan tersebut, sementara AS dan NATO bersikeras sistem tersebut tidak ditujukan kepada Rusia, tetapi untuk menangkis serangan rudal balistik dari "negara-negara nakal" semacam Iran.
Menurut Karakayev, Iran belum memiliki teknologi ataupun potensi industri untuk membuat rudal-rudal balistik. Meski ada beberapa laporan media bahwa Iran telah menguji coba ICBM, SMF meragukan rudal-rudal Iran itu memiliki jarak jelajah efektif hingga ke Eropa.
Jenderal bintang tiga ini menambahkan, rudal-rudal lama Rusia yang masih menggunakan bahan bakar padat mungkin akan kesulitan menembus sistem perisai rudal terbaru AS. Roket berbahan bakar padat memiliki kelemahan, yakni sekali bahan bakar dinyalakan, seluruh cadangan bahan bakar akan terbakar habis tanpa bisa dihentikan.
Namun, dengan bahan bakar cair, pasokan bahan bakar yang dibakar bisa diatur menggunakan sistem pipa dan katup sehingga tenaga dorongan roket bisa diubah-ubah, yang artinya roket akan memiliki kemampuan manuver yang lebih baik.
Kelebihan ini masih ditambah dengan rencana Rusia menerapkan sistem kontrol rudal balistik generasi keempat (4G) mulai tahun depan. Sistem kontrol baru ini akan disebar di seluruh pos komando, tempat peluncuran tetap, hingga fasilitas peluncur mobil.
Karakayev mengatakan, sistem kontrol generasi baru ini dirancang khusus untuk memastikan kendali yang lebih canggih bagi rudal-rudal nuklir generasi baru milik Rusia. (Sumber: RIA Novosti)


Terkait ketegangan yang semakin memanas antara Israel dan Iran, dan menjurus terjadinya kofrontasi militer antar dua kekuatan besar itu, Ruasi dan China menghimbau semua pihak untuk bisa menah diri. Dua negara tersebut mengkwatirkan dampak buruk yang akan terjadi jika Israel jadi menyerang Iran.
Minggu ini, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menerbitkan sebuah laporan yang memberatkan yang menyatakan ada “bukti kuat” Iran secara diam-diam membangun gudang hulu ledak nuklir. Laporan terbaru itu menunjukkan, Iran bahkan bisa menjadi “negara nuklir” dalam beberapa bulan.
Perkembangan program senjata nuklir Iran itu akan meningkatkan kemungkinan AS melakukan tindakan pre-emptive terhadap Iran. Pekan lalu, sebelum laporan IAEA muncul, para pejabat penting Israel dilaporkan sedang mengupayakan meloloskan rencana serangan militer ke Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan sedang melakukan agitasi untuk melakukan serangan udara terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran.
Namun, Iran mengancam akan membalas setiap serangan dengan memblokade Selat Hormuz sehingga akan memotong 40 persen dari pasokan minyak dunia.
Menteri Lar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Senin (7/11/2011), menjadi orang terakhir yang mengecam setiap rencana aksi militer terhadap Iran. Ia mengatakan, hal itu akan menjadi “kesalahan yang sangat serius dengan konsekuensi tak terduga.” Lavrov menambahkan, “Satu-satunya jalan untuk menghilangkan kekhawatiran adalah menciptakan setiap kondisi yang memungkinkan “untuk melanjutkan pembicaraan antara Iran dan enam kekuatan dunia yang terhenti sejak Desember lalu”.
China juga menyatakan keprihatinannya tentang rencana serangan militer terhadap Iran. Namun, China mendesak Teheran untuk tidak konfrontatif dengan IAEA.
Moskwa dan Beijing telah mengisyaratkan kekhawatiran bahwa laporan tersebut akan menyudutkan Iran dan meredupkan setiap kesempatan diplomasi untuk menyelesaikan sengketa itu yang berpotensi memicu konflik lebih luas di Timur Tengah. “Rusia pada khususnya telah melakukan lobi cukup intensif,” kata seorang diplomat senior Barat.
Presiden Israel Shimon Peres telah menyatakan tekad untuk melancarkan serangan militer terhadap Iran. “Kemungkinan sebuah serangan militer terhadap Iran sekarang semakin dekat untuk dilaksanakan ketimbang penerapan opsi diplomatik,” katanya akhir pekan lalu.
“Saya memperkirakan badan-badan intelijen semua negara sedang melihat jam berdentang, memperingatkan para pemimpin bahwa tidak banyak waktu yang tersisa,” ujar Peres.
Calon presiden AS dari Partai Republik, Rick Perry, pekan lalu juga bersuara mendukung serangan udara Israel terhadap Iran. Gubernur Texas itu mengatakan, ia akan mendukung Israel dalam hal itu jika ada bukti bahwa Teheran semakin dekat memiliki senjata nuklir.

Rusia Tentang Rencana Serangan Ke Iran
Rusia mengatakan, serangan militer terhadap Iran merupakan sebuah kesalahan yang sangat fatal. Hal ini dapat menyebabkan makin parahnya konflik dan timbulnya korban yang merupakan warga sipil.
“Serangan ini akan menjadi kesalahan yang serius dan akan menimbulkan konsekuensi yang tak dapat diperkirakan,” ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, seperti dikutip AFP, Senin (7/11/2011).
“Intervensi militer hanya akan menjatuhkan korban jiwa yang berasal dari warga sipil dan menambah penderitaan warga. Militer tidak akan pernah menjadi solusi untuk mengatasi masalah nuklir Iran,” tambahnya.
Pernyataan Lavrov muncul dalam menanggapi rencana serangan Israel terhadap Iran. Presiden Israel Shimon Peres bahkan mengatakan, serangan Israel ke Iran tak lama lagi akan dimulai.
Rusia sebelumnya sudah mendesak Iran agar meningkatkan transparansinya dalam program nuklirnya. Lavrov juga mengingatkan akan bahaya yang terjadi di Afghanistan setelah adanya intervensi militer.
Selain Rusia, Amerika Serikat (AS) pun juga tidak mendukung adanya intervensi militer yang dilakukan oleh Israel terhadap Iran. Menurut AS, sanksi sudah terlihat cukup untuk membuat Iran jera akan program nuklirnya.
Meski demikian, Iran juga tampak menantang serangan dari Israel. Mereka bahkan menyatakan kesigapannya dalam menghadapi serangan dari Israel.


Rusia Bocorkan Rencana Serangan NATO ke Iran
Wakil Rusia untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Dmitry Rogozin menyatakan bahwa NATO tengah merencanakan serangan militer terhadap Republik Islam Iran untuk menggulingkan pemerintahan negara itu.
Hal itu dikemukakan Rogozin dalam wawancaranya dengan koran Izvestia terbitan Rusia Jumat (5/8), bahwa NATO tengah mempersiapkan target jangka panjang untuk menyerang Iran. Pejabat Rusia itu menambahkan bahwa pasukan aliansi itu berniat mengubah pemerintahan di Iran yang pendapatnya tidak sejalan dengan dunia Barat.
“Tali simpul sekitar Iran terus menguat. Rencana militer anti-Iran itu tengah disusun. Dan kami sangat mengkhawatirkan eskalasi perang dalam skala luas di kawasan besar ini,” tutur Rogozin.
Lebih lanjut diplomat Rusia itu menjelaskan bahwa Suriah dan Yaman akan menjadi tahap terakhir strategi NATO sebelum melancarkan serangan ke Iran.
Perkembangan terbaru ini mengemuka di saat para pengamat masalah Israel memprediksikan kemungkinan serangan rezim Zionis terhadap instalasi nuklir Iran untuk mengalihkan perhatian masyarakat dunia dalam mendukung deklarasi kemerdekaan Palestina di PBB.
Bulan lalu, mantan agen Dinas Rahasia Amerika (CIA) Robert Baer mengatakan, bahwa serangan tersebut nyaris pasti dilancarkan Israel pada bulan September menjelang voting di sidang Majelis Umum PBB soal deklarasi kemerdekaan Palestina.(IRIB/MZ)


Pada hari Selasa, 13 Mei lalu Kantor Berita Rusia Ria Novosti dengan bersandarkan pada ucapan Massimo Panizza, Jurubicara Komite Militer NATO yang menyatakan bahwa kesepakatan di bidang pengukuhan dan perluasan kerjasama bersama Moskow dan NATO akan segera ditandatangani. Kesepakatan ini hasil dari enam ribu kata kunci dan butir-butir terkait kerjasama politik dan militer kedua pihak yang ditandatangani oleh Kepala Gabungan Militer Rusia, Nicolay Makarov dan Admiral Giampaolo Di Paola, Ketua Komite Militer NATO. Ini merupakan titik perubahan baru dalam hubungan NATO-Rusia yang telah dimulai sejak Januari tahun ini.
Satu dari kesepakatan pertama Rusia dan NATO adalah untuk pertama kalinya armada kapal perang Rusia yang berada di Laut Hitam diperbolehkan ikut dalam manuver internasional NATO di tahun 2011. Sekaitan dengan hal ini, unit khusus kapal penyelamat Rusia di Laut Hitam telah bertolak ke Spanyol pada 10 Mei untuk mengikuti manuver internasional tim penyelamat NATO. Langkah ini telah mencairkan kebekuan yang terjadi selama ini antara negara-negara anggota NATO dan Rusia. Namun kemajuan hubungan ini kembali menemui jalan buntu ketika di akhir pertemuan Dewan Rusia-NATO di Brussel, Di Paola mengkonfirmasikan masih adanya masalah yang dalam perundingan Rusia dan negara-negara anggota NATO. Masalah lama terkait penempatan sistem perisai rudal di Eropa. Karena penempatan sistem pertahanan ini tanpa mengindahkan pandangan Moskow bahkan merugikan kemampuan pertahanan dan keamanan Rusia.
Sementara para pejabat Amerika masih saja mencari-cari alasan untuk memberikan jaminan kepada Moskow terkait sistem perisai rudal. Hal ini menyisakan friksi yang dalam antara Rusia dan NATO. Mencermati kenyataan ini, yang menjadi pertanyaan adalah apa tujuan di balik upaya Rusia untuk tetap melakukan perundingan dengan NATO?
Terlebih lagi NATO pada hakikatnya merupakan ancaman bagi Rusia, bahkan pasca Perang Dingin. Perluasan NATO ke timur dan kawasan yang menjadi “halaman belakang” Rusia identik dengan meluasnya ancaman keamanan bagi Moskow. Bila menelisik doktrin militer Rusia tahun 2010, masalah yang dihadapi Moskow menjadi jelas mengingat penempatan perisai rudal dan perluasan NATO merupakan ancaman keamanan dan militer bagi Rusia.
Semakin dekatnya sikap Rusia dan NATO di sejumlah bidang seperti yang ditunjukkan dalam perundingan Brussel membuktikan sebagian negara anggota organisasi pertahanan ini punya masalah keamanan baru. Selain Cina, Korea Utara dan Belarusia yang menjadi sekutu Rusia, Republik Islam Iran lewat sejumlah ancaman keamanan bersama berada bersama Rusia. Guna menarik perhatian Moskow, Barat tidak kekurangan akal dengan mendefisinikan bahaya baru dari Tehran dan Pyongyang, bukan Moskow. Rusia juga disebutkan tidak ingin menalikan nasib ancaman keamanannya dengan negara-negara seperti Iran dan Korea Utara. Namun jelas bahwa keberadaan musuh bersama membuat negara-negara ini berusaha mencegah pengaruh NATO dan Amerika ke Timur.(irib)

Iran Ancam Produksi S-300 Bila Rusia Berkhianat,
Rusia mengatakan larangan penjualan sistem rudal dan pesawat ke Iran tidak berarti penghentian kerjasama militer antara Moskow dan Tehran.
“Kami tidak menambah sesuatu ke dalam daftar itu (daftar kerjasama militer), namun dalam segala hal, kami tidak akan punya kerjasama militer lebih dengan Iran,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov seperti dilaporkan Press TV hari ini (Kamis,23/9).
“Namun ada bentuk-bentuk lain kerjasama militer yang masih diperbolehkan,” tambahnya kepada wartawan di New York tanpa menjelaskan lebih lanjut jenis kerjasama yang dimaksud.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Rabu (22/9) menandatangani sebuah dekrit larangan pengiriman sistem pertahanan rudal canggih S-300 kepada Iran.
Menyusul pembatalan itu, Iran mengumumkan tekad mereka untuk membangun sistem pertahanan rudal dalam negeri yang mirip dengan sistem pertahanan rudal Rusia.
Sesuai dengan kontrak yang ditandatangani pada tahun 2005, Rusia berkewajiban menyerahkan sedikitnya lima unit sistem pertahanan udara S-300 ke Iran. Tehran telah berkali-kali mengkritik Moskow atas penundaan penyerahan pesanan Iran tersebut.
Sistem pertahanan udara itu dikenal di Barat dengan sebutan SA-20. Sistem rudal itu mampu menghalau dan menembak sasaran pada jarak 120 km. Kemampuan lain sistem pertahanan rudal tersebut adalah menghalau 100 target secara bersamaan.
Sementara itu Amerika Serikat menyambut keputusan presiden Rusia untuk melarang pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-300 dan senjata-senjata lainnya ke Iran, kata seorang pejabat Gedung Putih.
Jurubicara Dewan Keamanan Nasional AS, Mike Hammer menyambut baik langkah tersebut sebagai “pelaksanaan yang taat dan tegas atas resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1929,” sebagaimana dikutip dari RIA Novosti. (Irib.ir)


Nasib Pasar Energi Ditangan Selat Hormuz, Selat Hormuz Ditangan Iran
Para pengamat energi berpendapat bahwa tidak ada jalur alternatif yang dapat menggantikan jalur Selat Hormuz yang diharapkan dapat menutupi kekuarangan pasokan minyak dunia.
Fars News (8/2) mengutip laporan Dow Jones menyebutkan, para pengamat energi memperingatkan bahwa jika Selat Hormuz ditutup oleh Iran, maka seluruh jalur alternatif tidak akan dapat menutupi kekurangan suplai minyak dunia dan hal ini akan mengacaukan kondisi pasar energi.
Pada 1 Juli mendatang, Uni Eropa akan menerapkan sanksi anti-sektor minyak Iran dan di lain pihak Tehran juga mengancam akan menutup Selat Hormuz jika sanksi itu diberlakukan. Padahal lebih dari 17 juta barel atau 20 persen ekspor minyak dari Teluk Persia menuju pasar dunia melintasi Selat Hormuz.
Peter Sand, analis senior perkapalan di The Baltic and International Maritime Council mengatakan, penggunaan jalur alternatif selain Selat Hormuz akan meningkatkan biaya pengiriman dan akan berdampak pada harga minyak dunia. Kuwait, Iran, Irak, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, mengekspor minyak mentah mereka melalui Selat Hormuz.
Berdasarkan statistik Kantor Informasi Energi Amerika, hingga 10 bulan tahun 2011, lebih dari 70 juta ton meter kubik gas cair (LNG) diekspor melalui Selat Hormuz. Dapat dibangun saluran pipa alternatif yang dapat mengekspor 4,5 hingga 5 juta barel minyak per harinya. Akan tetapi jumlah pasar minyak dunia masih akan kekurangan 13 juta barel per hari


Keadaan Jika Embargo Minyak Iran Diberlakukan
Barangkali ini adalah kabar merdu bagi negara-negara lumbung minyak, namun kabar buruk bagi negara-negara miskin minyak bumi. Sebab, jika pernyataan anggota Dewan Perminyakan Kuwait ini dipercaya, maka harga minyak dunia diperkirakan dapat melonjak mencapai US$160 per barel jika ketegangan seputar embargo minyak Iran tetap berlangsung atau dalam situasi konflik.
“Jika embargo atas minyak Iran diberlakukan atau pergerakan militer mendekati Selat Hormuz, maka harga minyak diperkirakan melambung ke kisaran 150 sampai 160 dolar AS per barel,”kata anggota dewan Korporasi Perminyakan Kuwait Ali al-Hajeri kepada harian Al-Seyassah, Senin (6/2).
Hajeri menyatakan bahwa harga saat ini antara 100-105 dolar AS per barel wajar dan dapat diterima oleh para produsen dan konsumen, dan mengatakan setiap harga naik akan menambah beban ekonomi global.
Saat ini Uni Eropa dan AS ngotot akan menerapkan embargo impor minyak Iran, sementara Tehran tetap teguh dan bahkan mengancam akan melakukan tindakan balasan dengan menutup selat Hormuz, -jalur perairan strategis untuk ekspor minyak negara-negara Teluk-. Bahkan parlemen Iran mempertimbangkan rencana untuk menghentikan ekspor minyak ke negara-negara Uni Eropa, lapor stasiun TV Chanel6 Iran.
“Majlis (parlemen) perwakilan berupaya untuk menyetujui rencana itu, dan semua negara Eropa yang telah memberlakukan sanksi terhadap Iran tidak akan dapat membeli bahkan setetespun minyak dari Iran,” kata Nasser Soudani, anggota Majlis Komisi Energi Iran.
Harga minyak di mana lebih rendah di perdagangan Asia pada Senin karena kekhawatiran seputar krisis utang yang belum terpecahkan di Yunani menambah kekhawatiran masalah terganggunya pasokan di Timur Tengah dan Afrika.[Islam Times/on/ant/Chanel6]


Embargo Minyak Iran Tidak Akan dipatuhi Asia Dan Eropa
Embargo Minyak Iran Tidak Akan dipatuhi Asia Dan Eropa. Seorang ahli energi Rusia menilai larangan impor minyak Iran yang dikibarkan AS terhadap negara lain sangat sulit diterapkan, karena negara-negara Eropa dan Asia menunjukkan peningkatan resistensi mereka terhadap sanksi atas sektor minyak Iran.
Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan Eurasiareview, Konstantin Garibov mengatakan beberapa negara anggota Uni Eropa serta Turki, Jepang, Cina, Korea Selatan dan India meminta untuk dibebaskan dari sanksi minyak Iran.
"Pekan lalu India dan Turki menolak mematuhi embargo mengenai impor minyak mentah Iran, hanya beberapa hari setelah Cina mengemukakan pernyataan serupa," kata Garivon.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri India mengatakan, New Delhi akan terus mengimpor minyak dari Tehran, dan tidak perlu mengindahkan kebijakan Washington yang mencari dukungan terhadap sanksi AS pada sektor minyak Iran.  "Kami telah menerima sanksi-sanksi yang diberlakukan oleh PBB. Sanksi lain tidak berlaku untuk setiap negara," kata Ranjan Mathai.
New Delhi menilai sanksi baru AS atas sektor minyak Iran sebagai sesuatu yang tidak mengikat. India memenuhi sekitar tiga perempat dari kebutuhan minyak mentahnya melalui impor, dan Iran menjadi pemasok terbesar kedua setelah Arab Saudi.
Sikap senada dikemukakan Tokyo. Menlu Jepang, Koichiro Gemba, mengatakan, "Ada bahaya yang akan merusak perekonomian global, jika kita menghentikan impor minyak mentah Iran."
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengungkapkan kesulitan besar yang dihadapi Seoul untuk mencari pemasok baru menggantikan minyak mentah Iran. Statemen ini mengemuka di tengah meningkatnya tekanan Washington terhadap Korsel terkait penerapan sanksi AS baru terhadap Tehran.
Cho Byung-jae mengkhawatirkan meroketnya harga minyak dunia akibat sanksi minyak Iran. Pada tahun 2011, Korea Selatan memenuhi 10 persen kebutuhan pasokan minyak mentahnya dari Iran

Pasca Laporan IAEA, Harga Minyak makin menggila
Harga minyak mentah dunia terus menanjak setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merilis laporan baru mengenai program nuklir Iran.
Harga minyak mentah Brent naik 1,85 dolar pada Jumat (24/2) mencapai 125,47 dolar per barel, yang merupakan angka tertinggi sejak 29 April 2011. Minyak mentah AS untuk penyerahan bulan April meningkat 1,94 dolar menjadi 109,77 dolar per barel, dan merupakan penutupan harga tertinggi sejak 3 Mei.
Dan Flynn dari PFGBest Research di Chicago mengatakan, kenaikan itu diakiibatkan oleh laporan IAEA menyangkut program nuklir Iran.
Laporan IAEA itu dirilis Jumat (24/2) dan mengklaim bahwa “IAEA masih memiliki keprihatinan serius tentang kemungkinan aspek militer dalam program nuklir Iran.”
Di lain pihak, Duta Besar Iran untuk IAEA, Ali Asghar Soltaniyeh, laporan terbaru IAEA itu membenarkan status damai program nuklir Tehran.
Kenaikan harga minyak dipicu ketika Iran pekan lalu mengancam akan memutus ekspor minyaknya ke enam negara anggota Uni Eropa jika mereka menolak menandatangani jangka kontrak jangka panjang dengan Tehran.
Pada 19 Februari, Kementerian Perminyakan Iran mengumumkan bahwa mereka telah mengurangi ekspor minyaknya ke perusahaan Inggris dan Perancis.
Presiden AS Barack Obama menilai kenaikan harga bahan bakar itu adalah akibat dari tensi dengan Iran. Harga bensin AS telah melonjak hampir 9 sen pada Ahad lalu (19/2) menjadi 3,61 dolar per galon.
Amerika Serikat, Israel dan beberapa sekutunya menuding Tehran mengejar tujuan militer dalam program nuklirnya, dan menggunakan alasan itu untuk menjatuhkan empat putaran sanksi di Dewan Keamanan PBB, serta sanksi sepihak anti-Iran.
Iranmembantah tuduhan itu dengan alasan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota IAEA, berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai. (IRIB Indonesia/MZ)


Rusia mengatakan larangan penjualan sistem rudal dan pesawat ke Iran tidak berarti penghentian kerjasama militer antara Moskow dan Tehran.
“Kami tidak menambah sesuatu ke dalam daftar itu (daftar kerjasama militer), namun dalam segala hal, kami tidak akan punya kerjasama militer lebih dengan Iran,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov seperti dilaporkan Press TV hari ini (Kamis,23/9).
“Namun ada bentuk-bentuk lain kerjasama militer yang masih diperbolehkan,” tambahnya kepada wartawan di New York tanpa menjelaskan lebih lanjut jenis kerjasama yang dimaksud.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Rabu (22/9) menandatangani sebuah dekrit larangan pengiriman sistem pertahanan rudal canggih S-300 kepada Iran.
Menyusul pembatalan itu, Iran mengumumkan tekad mereka untuk membangun sistem pertahanan rudal dalam negeri yang mirip dengan sistem pertahanan rudal Rusia.
Sesuai dengan kontrak yang ditandatangani pada tahun 2005, Rusia berkewajiban menyerahkan sedikitnya lima unit sistem pertahanan udara S-300 ke Iran. Tehran telah berkali-kali mengkritik Moskow atas penundaan penyerahan pesanan Iran tersebut.
Sistem pertahanan udara itu dikenal di Barat dengan sebutan SA-20. Sistem rudal itu mampu menghalau dan menembak sasaran pada jarak 120 km. Kemampuan lain sistem pertahanan rudal tersebut adalah menghalau 100 target secara bersamaan.
Sementara itu Amerika Serikat menyambut keputusan presiden Rusia untuk melarang pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-300 dan senjata-senjata lainnya ke Iran, kata seorang pejabat Gedung Putih.
Jurubicara Dewan Keamanan Nasional AS, Mike Hammer menyambut baik langkah tersebut sebagai “pelaksanaan yang taat dan tegas atas resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1929,” sebagaimana dikutip dari RIA Novosti. (Irib.ir)

Kapal Induk bertenaga nuklir USS Enterprise yang sanggup meratakan Tel Aviv, Baghdad, Dubai dan Tehran dalam hitungan menit, dilaporkan tengah berlayar di perairan kawasan Timur Tengah menuju pelabuhan Teluk Persia untuk persiapan serangan militer ke Iran. Press TV melaporkan, Senin/11/0312.
USS Enterprise (CVN-65), adalah kapal induk raksasa pengangkut pesawat bertenaga nuklir pertama di dunia dan kapal Amerika Serikat ke-8 yang menggunakan nama USS Enterprise. Kapal yang dijuluki “Big E.” Enterprise tersebut sudah meninggalkan pangkalannya di Norfolk, Virginia A.S, Minggu (10/03) untuk misi tujuh bulan.
Dengan panjang hampir menyamai dua lapangan sepak bola, kapal seperti katinting raksasa yang kemana-mana mengangkut elemen-elemen operasi khusus; berbagai matra pasukan khusus dan alat-alat perang siap diterjunkan dalam perang konvensional dan asimetris dalam hitungan jam.
Diberitakan, kapal induk tersebut tengah di siagakan jika terjadi konflik militer dengan Iran, media AS melaporkan.
“USS Enterprise senantiasa siaga dan mampu seperti yang pernah terjadi selama 50 tahun,” kata Kapten William C. Hamilton, komandan kapal, dalam sebuah pernyataan.
Dilaporkan, lebih dari 50 tahun karirnya, USS Enterprise telah terlibat dalam berbagai misi, mulai Krisis Rudal Kuba pada Oktober 1962, Perang Vietnam awal 1970-an, serangan ke Iran pada 1988, serangan pertama ke Afganistan pasca skandal 11 September 2001, Operation Iraqi Freedom di Irak, 2003-2004.
Kapal induk USS Enterprise akan bergabung dengan dua kapal kelas destroyer AS lainnya di Teluk Persia pada akhir Maret.[Islam Times/on/Press TV]

Rabu, 21 Maret 2012

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir : Syariat Islam Rahmat Seluruh Alam

Abu Bakar Ba'asyir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Abu Bakar Ba'asyir
Lahir 17 Agustus 1938 (umur 73)
Bendera Belanda Jombang, Jawa Timur (masa Hindia Belanda)
Tempat tinggal Indonesia
Nama panggilan Ustadz Abu
Pekerjaan Pengasuh pesantren
Dikenal karena Ulama
Agama Islam
Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud, biasa juga dipanggil Ustadz Abu dan Abdus Somad[1] (lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Agustus 1938; umur 73 tahun), merupakan seorang tokoh Islam di Indonesia keturunan Arab. Ba'asyir juga merupakan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) serta salah seorang pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min. Berbagai badan intelijen menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah grup separatis militan Islam yang mempunyai kaitan dengan al-Qaeda.[2] Walaupun Ba'asyir membantah menjalin hubungan dengan JI atau terorisme[3].
Ba'asyir pernah menjalani pendidikan sebagai santri Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur (1959) dan alumni Fakultas Dakwah Universitas Al-Irsyad, Solo, Jawa Tengah (1963). Perjalanan kariernya dimulai dengan menjadi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Solo. Selanjutnya ia menjabat Sekretaris Pemuda Al-Irsyad Solo, kemudian terpilih menjadi Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia (1961), Ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam, memimpin Pondok Pesantren Al Mu'min (1972) dan Ketua Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), 2002.
Ba'asyir mendirikan Pesantren Al-Mu'min di Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, bersama dengan Abdullah Sungkar pada 10 Maret 1972. Pada masa Orde Baru, Ba'asyir melarikan diri dan tinggal di Malaysia selama 17 tahun atas penolakannya terhadap asas tunggal Pancasila.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Perjalanan hidup

  • 1972, Pondok Pesantren Al-Mukmin didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir bersama Abdullah Sungkar, Yoyo Roswadi, Abdul Qohar H. Daeng Matase dan Abdllah Baraja. Pondok Pesantren ini berlokasi di Jalan Gading Kidul 72 A, Desa Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Menempati areal seluas 8.000 meter persegi persisnya 2,5 kilometer dari Solo. Keberadaan pondok ini semula adalah kegiatan pengajian kuliah zuhur di Masjid Agung Surakarta. Membajirnya jumlah jamaah membuat para mubalig dan ustadz kemudian bermaksud mengembangkan pengajian itu menjadi Madrasah Diniyah.
  • 1983, Abu Bakar Ba'asyir ditangkap bersama dengan Abdullah Sungkar. Ia dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal Pancasila. Ia juga melarang santrinya melakukan hormat bendera karena menurut dia itu perbuatan syirik. Tak hanya itu, ia bahkan dianggap merupakan bagian dari gerakan Hispran (Haji Ismail Pranoto)--salah satu tokoh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia Jawa Tengah. Di pengadilan, keduanya divonis 9 tahun penjara.
  • 11 Februari 1985, Ketika kasusnya masuk kasasi Ba'asyir dan Sungkar dikenai tahanan rumah, saat itulah Ba'asyir dan Abdullah Sungkar melarikan diri ke Malaysia. Dari Solo mereka menyebrang ke Malaysia melalui Medan. Menurut pemerintah AS, pada saat di Malaysia itulah Ba'asyir membentuk gerakan Islam radikal, Jamaah Islamiyah, yang menjalin hubungan dengan Al-Qaeda.
  • 19851999, Aktivitas Baasyir di Singapura dan Malaysia ialah "menyampaikan Islam kepada masyarakat Islam berdasarkan Al Quran dan Hadits", yang dilakukan sebulan sekali dalam sebuah forum, yang hanya memakan waktu beberapa jam di sana. Menurutnya, ia tidak membentuk organisasi atau gerakan Islam apapun. Namun pemerintah Amerika Serikat memasukkan nama Ba'asyir sebagai salah satu teroris karena gerakan Islam yang dibentuknya yaitu Jamaah Islamiyah, terkait dengan jaringan Al-Qaeda.
  • 1999, Sekembalinya dari Malaysia, Ba'asyir langsung terlibat dalam pengorganisasian Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang merupakan salah satu dari Organisasi Islam baru yang bergaris keras. Organisasi ini bertekad menegakkan Syariah Islam di Indonesia.
  • 10 Januari 2002, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Sukoharjo, Muljadji menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan eksekusi putusan kasasi Mahkamah Agung terhadap pemimpin tertinggi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar Ba'asyir. Untuk itu, Kejari akan segera melakukan koordinasi dengan Polres dan Kodim Sukoharjo.
  • 25 Januari 2002, Abu Bakar Ba'asyir memenuhi panggilan untuk melakukan klarifikasi di Mabes Polri. Abu Bakar datang ke Gedung Direktorat Intelijen di Jakarta sekitar pukul 09.30. Saat konferensi pers, pengacara Abu Bakar Ba'asyir, Achmad Michdan, mengatakan, pemanggilan Abu Bakar Ba'asyir oleh Mabes Polri bukan bagian dari upaya Interpol untuk memeriksa Abu Bakar. "Pemanggilan itu merupakan klarifikasi dan pengayoman terhadap warga negara," tegas Achmad.
  • 28 Februari 2002, Menteri Senior Singapura, Lee Kuan Yew, menyatakan Indonesia, khususnya kota Solo sebagai sarang teroris. Salah satu teroris yang dimaksud adalah Abu Bakar Ba'asyir Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, yang disebut juga sebagai anggota Jamaah Islamiyah.
  • 19 April 2002, Ba'asyir menolak eksekusi atas putusan Mahkamah Agung (MA), untuk menjalani hukuman pidana selama sembilan tahun atas dirinya, dalam kasus penolakannya terhadap Pancasila sebagai azas tunggal pada tahun 1982. Ba'asyir menganggap, Amerika Serikat berada di balik eksekusi atas putusan yang sudah kadaluwarsa itu.
  • 20 April 2002, Ba'asyir meminta perlindungan hukum kepada pemerintah kalau dipaksa menjalani hukuman sesuai putusan kasasi MA tahun 1985. Sebab, dasar hukum untuk penghukuman Ba'asyir, yakni Undang-Undang Nomor 11/PNPS/1963 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Subversi kini tak berlaku lagi dan pemerintah pun sudah memberi amnesti serta abolisi kepada tahanan dan narapidana politik (tapol/napol).
  • April 2002, Pemerintah masih mempertimbangkan akan memberikan amnesti kepada tokoh Majelis Mujahidin Indonesia KH Abu Bakar Ba'asyir, yang tahun 1985 dihukum selama sembilan tahun oleh Mahkamah Agung (MA) karena dinilai melakukan tindak pidana subversi menolak asas tunggal Pancasila. Dari pengecekan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (Menkeh dan HAM) Yusril Ihza Mahendra, ternyata Ba'asyir memang belum termasuk tahanan politik/narapidana politik (tapol/napol) yang memperoleh amnesti dan abolisi dalam masa pemerintahan Presiden Habibie maupun Abdurrahman Wahid.
  • 8 Mei 2002, Kejaksaan Agung (Kejagung) akhirnya memutuskan tidak akan melaksanakan eksekusi terhadap Abu Bakar Ba'asyir atas putusan Mahkamah Agung (MA) untuk menjalani hukuman pidana selama sembilan tahun penjara. Alasannya, dasar eksekusi tersebut, yakni Undang-Undang (UU) Nomor 11/ PNPS/1963 mengenai tindak pidana subversi sudah dicabut dan melanggar hak asasi manusia (HAM). Sebaliknya, Kejagung menyarankan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Sukoharjo (Jawa Tengah) untuk meminta amnesti bagi Ba'asyir kepada Presiden Megawati Soekarnoputri.
  • 8 Agustus 2002, Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia mengadakan kongres I di Yogyakarta untuk membentuk pimpinan Mujahidin. Terpilihlah Ustad Abu Bakar Ba'asyir sebagai ketua Mujahidin sementara.
  • 19 September 2002, Ba'asyir terbang ke Medan dan Banjarmasin untuk berceramah. Dari sana, ia kembali ke Ngruki untuk mengajar di pesantrennya.
  • 23 September 2002, Majalah TIME menulis berita dengan judul Confessions of an Al Qaeda Terrorist dimana ditulis bahwa Abu Bakar Ba'asyir disebut-sebut sebagai perencana peledakan di Mesjid Istiqlal. Time menduga Ba'asyir sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional yang beroperasi di Indonesia. TIME mengutip dari dokumen CIA, menuliskan bahwa pemimpin spiritual Jamaah Islamiyah Abu Bakar Ba'asyir "terlibat dalam berbagai plot." Ini menurut pengakuan Umar Al-Faruq, seorang pemuda warga Yaman berusia 31 tahun yang ditangkap di Bogor pada Juni lalu dan dikirim ke pangkalan udara di Bagram, Afganistan, yang diduduki AS. Setelah beberapa bulan bungkam, akhirnya Al-Faruq mengeluarkan pengakuan--kepada CIA--yang mengguncang. Tak hanya mengaku sebagai operator Al-Qaeda di Asia Tenggara, dia mengaku memiliki hubungan dekat dengan Abu Bakar Ba'asyir. Menurut berbagai laporan intelijen yang dikombinasikan dengan investigasi majalah Time, bahkan Ba'asyir adalah pemimpin spiritual kelompok Jamaah Islamiyah yang bercita-cita membentuk negara Islam di Asia Tenggara. Ba'asyir pulalah yang dituding menyuplai orang untuk mendukung gerakan Faruq. Ba'asyir disebut sebagai orang yang berada di belakang peledakan bom di Masjid Istiqlal tahun 1999. Dalam majalah edisi 23 September tersebut, Al-Farouq juga mengakui keterlibatannya sebagai otak rangkaian peledakan bom, 24 Desember 2000.
  • 25 September 2002, Dalam wawancara khusus dengan wartawan TEMPO, Ba'asyir mengatakan bahwa selama di Malaysia ia tidak membentuk organisasi atau gerakan Islam apapun. Selama di sana ia dan Abdullah Sungkar hanya mengajarkan pengajian dan mengajarkan sunah Nabi. "Saya tidak ikut-ikut politik. Sebulan atau dua bulan sekali saya juga datang ke Singapura. Kami memang mengajarkan jihad dan ada di antara mereka yang berjihad ke Filipina atau Afganistan. Semua sifatnya perorangan." Ungkapnya.
  • 1 Oktober 2002, Abu Bakar Ba'asyir mengadukan Majalah TIME sehubungan dengan berita yang ditulis dalam majalah tersebut tertanggal 23 September 2002 yang menurut Ba'asyir berita itu masuk dalam trial by the press dan berakibat pada pencemaran nama baiknya. Ba'asyir membantah semua tudingan yang diberitakan Majalah TIME. Ia juga mengaku tidak kenal dengan Al-Farouq.
  • 11 Oktober 2002, Ketua Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba`asyir meminta pemerintah membawa Omar Al-Faruq ke Indonesia berkaitan dengan pengakuannya yang mengatakan bahwa ia mengenal Ba'asyir. Atas dasar tuduhan AS yang mengatakan keterlibatan Al-Farouq dengan jaringan Al-Qaeda dan aksi-aksi teroris yang menurut CIA dilakukannya di Indonesia, Ba'asyir mengatakan bahwa sudah sepantasnya Al-Farouq dibawa dan diperiksa di Indonesia.
  • 14 Oktober 2002, Ba'asyir mengadakan konferensi pers di Pondok Al-Islam, Solo. Dalam jumpa pers itu ia mengatakan peristiwa ledakan di Bali merupakan usaha Amerika Serikat untuk membuktikan tudingannya selama ini bahwa Indonesia adalah sarang teroris.
  • 17 Oktober 2002, Markas Besar Polri telah melayangkan surat panggilan sebagai tersangka kepada Pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba`asyir. Namun Ba'asyir tidak memenuhi panggilan Mabes Polri untuk memberi keterangan mengenai pencemaran nama baiknya yang dilakukan oleh majalah TIME.
  • 18 Oktober 2002, Ba'asyir ditetapkan tersangka oleh Kepolisian RI menyusul pengakuan Omar Al Faruq kepada Tim Mabes Polri di Afganistan juga sebagai salah seorang tersangka pelaku pengeboman di Bali.
  • 3 Maret 2005, Ba'asyir dinyatakan bersalah atas konspirasi serangan bom 2002, tetapi tidak bersalah atas tuduhan terkait dengan bom 2003. Dia divonis 2,6 tahun penjara.
  • 17 Agustus 2005, masa tahanan Ba'asyir dikurangi 4 bulan dan 15 hari. Hal ini merupakan suatu tradisi pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Ia dibebaskan pada 14 Juni 2006.
  • 9 Agustus 2010 Abu Bakar Ba'asyir kembali ditahan oleh Kepolisian RI di Banjar Patroman atas tuduhan membidani satu cabang Al Qaida di Aceh[4][5].
  • 16 Juni 2011, Ba'asyir dijatuhi hukuman penjara 15 tahun oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan setelah dinyatakan terlibat dalam pendanaan latihan teroris di Aceh dan mendukung terorisme di Indonesia, walaupun banyak kontroversi yang terjadi selama masa persidangan.[6][7]

[sunting] Rujukan

[sunting] Lihat pula

[sunting] Pranala luar

 

Pondok Pesantren Al Mu'min

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Al Mu'min)
Langsung ke: navigasi, cari
Pondok Pesantren Al Mu'min adalah sebuah pesantren di Ngruki, Solo yang didirikan oleh "enam serangkai": Abdullah Sungkar, Abu Bakar Ba'asyir, Yoyok Rosywadi, Abdullah Baradja, Abdul Qohar H. Daeng Matase, dan Hasan Basri.
Pondok ini berdiri sejak tahun 1974 di lokasinya hingga sekarang, di selatan terminal angkutan dalam kota Surakarta, Terminal Tipes, namun berada di wilayah administrasi Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo. Setahun sebelumnya ia merupakan sebuah kelompok pengajian kekeluargaan (usrah). Unit dakwah awalnya adalah sebuah siaran radio non-komersial.[1] Pondok ini sejak awal menjapada masalah bagi rezim Orde Baru karena menentang berbagai usaha politik Orde Baru untuk menentang perluasan ideologi Islamisme dengan melancarkan program "Asas tunggal Pancasila". Banyak di antara simpatisannya adalah orang-orang yang terlibat dalam gerakan Darul Islam pada masa tahun 1950-an.
Abu Bakar Ba'asyir sering dikaitkan dengan sejumlah kegiatan terorisme dan Islamisme. Namun demikian pengadilan tak pernah bisa membuktikan keterlibatannya.

Majelis Mujahidin Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Sejarah

Majelis Mujahidin lahir berawal dari keprihatinan para tokoh gerakan Islam yang pernah digembleng di “pesantren Orde Baru” seperti Irfan Suryahardi, Deliar Noer, Syahirul Alim, Mursalin Dahlan, Mawardi Noor dan lain-lain. Mereka terdorong untuk mengadakan forum kecil, berdiskusi yang ujungnya menggagas lahirnya suatu lembaga yang bisa menyatukan visi kaum muslimin yang hendak memperjuangkan tegaknya syariat Islam, yaitu Majelis Mujahidin.(Awwas,2001:331).
Untuk menandai lahirnya institusi tersebut diadakan kongres I Majelis Mujahidin di Yogyakarta tanggal 5-7 Agustus 2000. Saat itu hadir kira-kira 1500 orang dari berbagai gerakan di seluruh tanah air, bahkan hadir pula beberapa perwakilan dari negara sahabat, seperti Moro, Malaysia, dan Arab Saudi.(Awwas,2001;336).
=

[sunting] Keanggotaan

Dilihat dari kacamata ekonomi, kader-kader Mujahidin adalah kaum yang masuk dalam strata ekonomi menengah kebawah. Jika dilihat dari jenis pekerjaan, maka memiliki variasi yang sangat banyak, ada pedagang, buruh bangunan, pedagang kaki lima dll.

[sunting] Aktivitas

[sunting] Aliansi Gerakan

Pada Kongres I di Yogyakarta, diputuskan bahwa Majelis Mujahidin merupakan organisasi aliansi gerakan (tansiq amal) yang bersifat universal, tidak dibatasi suku, bangsa maupun negara.
Memang format tansiq ini memang masih menjadi bahan perdebatan yang cukup panjang di antara aktivis Majelis Mujahidin. Namun yang pasti, tansiq ini bisa saja diikuti oleh organisasi maupun personal. Meskipun tidak atau belum ada aturan tertulis mengenai syarat menjadi anggota Majelis Mujahidin, namun cukup dimaklumi bahwa anggota Majelis Mujahidin adalah muslim yang taat.
Konsekuensi lain dari format aliansi adalah adanya kesiapan anggota-anggotanya untuk berbeda pendapat dengan anggota yang lainnya. Inilah barangkali yang menjadi ciri khusus Majelis Mujahidin, dibandingkan dengan kelompok muslim “fundamentalis” yang pada umumnya tertutup tetapi justru di sini kader-kadernya harus siap menghadapi perbedaan-perbedaan. Namun ternyata jika diselami lebih jauh, aliansi Mujahidin ini masih mempersyaratkan, yaitu keshahihan aqidah, dalam timbangan mujadihin, yaitu dalam prespektif aqidah salaf. Dengan mereka yang sama-sama beraqidah salaf bisa melakukan aliansi lebih terbuka, sedangkan dengan mereka yang tidak beraqidah salaf, aliansinya dilakukan hanya dalam wilayah perjuangan penegakan syariah. Jadi di sini semacam ada kaidah “kita beramal dalam masalah yang kita sepakati” (Qardlawi,1997;141)
Selain konsekuensi tersebut, format keanggotaan seperti ini cukup rawan menghadapi penyusupan pihak luar yang tidak merasa nyaman dengan kehadiran majelis Mujahidin. Tahun 20002002 di Majelis Mujahidin bahkan telah disusupi pihak intelijen nasional, dan menjadi pengurus Lajnah Tanfidziyah bidang hubungan antar Mujahid. Diketahuinya satu orang telah menyusup ke tubuh Majelis Mujahidin berkaitan dengan hilangnya “pengurus” ini tanpa sebab setelah kasus bom Bali. Setelah diusut, dicari-cari, akhirnya diketahuilah bahwa Mr. X, tersebut aslinya adalah seorang perwira militer. Namun karena majelis Mujahidin tidak pernah memiliki niat untuk melakukan bughat (memberontak) maka penyusupan itupun tak ada gunanya. Kalau yang ditemukan hanya aktivitas kajian-kajian, di luar Mujahidin banyak juga kajian, bahkan yang radikal dibandingkan dengan Mujahidin.

[sunting] Kajian

Kajian-kajian untuk kader Majelis Mujahidin, umumnya metekankan pemahaman tauhid. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar Majelis Mujahidin, yang menjadikan tauhid sebagai dasar visi dan misinya. Selain materi tauhid disampaikan pula materi tafsir, hadis dan ahkam syar’iyyah. Materi-materi kajian umumnya cukup berbobot, mengingat aktivis Majelis Mujahidin rata-rata cukup berpendidikan dan memiliki semangat religiusitas tinggi. Kebanyakan di antara aktivisnya adalah sarjana, meskipun demikian ada juga yang hanya lulus tingkat SLTA.

[sunting] Dakwah

Tuntutan formalisasi syari’ah di Indonesia bagi Majelis Mujahidin adalah final. Dalam sejarah perjuangan umat Islam, usaha menegakkan syariah ini telah ditempuh beberapa metode. Pertama adalah metode konstitusional yaitu perjuangan dengan masuk ke dalam lembaga seperti MPR dan DPR. Kedua dilakukan dengan da’wah, seperti yang dilakukan oleh DDII. Ketiga dengan pendidikan, seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Keempat, dengan bersenjata seperti yangn dilakukan oleh Kartosuwiryo.
Sejauh ini Majelis Mujahidin berusaha mewujudkan cita citanya melalui da’wah, baik da’wah secara politik, ataupun dakwah kemasyarakatan. Da’wah politik dilakukan dengan mengirimkan surat kepada pejabat-pejabat dan lembaga-lembaga tinggi negara. Beberapa jenis surat yang dikirim kepada pejabat dan instansi bisa dilihad dalam buku Da’wah dan jihad Abu Bakar Ba’asyir. Selain mengirim surat, Mujahidin juga mengadakan audiens dengan pejabat tinggi, DPR atau organisasi massa untuk merealisasikan visi dan misinya itu.

[sunting] Demonstrasi Damai

Kadang-kadang dilakukan juga demontrasi untuk sosialisasi penegakan syari’ah Islam. Dan da’wah sosial kemasyarakatan dilakukan dengan menyelenggarakan pesantren kilat, I’tikaf, pengajian dan lain-lain. Khusus untuk menghadapi kaum cendekiawan Majelis Mujahidin juga mengambil langkah jidal (diskusi), baik dengan sesama kaum muslimin maupun dengan non-muslim. Singkat kata, upaya-upaya yang ditempuh oleh Majelis Mujahidin ini akan senantiasa di dalam koridor konstitusi negara Republik Indonesia. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sobarin Syakur, Sekretaris Lajnah Tanfidziyah, “Majelis Mujahidin akan terus menda’wahkan dan memperjuangkan cita-cita menegakkan syari’at Islam dengan cara yang konstitusional”. Masih dalam kaitan ini, bahkan di dalam kongres Mujahidin II di Donohudan ditegaskan bahwa Mujahidin menolak aksi terorisme yang bertentangan dengan syari’at, baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok (Iskandar, 2003;70)
Realitas ini menegaskan bahwa meskipun Mujahidin dalam beberapa prisipnya bisa disebut sebagai kelompok muslim fundamentalis, namun dalam bertindak tetap dalam koridor konstitusi. Hal ini jauh dari anggapan sementara pihak yang selalu mengaitkan Mujahidin dengan jama’ah Islamiyah, seperti yang dilakukan oleh Maftuh Abegebriel di dalam tulisannya yang dimuat dalam buku Negara Tuhan, “...maka sebenarnya Al-Jama’ah al-Islamiyah ini bukan tidak mungkin sudah “nikah” dengan Majelis Mujahidin yang berpusat di Jogjakarta lewat sebuah khithbah yang berlabel “tansiq baina al-jama a’ah” (2004;864).
Lebih dalam lagi, setelah membandingkan bebarapa prinsip organisasi maka Abegebriel menyatakan “Tidak begitu salah jika disimpulkan bahwa JI dan MM adalah Muhtalifah al-Asma’ wa al-Lughat Muttahidah al-Asykal wa al-Aghrad ( مختلفة الأسماء واللغة متحدة الأشكال والأغراض )–berbeda dalam nama dan bahasa tetapi sama dalam bentuk dan tujuan. (899).
Abegebriel ini berlebih-lebihan dalam menyimpulkan adanya persamaan antara MM dengan JI, padahal hanya melihat beberapa kesamaan saja. Kenyataan di lapangan, meskipun Majelis Mujahidin membuka diri untuk aliansi dengan siapapun, selama memiliki sens untuk menegakkan syari’ah, dan tetap dalam kerangka ahlus sunnah wal jama’ah tetapi beberapa organisasi Islam dengan tegas menolak. Di antara mereka yang menolak kehadiran Majelis Mujahidin adalah PKS dan mereka yang diindikasikan sebagai anggota Jama’ah Islamiyah. Sejak koordinasi awal pra kongres Mujahidin I di antara mereka yang ditangkap polisi karena terindikasi sebagai anggota Jamaah Islamiyah ini telah menolak Majelis Mujahidin. Bahkan dalam pengajian mereka ustadz Abu Bakar Ba’asyir sering menjadi sasaran lontaran caci maki mereka. Maka jika para tahanan Bom Bali dalam kesaksiannya tentang keterlibatan ustadz Abu mereka nyatakan tidak tahu, itu adalah pengakuan yang apa adanya.
Adapun PKS menolak bergabung dengan MM agaknya karena menjaga soliditas organisasi dalam rangka pemenangan pemilu tahun 2004. Karena dalam pemilu 1999 PK sudah terdegradasi. Hal ini dikuatkan dengan sikap Majelis Mujahidin yang menolak untuk terlibat aktif ke dalam politik praktis. Adapun sikap Majelis Mujahidin ini didasari oleh dua pertimbangan, pertama Indonesia menggunakan system politik demokrasi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, dimana dalam demokrasi suara terbanyak menjadi pemenangnya. Padahal di sisi lain secara kuantitas, jumlah mereka yang memperjuangkan syariat Islam sangat kecil. Kedua, keikutsertaan Majelis Mujahidin di suatu partai tertentu akan menyebabkan terpecahnya umat Islam, sementara di sisi lain hasil yang bisa diperoleh dari keterlibatan aktif ke dalam politik praktis belum tentu signifikan. Karena itulah Majelis Mujahidin tidak pernah melarang aktivisnya aktif di suatu partai, tetapi secara organisatoris tidak akan melibatkan diri dalam suatu partai pula.
Selain program-program penegakan syari’ah secara langsung di atas, Majelis Mujahidin memiliki program sosial. Program sosial ini yang paling akhir dilakukan adalah pengiriman relawan ke Aceh dalam upaya pembinaan rohani. Di sini ada dua tugas yang dilakukan pertama mengembalikan mental dan gairah hidup masyarakat aceh yang sedang tertimpa musibah dan kedua, memompakan semangat untuk hidup di bawah naungan syari’at. Terlebih Aceh adalah satu-satunya wilayah yang sudah mendapatkan izin memberlakukan syariat Islam.
Mereka yang dikirim ke aceh ini kebanyakan adalah dari anggota laskar Mujahidin. Dan di sinilah peran lascar dalam majelis Mujahidin bisa disamakan dengan peran barisan Anshar di NU. Laskar Mujahidin menjadi barisan serba bisa, bisa difungsikan sebagai pengamanan kegiatan, bantuan social, ataupun pembinaan masyarakat.
Adanya tuduhan bahwa Laskar Mujahidin berlatih perang seperti yang pernah terjadi di Tawangmangu, menurut Salman al-Farisi, komandan Laskar Mujahidin Solo adalah tidak benar. Peristiwa itu sebenarnya terjadi karena perijinan yang belum beres tetapi kemudian informasi keluar dipelintir oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap Majelis Mujahidin. Sebenarnya, kegiatan itu adalah kegiatan latihan kepemimpinan yang dikemas dalam bentuk out-bond, seperti yang biasa dilakukan dalam kepramukaan.

Ust Abu Bakar Ba'asyir - TauhiduLlah - Bandung, 06 Aug 10.mp3.MP3
23,324 KB
Lagu: TawhiduLlah
Artis: Ust. Abu Bakar Ba'asyir
Dengan: deche.ygo Indonesia
Ditambahkan: 10 bulan yang lalu
Putar
ust Abu Bakar Ba'asyir Masjid Al Muhajirin 060909.wav
19,422 KB
Dengan: toufansougi Indonesia
Ditambahkan: 2 tahun yang lalu
8,682 KB
Ditambahkan: 1 tahun yang lalu
23,096 KB
Ditambahkan: 1 tahun yang lalu
Ust..Abu Bakar Ba'asyir.zip
16,389 KB
http://ashhabul-kahfi.blogspot.com/
Ditambahkan: 3 tahun yang lalu
Pledoi Ust Abu Bakar Ba'asyir.docx
85 KB
Dengan: beritasaveabb Indonesia
Ditambahkan: 9 bulan yang lalu