Spirit Kebangkitan Ummat

Selanjutnya akan datang kembali Khilafah berdasarkan metode kenabian. Kemudian belia SAW diam.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani) “Siapa saja yang melepaskan ketaatan, maka ia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang meninggal sedang di pundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti mati jahiliyah (dalam keadaan berdosa).” (HR. Muslim). “Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan (memperlihatkan) bumi kepadaku. Sehingga, aku melihat bumi mulai dari ujung Timur hingga ujung Barat. Dan umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku….” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi) Abdullah Berkata, ”Pada saat kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah SAW ditanya, manakah di antara dua kota yang akan ditaklukkan pertama, Konstantinopel atau Roma(Italia). Rasulullah SAW bersabda: ”Kota Heraklius yang akan ditaklukkan pertama—yakni Konstantinopel.” (HR. Ahmad)

Sabtu, 07 Januari 2012

Kegaduhan Elit Politik 2012 , Rakyat Semakin Terpinggirkan - Pamflet pengajian hizbut tahrir







Kegaduhan Elit Politik 2012 , Rakyat Semakin Terpinggirkan

Kegaduhan elit politik tahun 2012 diperkirakan semakin menjadi-jadi. Presiden SBY dalam pesan akhir tahunnya telah memperingatkan hal itu. Pasalnya, apalagi kalau bukan rebutan kekuasaan menjelang pemilu 2014. Agenda politik penting yang menjadi magnet kuat bagi siapapun yang rakus kekuasaan dan harta.
Dalam sistem demokrasi, kekuasaan memang bukan ditujukan untuk melayani rakyat. Kekuasaan untuk melayani uang. Pemilik modal adalah panglima yang paling berkuasa dalam sistem demokrasi. Maka tidak mengherankan kalau elit politik akan terus menerus bertikai untuk saling mempertahankan atau merebut kekuasaan.
Gubernur bentrok dengan wakilnya, sesama koalisi saling menelikung, muncul pula partai seolah-olah oposisi , yang tidak henti menyerang penguasa. Padahal ketika dulu berkuasa, partai ini sama saja. Sibuk melayani kepentingan pemilik modal, bukan rakyat.
Bisa dipastikan elit politik dengan para begundalnya akan menggunakan berbagai cara untuk saling berebut kekuasaan. Berbagai isu besar seperti skandal Century, BLBI, Mafia Pajak, Lumpur Lapindo dan lain-lain akan menjadi senjata untuk saling menyerang lawan politik.
Politik saling menyendera dan saling kompromipun akan menonjol. Alih-alih menyelesaikan skandal itu, kejahatan yang nyata-nyata jelas itupun sekedar digunakan untuk tawar menawar politik, bukan untuk diselesaikan tuntas bagi kepentingan rakyat.
Dalam kegaduhan politik seperti ini,dipastikan yang pertama dan utama dikorbankan adalah kepentingan rakyat. Dipastikan rakyat semakin tidak terurus. Para elit sibuk berdemokrasi untuk kekuasaan dan uang.
Sekali lagi berulang-ulang kita katakan pangkal dari semua ini adalah sistem kapitalisme sekuler yang melahirkan demokrasi. Dalam sistem demokrasi , kedaulatan diserahkan kepada manusia. Kebenaran bukanlah lagi disandarkan kepada halal dan haram, tapi kepentingan hawa nafsu sang pembuat hukum (manusia).
Sistem demokrasi mahal pun memberikan jalan kepada para pemilik modal untuk memperkuat pengaruhnya. Lahirnya negara korporasi dimana terjadi simbiosis mutualisme elit politik dan pemilik modal yang merugikan kepentingan rakyat. Konflik berdarah di Mesuji Lampng , konflik Sape di Bima , merupakan contoh-contoh nyata dari kerjasama itu, yang ujung-ujungnya mengorbankan rakyat.
Berulang-ulang dan tidak pernah lelah kita menyatakan solusi dari semua ini adalah kembali kepada syariah Islam yang akan diterapkan oleh Khilafah Islam. Bukankah Allah SWT telah memperingatkan kita untuk mencampakkan hukum jahiliyah yang bersumber dari hawa nafsu manusia ? Allah SWT berfirman : “Apa hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?” [QS Al-Maidah: 50]
Sayyid Quthb memberi gambaran gamblang mengenai hukum jahiliyah. Dalam tafsirnya, Fii Zhilaal al-Quraan, dijelaskan: “Sesungguhnya makna jahiliyyah itu didefinisikan oleh nash ini. Jahiliyyah -sebagaimana digambarkan Allah dan didefinisikan al-Quran- adalah hukum manusia untuk manusia. Sebab, jahiliyyah merupakan bentuk penyembahan manusia terhadap manusia lainnya,keluar dari penghambaan Allah, menolak ketuhanan Allah dan memberikan pengakuan -lawan dari penolakan- terhadap ketuhanan sebagian manusia dan penghambaan terhadap mereka selain Allah”
Catatan akhir tahun Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) seharusnya menjadi perhatian kita bersama. HTI Indonesia dengan tegas menyatakan menilik berbagai persoalan yang timbul di sepanjang tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa setiap sistem yang tidak bersumber dari Allah SWT, Sang Pencipta manusia, kehidupan dan alam semesta yang Maha Tahu, pasti akan menimbulkan kerusakan dan akhirnya tumbang.
Rapuhnya kapitalisme dengan berbagai bentuk kerusakan dan segala dampak ikutan yang ditimbulkannya berupa kemiskinan dan kesenjangan kaya miskin serta ketidakstabilan ekonomi dan politik, seperti yang saat ini tengah terjadi di berbagai belahan dunia adalah bukti nyata. Kenyataan ini semestinya menyadarkan kita semua untuk bersegera kembali kepada jalan yang benar, yakni jalan yang diridhai oleh Allah SWT, dan meninggalkan semua bentuk sistem dan ideologi kufur.
Sekuat apapun sebuah rezim yang otoriter, korup, menindas rakyat dan durhaka kepada Allah SWT, meski telah dijaga dengan kekuatan senjata dan didukung oleh negara adidaya, cepat atau lambat pasti akan tumbang dan tersungkur secara tidak terhormat. Jatuhya Ben Ali, Mubarak, Qaddafi dan mungkin segera menyusul penguasa Syria, Bashar Assad, dan penguasa Yaman, Ali Abdullah Saleh, serta penguasa lalim di negara lain, adalah bukti nyata.
Kenyataan ini semestinya memberikan peringatan kepada penguasa dimanapun untuk menjalankan kekuasaannya dengan benar, penuh amanah demi tegaknya kebenaran, bukan demi memperturutkan nafsu serakah kekuasaan dan kesetiaan pada negara penjajah. Pembuatan peraturan perundang-undangan yang bakal membungkam aspirasi rakyat, seperti UU Intelijen atau RUU Kamnas dan peraturan perundangan serupa di negeri ini, mungkin sesaat akan berjalan efektif, tapi cepat atau lambat itu semua justru akan memukul balik penguasa itu sendiri.
Oleh karena itu, bila kita ingin sungguh-sungguh lepas dari berbagai persoalan yang tengah membelit negeri ini  seperti sebagiannya telah diuraikan di atas,  maka kita harus memilih sistem yang baik dan pemimpin yang amanah. Sistem yang baik hanya mungkin datang dari Dzat yang Maha Baik, itulah syariah Allah dan pemimpin yang amanah adalah yang mau tunduk pada sistem yang baik itu. Di sinilah esensi seruan Selamatkan Indonesia dengan Syariah yang gencar diserukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia.
Sebagai penutup, catatan akhir tahun HTI menegaskan : Hanya dengan sistem berdasar syariah dibawah naungan Khilafah yang dipimpin oleh orang amanah (Khalifah) saja Indonesia benar-benar bisa menjadi baik. Dengan sistem ini pula terdapat nilai transedental (ibadah) dalam setiap aktifitas sehari-hari yang akan membentengi setiap orang agar bekerja ikhlas, tidak terkontaminasi oleh kepentingan pribadi, golongan maupun asing. Memiliki paradigma yang jelas bahwa memimpin adalah amanah dari Allah dan syariah adalah jalan satu-satunya untuk memberikan kebaikan dan kerahmatan Islam bagi seluruh alam semesta, sedemikian kedzaliman dan penjajahan bisa dihapuskan di muka bumi. Allahu Akbar !(Farid Wadjdi) 

Anda Orang Pertama yang Mencabut Orang-Orang Zalim…

بسم الله الرحمن الرحيم
Anda Orang Pertama yang Mencabut Orang-Orang Zalim …
Maka Jadilah Orang Pertama Yang Menegakkan Agama
Merupakan kehendak Allah SWT warga Sidi Bouzid menjadi pioner ke arah penghancuran kondisi ketakutan dan kengerian. Rezim sebelumnya telah menempatkan negeri ini secara umum di dalam situasi ketakutan dan kengerian itu. Tampak dari warga Sidi Bouzid kegigihan dan tekad yang sulit dicari bandingannya yang terus tumbuh di negeri ini, sehingga menjadi gelombang ganas di seluruh penjurunya … Maka terjadilah apa yang terjadi. Diktator tercabut dan celah pun terbuka.
وَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ
Dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari. (QS an-Nahl [16]: 26)
Bagaimanapun upaya pengalihan dari orang-orang yang kalah dan antek-antek penjajah, Anda tetap bangkit kembali. Wahai warga kami yang mulia, tekad, Anda lanjutkan kesungguhan dan Anda mempersenjatai diri dengan kesadaran … maka pertemuan di antara kami dengan Anda adalah dalam merealisasi kewajiban terpenting dan paling tinggi:
1.       Melenyapkan thaghut setelah thaghut lainnya yaitu melenyapkan berhukum kepada selain apa yang telah diturunkan oleh Allah. Sebab pangkal dari bencana yang ada adalah pemisahan agama dari kehidupan (sekulerisme). Berhukum dengan selain apa yang telah diturunkan oleh Allah merupakan bentuk kekufuran, kefasikan dan kezaliman, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rabb semesta alam.
2.       Mengusir antek-antek penjajah yang menyusup di sendi-sendi pemerintahan, kehidupan dan administrasi. Mereka itu berusaha memalingkan kehendak masyarakat agar menjadi pelayan untuk negara-negara besar, apapun tema palsu yang mereka tawarkan.
3.       Menciptakan suasana Islami yang meninggikan tekad dan melompatkan harapan agar revolusi ini menjadi pendahuluan bagi revolusi Islami yang besar yang memuliakan Islam dan pemeluknya, mengembalikan kesatuan negeri-negeri Islami sehingga kehormatannya menjadi satu, kekayaannya menjadi satu dan perang dan damainya juga satu, serta untuk merealisasi kehidupan yang baik dan mulia.
Wahai warga kami di Tunisia: telah berlangsung tradisi bahwa barat dan antek-anteknya bertemu di atas kepentingan meraih capaian mulia milik umat ini. Mereka mengotorinya agar berubah dari kenikmatan menjadi bencana karena tidak adanya kesadaran dan keikhlasan. Dan sekarang mereka sibuk untuk mempertahankan dan memenangkan ide mereka, kepentingan mereka dan tokoh-tokoh mereka… Mereka ingin menjadikan revolusi yang baik ini sebagai tahapan baru bagi kemunduran dan penjajahan baru.
Wahai warga kami di Tunisia: apakah Anda menerima untuk menyerahkan kehormatan, harta, pendapatan, pengajaran dan pendidikan anak-anak Anda serta masa depan mereka, kekayaan negeri Anda dan seluruh ibadah Anda … Apakah Anda menerima menyerah kepada undang-undang positif buatan manusia untuk menelantarkan Anda, umat Anda dan agama Anda serta menancapkan di tengah Anda kekejian, kebatilan dan apa yang dimurkai oleh Allah dan rasulNya serta mengumumkan perang kepada Allah dan rasulNya?
Wahai warga kami di Tunisia: apakah Anda akan menyerahkan kepemimpinan Anda kepada pribadi-pribadi yang dilatih oleh barat, saling mengikat janji dengan barat, barat ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada barat. Mereka itu adalah ruwaibidhah (orang-orang pandir) yang tidak mampu menjalankan satu tambang pun di negeri ini. Lalu bagaimana dengan negeri yang mencari kemuliaan … sementara mereka tidak bisa menginventarisir kekayaan-kekayaan negeri tersebut. Bagaimana dengan pengelolaan dan pendistribusiannya secara baik … Banyak dari mereka tidak mengetahui dari agama Anda sampai rukun-rukun dan hal-hal yang sangat gamblang sekalipun. Bagaimana dengan hukum-hukum agama Anda yang agung… Banyak dari mereka termasuk orang-orang yang melencehkan secara sinis terhadap umat, sejarah dan agama umat.
Wahai warga kami di Tunisia: tegakkan agama Anda secara mulia, akidah dan syariah, agar Anda bisa mengungkap harta simpanan dan keagungan yang tersimpan di dalam agama ini, serta berbagai potensi, orang-orang cerdas dan orang-orang takwa yang ada di tengah-tengah umat. Dan agar Anda bisa menyingkap kekayaan melimpah dan harta simpanan yang seolah tiada habisnya yang ada di negeri-negeri Anda… Agar Anda bisa menyingkap apa yang ada di dalam berita gembira dari Rasul Anda yang mulia berupa janji-janji kebaikan, persatuan dan kemuliaan… Agar Anda bisa menyingkap betapa mereka membuat Anda kelaparan padahal Anda kaya …dan betapa mereka menghinakan Anda sementara Anda sejatinya mulia … betapa jauh mereka mengerat-ngerat Anda padahal Anda adalah umat yang satu dan menyatu .. serta betapa mereka membuat Anda bodoh sebodoh-bodohnya dan jahiliyah padahal Anda adalah umat yang membaca.
Wahai warga kami di Tunisia: saudara-saudara kami …jadilah bersama kami diatas metode Rasulullah saw, berpegang kepada Islam, berjuang untuk mewujudkan persiapan dan pondasi untuk daulah Islam … Daulah al-Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang telah disampaikan kabar gembiranya oleh Rasul saw. Negara itu dari hari kita sekarang ini telah begitu dekat
ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian (HR Ahmad)
Hizbut Tahrir berjuang di seluruh dunia dan di seluruh negeri Islam khususnya untuk menegakkan kewajiban tersebut dan merealisasi berita gembira tersebut dengan izin Allah SWT …
Wahai warga kami di Tunisia: Allah mendatangkan kepada Anda kesempatan luas maka jangan Anda menyia-nyiakannya … Allah mendatangkan kepada Anda urusan yang memberi kemungkinan maka jangan Anda menghancurkannya.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS ath-Thalaq [65]: 2-3)
18 Desember 2011 M/23 Muharram 1433 H
Hizbut Tahrir Tunisia

Proposal untuk Sukses Hidup di Dunia dan Akhirat

Sebuah Inspirasi dari Training Karyawan oleh Gus Uwik
HTI Press. “Baru kali ini saya merasa sangat termotivasi. Tadinya saya sama sekali tidak tertarik dengan Training ini. Mau berangkat saja ogah-ogahan. Tapi setelah mengikuti training ini, saya merasa mendapatkan manfaat yang luar biasa. Saya tersadar dan tergugah harus membuat proposal dalam hidup ini, agar hidup ini tidak sia-sia”.  Training ini sangat luar biasa. “Sangat rugi bagi yang tidak ikut ..”,ungkap seorang peserta Training Karyawan dalam testimoninya. “Tahu begini, saya akan ajak teman-teman saya sebanyak-banyaknya”, lanjutnya menambahkan.
Seorang peserta lain berujar, “Pantang bagi saya untuk menangis, tapi kali ini saya tak sanggup lagi menahan air mata. Terbayang di benak saya, wajah kedua orang tua saya. Terbayang dosa-dosa saya kepada mereka. Terbayang apa yang sudah dan apa yang belum saya lakukan buat kedua orang tua saya. Saya berjanji untuk sekuat tenaga membahagia mereka di dunia ini, dan menggandeng mereka bersama-sama ke surga Allah kelak di akhirat nanti. InsyaAllah.”
Testimoni tersebut di sampaikan dalam acara Training Karyawan yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Karawang pada tanggal 29 Mei 2011, bertempat di RM. Alam Sari, Interchange Tol Karawang Barat. Tema yang diusung dalam Training ini “Membentuk Karyawan Percaya Diri, Profesional dan Islami”. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menginspirasi para peserta agar tidak terjebak dengan pola pikir kapitalisme, sehingga bekerja dan hidup hanya sekedar mengejar materi dan  kesuksesan dunia semata. Diharapkan setelah mengikuti training ini, para peserta yang hampir semuanya berprofesi karyawan, mampu tergugah agar fokus hidupnya berubah menjadi berfokus kepada mengejar kesuksesan dunia dan akhirat, serta senantiasa mengikatkan diri pada aturan-aturan Allah.
Training karyawan ini diikuti lebih dari 230 peserta, yang hampir semuanya berprofesi karyawan. Datang dari berbagai perusahaan yang ada di kawasan Karawang, bahkan ada pula yang berasal dari Cikampek, Purwakarta dan Cikarang. Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB, dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an. Para peserta yang telah berdatangan semula riuh, seketika senyap dan fokus kepada acara. Dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua HTI DPD II, Ustadz Abu Hamzah. Beliau memaparkan, bahwa acara Training Karyawan ini merupakan rangkaian acara menuju Acara Besar HTI: Konferensi Rajab 1432 H tanggal 29 Juni 2011 di Stadion Lebak Bulus Jakarta.
Suasana Training yang penuh dengan semangat dan antusiasme berhasil dibangun oleh Trainer pertama, Ustadz Yadi Mulyadi, syabab HTI Karawang yang juga berprofesi sebagai Trainer. Permainan interaktif dan perenungan yang dipandu oleh Trainer sesi pertama ini, dengan sungguh-sungguh diikuti oleh para peserta. Materi yang disampaikan oleh Ustadz Yadi, adalah bahwa manusia harus berusaha dalam mewujudkan cita-cita dan harus menanamkan keyakinan bahwa: “Saya Pasti Bisa”, dengan dibalut penekanan kepada materi keimanan.
Tanpa ada jeda istirahat, acara training langsung dilanjutkan kepada sesi dua yang dipandu oleh Trainer Nasional yang sudah berpengalaman, yaitu Dwi Henri Cahyono atau dikenal dengan Gus Uwik. Dengan berlari kecil naik ke atas panggung, sesi kedua langsung dibuka dengan salam sang juara dari Gus Uwik yang disambut dengan teriakan Allahu Akbar dari para peserta. Sound system yang menggelegar dan dua layar yang disiapkan panitia, sangat menunjang suasana antusias dalam ruangan training. Dengan slide power point dan film-film pendek Gus Uwik memaparkan materinya, bahwa manusia diberi pilihan dalam aktivitas hidupnya. Memilih menjadi manusia yang biasa-biasa saja atau menjadi manusia sang juara, itu pilihan. Hidup dengan mengikuti aturan Allah atau tidak, itu juga pilihan. Yang pasti setiap pilihan akan dihisab kelak dan ada balasannya di akhirat nanti.
Kesadaran atas pilihan hidup dan gambaran nikmatnya surga serta sengsaranya neraka, nampaknya cukup membekas dalam benak para peserta. Gus Uwik mampu memberikan inspirasi sekaligus motivasi bahwa manusia harus bertanggung jawab dalam hidupnya. Para peserta kemudian disadarkan bahwa mereka harus memiliki proposal dalam hidup ini. Dengan begitu arah hidupnya akan menjadi sangat jelas. Dan sekali lagi, proposal hidup itu harus ditujukan kepada Sang Maha Pemilik Hidup, yaitu Allah SWT. Fokus hidup itu harus kepada tujuan akhir, kebahagian kehidupan akhirat.
Dengan bahasa yang sangat komunikatif, para peserta diajak berpikir logis, bahwa untuk masuk surga dan mengajak serta kedua orang tua pula, maka mau tidak mau harus mengikuti aturan Allah. Dan kalau mau aturan Allah harus ikut mengaji tsaqafah Islam. Tanpa ragu, Gus Uwik bertanya kepada para peserta, “Siapa yang mau ngaji …?”. Dengan sangat antusias, para peserta mengacungkan tangan dan berteriak kompak ” Sayaaa.. “  Dalam sesi dua ini, Gus Uwik mengajak untuk muhasabah, mengingat kedua orang tua, flash back apa saja yang telah kita lakukan dalam hidup ini, dan mengingat dosa-dosa yang pernah diperbuat. Hampir seluruh peserta larut dalam emosi dan menitikkan air mata. Tidak sedikit pula yang tersedu dan beristighfar. Hingga datang saatnya break istirahat siang, para peserta kembali dimotivasi dengan yel-yel semangat dan takbir.
Setelah istirahat makan siang dan sholat dzuhur, training masuk kepada sesi ketiga, dengan masih dipandu oleh trainer kedua, Gus Uwik. Dalam sesi ini dipaparkan bagaimana cara membuat proposal kehidupan. Salah satunya adalah harus memegang prinsip, sesuai dengan aturan Allah. Dengan mengangkat sebuah kursi, trainer bertanya: “Apakah ini kursi atau tempe? Kalau saya beri uang 1 juta, apakah Anda tetap bilang ini kursi?” Contoh sederhana ini cukup membuat peserta mampu memahami bagaimana memegang prinsip, aturan Allah tidak boleh berubah karena iming-iming apapun, termasuk materi. Di akhir sesi ini, Trainer kembali mengingatkan tentang pentingnya ngaji.
Sekitar pukul 15.00 WIB, sesi ketiga berakhir dan acara ditutup dengan do’a bersama. Namun peserta belum meninggalkan ruangan karena masih ada agenda pembagian sertifikat training dan pengumpulan quisioner, sekaligus untuk memfollowup semangat para peserta untuk ikut dalam pengajian HTI. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan dibriefing singkat mengenai  pembagian sertifikat, pengumpulan quisioner dan rencana pelaksanaan pengajian sebagai follow up training karyawan ini.
Insyaallah training ini bermanfaat bagi para peserta dan menambah kekuatan para pejuang penegak Syariah dan Khilafah. Amin. []Humas HTI DPD II Karawang


Related Posts by Categories

Tidak ada komentar:

Posting Komentar