Spirit Kebangkitan Ummat

Selanjutnya akan datang kembali Khilafah berdasarkan metode kenabian. Kemudian belia SAW diam.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani) “Siapa saja yang melepaskan ketaatan, maka ia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang meninggal sedang di pundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti mati jahiliyah (dalam keadaan berdosa).” (HR. Muslim). “Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan (memperlihatkan) bumi kepadaku. Sehingga, aku melihat bumi mulai dari ujung Timur hingga ujung Barat. Dan umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku….” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi) Abdullah Berkata, ”Pada saat kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah SAW ditanya, manakah di antara dua kota yang akan ditaklukkan pertama, Konstantinopel atau Roma(Italia). Rasulullah SAW bersabda: ”Kota Heraklius yang akan ditaklukkan pertama—yakni Konstantinopel.” (HR. Ahmad)

Senin, 28 Mei 2012

Irshad Manji dan Salman Rushdie, Duo Penghujat Islam

Irshad Manji dan Salman Rushdie, Duo Penghujat Islam



Jakarta (SI ONLINE) - Beredar foto-foto tokoh feminis-Lesbian Kanada, Irshad Manji bersama penghujat Islam yang telah difatwa mati, Salman Rushdie. Dua tokoh penghujat Islam itu nampak tampil dalam sebuah acara talk show di sebuah lembaga bernama 92nd Street Y pada pertengahan Januari 2009 lalu. Manji sebagai host dan Rushdie sebagai nara sumber.

92nd Street Y adalah sebuah lembaga masyarakat bersifat non profit dan pusat budaya untuk menghubungkan orang dari berbagai tahap kehidupan ke dunia pendiikan, seni, kesehatan dan kesejahteraan serta kehidupan Yahudi.

Bagaimana pemikiran dua sejoli penghujat Islam itu, berikut catatan singkat Suara Islam Online:

Irshad Manji: Saya adalah Seorang Lesbian

Perempuan ini adalah seorang feminis kelahiran Uganda 1968 silam dari seorang ayah berkebangsaan India dan ibu berkebangsaan Mesir. Saat berusia empat tahun keluarganya berpindah ke Kanada. Ia kini berkewarganegaraan Kanada. Ia menyelesaikan pendidikannya di University of British Columbia.

Pada usia 14 tahun ia pernah dikeluarkan dari madrasah gara-gara pemikiran nylenehnya. Selama 20 tahun, Manji mempelajari Islam secara otodidak. Sejumlah buku liberal telah dikarangnya, seperti The Trouble with Islam Today, dan yang terbaru Allah, Liberty and Love.

Akhir bulan April 2008 lalu, Irshad Manji berkunjung ke Jakarta untuk meluncurkan terjemahan buku The Trouble with Islam Today. Edisi bahasa Indonesianya berjudul “Beriman Tanpa Rasa Takut”. Pada 15 Juli 2008, situs Jaringan Islam Liberal (JIL) mempublikasikan hasil wawancara dengan Manji. Wawancara itu diberi judul, "Irshad Manji: Saya Seorang Pluralis, Bukan Relativis.”

Melalui wawancara itu, dapat diketahui bagaimana pemikiran Manji tentang Islam. Bahkan soal penyimpangan orientasi seksual dirinya pun ia beberkan. Manji terang-tarangan mengaku sebagai seorang lesbian.

"Sebagaimana anda ketahui, saya adalah seorang lesbian dan saya tidak meminta persetujuan kaum Muslim atas orientasi seksual saya. Saya hanya meminta persetujuan dari dua entitas saja: Sang Pencipta dan nurani saya," jawab Manji saat ditanya pendapat dia tentang LGBT (lesbian, gay, bisexual dan transgender/transexual).

Setelah mengaku sebagai seorang lesbi, Manji "nyerocos" menghina Al-Qur'an dan menuduh Nabi Muhammad Saw telah mengedit Al-Qur'an.

"Banyak yang tidak tahu bahwa para filsof Muslim selama ratusan tahun telah berbicara mengenai “ayat-ayat setan”, di mana Nabi menerima ayat-ayat Quran yang kemudian beliau sadari lebih memuja para berhala ketimbang Tuhan. Nabi lalu menghapus ayat-ayat tersebut – beliau mengedit Quran. Pertanyaan saya adalah: jika Muslim yang baik meneladani kehidupan Nabi dan Sunnah Nabi, maka bagian dari Sunnah adalah bahwa beliau mengedit Quran," kata Manji.

Manji juga menganggap penyebaran Islam ke berbagai wilayah dunia sebagai hal yang berbahaya. Ia menyamakan penyebaran Islam dengan imperialisme Amerika. Manji mengistilahkan dengan Imperialisme Arab.

"Ya, bukan hanya imperialisme Amerika yang sedang dihadapi oleh kebanyakan umat Islam di dunia. Sebenarnya, penjajahan yang lebih besar adalah mentalitas tribal yang datang dari budaya padang pasir Arab Saudi. Hal ini termasuk prinsip kehormatan yang menjadikan perempuan sebagai properti lelaki di komunitas mereka, dan menghilangkan individualitas mereka", ungkapnya.

Ia bahkan menyarankan untuk melawan "imperialisme Arab" itu. "Karena penjajahan Wahhabi yang mengancam nilai pluralisme Indonesia inilah, perlawanan terhadap imperialisme budaya Arab semakin penting."

Soal aliran sesat Ahmadiyah, jelas ia membelanya. Manji menuding kelompok yang ingin membubarkan alirasn sesat dan menyimpang Ahmadiyah sebagai bentuk kesombongan.

"Melarang mereka adalah suatu bentuk kesombongan kalangan Muslim mainstream yang mengambil alih peran Tuhan. Jika kita meyakini ada kebenaran final dan hanya Tuhan yang berhak menghukum orang yang tidak beriman atau memberi pahala pada mereka yang beriman, lalu siapakah kita ini sehingga menganggap orang lain tidak beriman?", katanya.

Mengenai Israel, yang menjadi biang persoalan di dunia Islam. Manji tegas berada dipihak Israel. Ia tidak mau umat Islam menjadikan Israel sebagai "kambing hitam" atas segala persoalan di dunia Islam.

"Anda tidak dapat menyalahkan Israel atas semua permasalahan dunia Islam. Tiga dari empat Khulafa’ ar Rasyidin, para khalifah penerus Nabi Muhammad, dibunuh oleh sesama Muslim. Negara Israel belum berdiri saat itu. Pertikaian berdarah demi kekuasaan telah berkobar di dunia Islam sebelum penjajahan Barat dan negara Israel lahir, sebelum CIA, MTV, McDonald, dan Britney Spears ada. Saya juga ingin menjelaskan mengapa kita tidak dapat mengkambinghitamkan Israel atas semuanya – dengan pergi ke sana dan melihat kondisinya dengan mata kepala sendiri," katanya.

Pemikiran-pemikiran liberal Irshad Manji lainnya yang bakal membuat darah umat Islam berdesir adalah dalam bukunya "The Trouble with Islam Today".

Salman Rushdie: Telah Difatwa Mati

Salman Rushdie lahir di Mumbai, India, 19 Juni 1947. Kini ia melarikan diri dan tinggal di Inggris setelah difatwa mati oleh pemimpin Iran Ayatollah Khomeini pada 1989. Salman Rusdi menghina Islam melalui bukunya "The Satanic Verses" atau "Ayat-ayat Setan".

Dalam buku yang ditulisnya tahun 1988 itu, Rushdie memasukkan Allah sebagai tokoh. Banyak negara melarang buku ini. Mereka menemukan buku ini menyerang Islam, dan melarang sejumlah toko buku menjualnya. Karena itu Khameini mengatakan bahwa Rushdie telah keluar dari Islam (murtad). Rushdie dan sang penerbit buku diberi fatwa mati. Pada 1989, pemerintah Inggris mulai melindungi Rushdie.

Related Posts by Categories

Tidak ada komentar:

Posting Komentar