Sejarah Pemikiran Ekonomi — Adam Smith VS SIstem Ekonomi Islam
ADAM SMITH
Adam Smith lahir pada tahum 1723, dia adalah putra seorang hakim pengacara Scotlandia dan juga seorang pengawas keuangan adat. Dia memperoleh pendidikan di Universities of Glasgow dan Universities of Oxford dan menjadi profesor petama di bidang logic philosophy dan kemudian di bidang moral philosophy di Glasgow.
BACA DENGAN KRITIS!LIHAT:Mengapa pemerintah dan para ekonomnya lebih memilih pandangan Adam Smith seorang ... (lihat buku Sejarah Pemikiran Ekonomi: Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi ...28 Apr 2009 ... yang digambarkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang masyhur “The Wealth .... berharap mampu sejarah dengan model sistem ekonomi Pasar Bebas ... Dengan demikian, pasar bebas bukanlah last recomendation dari Smith, karena Smith ... dengan disertai revolusi pemikiran masyarakat menjadi masyarakat ...11 Sep 2008 ... Perjuangan kolektiv bangsa Indonesia dicatat sejarah setelah ... dalam sistem politik dan ekonomi seperti halnya kewajiban religius individu. ... Jika tidak membuangnya, setidaknya berusaha menafsirkan dalam bentuk pemikiran kufur .... Ibn Khaldun, Machiavelly, Hegel, Marx, Adam Smith, Robert Owen. ...sejarah Daulah Islam, melainkan untuk menggambarkan kepada masyarakat bagaimana Rasul saw. mendirikan ... pemahaman Islam dan pemikiran-pemikirannya. Beliau menjadikan ...... Adam dan Adam berasal dari tanah.” Kemudian beliau melanjutkannya ...... hubungan ekonomi, dan sebagainya yang akan memudahkan aktivitas ...
Setelah
tiiga belas tahun mengajar di bidang akademmik, dia melakukan
perjalanan selama dua tahun di Perancis sebagai guru untuk Duke of
Buccleuch, yang darinya Smith memperoleh pensiun yang membuatnya bisa
menghabiskan waktu untuk menulis.
Pada tahun 1778, Smith menerima sebuah appointment sebagai Commissioner of Custom,
dimana pada tahun tersebut merupakan tahun peringatan serta tahun yang
bermakna baginya dalam seumur hidupnya. Smith meninggal pada tahun 1790.
Adam Smith adalah akademisi pertama yang menjadi seorang ahli ekonomi,
karirnya tidak jauh berbeda denan ahli-ahli ekonomi lainnya yang hidup
pada masa 150 tahun terakhir. Pada zamannya, banyak ajran-ajaran ekonomi
yang melewati batas dengan pekerjaan sebagai guru di bidang
akadenik,termasuk juga Smith, sehingga Smith dan ahli ekonomi lainnya
disebut sebagai seorang filsuf.
Adam Smith, sebagai seorang pemikir memiliki kerangka berpikir yang sistematis dan tertarik pada perilaku manusia (human conduct).
Sebagai seorang filsuf moral Smith tertarik pada masalah-masalah
ekonomi, terbukti pada catatan perkuliahannya antara tahun 1760-1764
tentang filsuf moral terdapat beberapa poin yang menyinggung masalah
ekonomi. Dalam pemikirannya Adam Smith banyak dipengaruhi oleh beberapa pemikir-pemikir besar sebelumnya.
Seperti Francis Hutcheson, melandasi dasar kecintaan Smith pada natural order.
Beberapa paham naturalist yang turut mengilhaminya antara lain,
Stoicsisme Yunani, Epicureans, Stoicisme Romawi (antara lain Cicero,
Seneca, Epictetus), Hobbes, Bacon dan Locke.
Paham
naturalist yang terdiri dari beberapa kelompok ini memiliki
kecenderungan pola pikir yaitu keyakinan atau kepercayaan terhadap natural order yang melekat pada tiap diri manusia. Semua itu membuat tiap-tiap organisasi social bertindak untuk menyelaraskan dengan natural order.
Quesnay dan Mercier de la Riviere (penulis fisiokrat) memberi Smith
pandangan tentang pola pikir kaum fisiokrat dan minat serta ketertarikan
pada naturalism dan masalah surplus.
Teori uang Smith disusun berdasar referensi dari Hume, Locke dan Steuarts. Dari
Petty dan Steuarts, Smith belajar tentang public finance. Pemikiran
Smith memberi kejelasan pada pemikiran-pemikiran sebelumnya. Theory of Moral Sentiments (1759) dan An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776) merupakan hasil pemikirannya.
- Individualisme dan Kebebasan
Adam Smith pertama kali menulis buku yang berjudul The Theory of Moral Sentiments
pada tahun 1759. dalam bukunya ini Smith meyakinkan pembacanya bahwa
setiap manusia sangat menyukai hidup sebagai warga masarakat, dan tidak
menyukai hidup ang individualistik dan mementingkan diri sendiri.
Adam
Smith memiliki pemikiran bahwa setiap orang secara natural akan saling
menghargai (rasional) sehingga dia menganggap manusia adalah makhluk
bebas yang dengan sendirinya tahu nilai-nilai kemasyarakatan. Pemikiran
semacam ini sangat berbahaya karena pada kenyataannya manusia tidak
seperti anggapan Adam Smith (rasional, ada beberapa manusia yang
irasional).
Tanpa
adanya peraturan manusia akan saling makan dan menindas yang berlaku
adalah hukum rimba. Smith yang menghargai sifat natural manusia dan
kecewa pada dampak merkantilisme membenci campur tangan pemerintah
tetapi tanpa ada campur tangan pemerintah, kehidupan dalam bernegara
tidak akan dapat berjalan dengan sendirinya.
- Laissez-faire Principles
Di dalam bukunya Smith yang berjudul Wealth of Nations, prinsip Laissez faire menjadi
dasar dari sistem ajaran dan menjadi pelabuhan bagi filsuf-filsuf luar
negeri yang membentuk suatu bagian esensial. Prinsip Laissez faire,
persaingan, dan teori nilai pekerja adalah fitur berharga yang
diajarkan dari sekolah ekonomi beraliran klasik, yang secara esensial
dibangun oleh Smith serta Malthus, Ricardo, dan Mill. Prinsip Laissez faire merupakan pondasi bagi sistem ekonomi klasik.
Ketika Smith membuat pembelaannya untuk natural liberty atau lissez faire, dia telah ketinggalan tradisi filosifi politik Locke. Pemikiran besar bahwa ada pembatasan untuk legitimasi fungsi pemerintah dia dapat menemukn pada Locke.
Prinsip pembatasan Locke akan membatasi legislasi untuk yang dibuat untuk barang public. Bagi Smith, barang public membutuhkan laissez faire karena pencarian self-interest, dipandu oleh invisible hand
dari persaingan, yang menghasilkannya, sedangkan intervensi pemerintah
dalam lingkungan perekonomian akan lebih sering mengganggu daripada
menolong
- Labor Theory of Value
Kemajuan
besar ajaran ekonomi adalah saat Smith melakukan emansipasi terhadap
kedua belenggu kaum merkantilis dan physiokrat. Labih dari duaratus
tahun para ahli ekonomi mencari sumber kemakmuran. Kaum merkantilis
menemukan sumber kemakmuran pada perdagangan internasional, sedangkan
kaum physiokrat menemukannya pada lebih jauh lagi dan beranggapan bahwa
kemakmuran yang asli didapat dari pengaruh perdagangan terhadap
produksi, pada saat itu hanya ada satu macam produks yaitu pertanian.
Smith membangun pondasi Petty dan Cantillon yaitu pengaruh final revolution.
Dengan pekerjanya menjadi sumber dana yang secara orisinil menyetor
tiap-tiap negara ‘dengan semua keperluan dan kebutuhan hidup yang
dikonsumsi setiap tahunnya.
Smith
tetap berbicara mengenai kemakmuran dalam pengertian kegunaan objek
material, seperti apa yang telah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu
Inggris-nya, tetapi dengan membuat hasil dari pekerja secara umum, dia
menunjuk untuk mengadakan penyelidikan kemakmuran sosial daripada secara
tekhnik.
Kata
Smith, kemakmuran sebuah negara akan bergantung pada dua kondisi,
pertama, tingkat produktivitas pekerja dan yang kedua adalah jumlah
kegunaan pekerja, dengan kata lain produktivitas pekerja terhadap
kemakmuran, dimana pekerja dipekerjakan. Faktor pertama mendorong Smith
untuk berdiskusi tentang division of labor, perdagangan, uang dan distribusi. Faktor kedua meliputi analisis modal.
Nilai
perdagangan barang ditentukan oleh jumlah pekerja yang menjalankan
barang di pasar. Tahap demi tahap dalam teori nilai pekerja ini
memunculkan adanya ‘real cost’ teori nilai, teori nilai ini mengandung pengertian penderitaan pekerja.
‘Real value’ atau ‘natural value’ dari komoditi yang dipertukarkan diukur dalam kandungan apa yang diperintahkan kepada pekerja.
Pekerja bukan suatu jumlah homogenitas, sjak pembedaan tipe pekerja berdasar tingkat hardship an ingenuity. Value menurut Smith dapat dibagi dua yaitu value in use dan value in exchange. Value in use adalah nilai kegunaan barang tersebut sedangkan value in exchange adalah nilai tukar dari barang itu.
Pekerja menurut Smith adalah sumber dari value seluruh komoditi pernyataan ini merupakan kutipan dari salah satu poin pemikiran Ibnu Khaldun tentang pekerja. Teori tentang pekerja Smith merupakan penambahan teori Petty dan Cantillon dengan supply dan demand versi John Locke.
Campur
tangan uang mengubah perkiraan nilai barang tetap jauh dari basis
pekerja. Teori nilai pekerja-nya Smith berubah menjadi teori biaya
produksi. Tanah dan modal muncul menjadi faktor produksi yang dikelola
pekerja di satu waktu, di waktu yang lain pengembalian tanah dan modal
digambarkan sebagai deduksi dari produk pekerja.
- Division of Labor
Smith memulai analisisnya dengan division of labor
karena dia berharap menemukan dasar transformasi yang tepat dari bentuk
konkret pekerja, yang memproduksi barang yang tepat (berguna), kepada
pekerja sebagai elemen sosial, yang menjadi sumber kemakmuran dalam
bentuk abstrak (nilai pertukaran).
Divisions of labor
dijadikan dasar oleh Smith karena meningkatkan produktivitas pekerja.
Setelah memberikan pengetahuannya mengenai perhitungan qualitas dan
konsekuensi, Smith memproses penyelidikan terhadap penyebabnya.
Karena division of labor bergantung pada propensity to exchange, yang Smith hormati sebagai salah satu motiv dasar dari human conduct. Ada sesuatu kebingungan dalam satu point Smith mengenai hal ini yaitu tentang sebab dan akibat. Mungkin suatu yang benar jika perdagangan tidak dapat exist tanpa divisions of labor, ini tidak benar, paling tidak dalam teori, divisions of labor memerlukan existensi dari private exchange.
Secara
logis didemonstrasikan ketika pada suatu organisasi sosial tertentu
yang menerapkan divisions of labor tanpa perdagangan. Dalam komunitas
ini dapat ditunjukkan keberadaannya. Smith bersalah karena membuat
karakteristik masyarakat pada zamannya untuk segala zaaman, dia
dihormati sebagai manusia biasa dan dibuat kedalam penjelasan dasar yang
universal, fitur dari sosial kontemporer yang dikondisikan scara
historis.
Tapi
tujuan Smith menjadi propaganda. Dia menekankan pengaruh dasar pada
[roduktivitas untuk mendemonstrasikan bahwa perdagangan dibebaskan
sebagai prasyarat pengembangan kekuatan produktif dan tidak hanya
berguna penuh untuk mengadakan kekuatan produksi.
Smith memproses untuk menanalisis bagaimana tingkat divisions of labor ditentukan dan disimpulkan bahwa divisions of labor dibatasi dengan extent pasar.
Smith menjelaskan bahwa dengan divisions of labor
kuantitas dan kualitas produksi dapat dicapai dengan lebih baik.
Peningkatan kantitas dan kualitas produksi dapat dihasilkan karena tiga
alasan, yaitu :
- Physiokrat mengenai peningkatan kepuasan, sedang Smith lebih condong pada tingkat persaingan dan natural liberty dalam pencapaian kepuasan.
- Smith juga memperkenalkan Theor of Value yang berisi tentang nilai yang digunakan dalam pertukaran. Permasalahan yang timbul dari nilai tukar barang adalah adalah value of use, value of exchange, measure of value.
- Smith juga menjelaskan mengenai bimetal coin sebagai alat pertukaran, dan juga ada nominal price dan real price dengan prnsip pekerja berkaitan dengan harga riil komoditas dan uang sebagai harga nominal komoditas.
Divisions of labor
yang dikemukakan oleh Smith memunculkan sifat individualisme dan
menjadikan manusia seolah-olah menjadi mesin yang terprogram terlepas
dari adanya efisiensi waktu yang ditimbulkan.
- Teori Upah
Bahwa
harga natural dihubungkan pada level output merupakan suatu pemikiran
yang tidak dipertimbangkan oleh smith. Asumsi implicit bahwa yang
mendasari pendapatnya adalah semua koefisien biaya konstan dan tetap
dari produksi.
Dalam
teorinya tidak ada tempat untuk diminishing returns atau factor
substitution. Sesungguhnya harga natural secara fungsional dihubungkan
hanya untuk factor pengembalian seperti yang ditunjukkan oleh Smith,
natural price mengubah dengan tingkat natural dari setiap komponennya
yaitu upah, profit, dan sewa.
Upah
natural dari labor menurut smith terdiri dari produk labor yang sebelum
pemberian tanah dan akumulasi capital semestinya dalam keseluruhan
pekerjaannya. Dengan kenaikkan kelas tuan tanah dan kapitalis pekerja
dia harus membagi produknya dengan tuan tanah dan majikan. Buruh dan
majikan adalah bentuk kombinasi kenaikkan atau penurunan upah.
Majikan
biasanya lebih berhasil dalam usahanya daripada buruh tapi kebutuhan
buruh dan keluarganya untuk bentuk penghidupan dasar di bawah upah tidak
dapat jatuh untuk waktu yang sangat panjang. Peningkatan demand untuk
labor mungkin meningkatkan upah serta substansi diatas tingkat
penghidupan dipandang oleh smith sebagai “yang paling rendah yang
konsisten dengan kemanusiaan umumnya.” Kemudian, demand untuk labor
dapat meningkat hanya dalam proporsi peningkatan dari “ dana yang
ditunjukkan untuk membayar upah.”
Jadi,
munculnya dana upah disusun dari surplus pendapatan dan surplus capital
pada kelebihan dari personal pemilik dan kebutuhan bisnis. Peningkatan
pendapatan dan peningkatan capital merupakan prasyarat dari peningkatan
upah.
Suatu
kemajuan dalam posisi ekonomi dari hak pekerja untuk upah yang labih
tinggi, Smith mempertimbangkan suatu keuntungan bersih untuk masyarakat:
“pelayan, buruh, dan pekerja menciptakan berbagai jenis bagian yang
besar dari setiap masyarakat politik yang besar. Tetapi, kemajuan
keadaan bagian terbesar apa yang tidak pernah dianggap sebagai suatu
gangguan untuk semuanya.
Tidak
ada masyarakat yang dapat dengan pasti maju dan bahagia yang bagian
terbesar dari anggota adalah orang miskin dan menyedihkan. Tetapi ini
keadilan disamping harus membagi produk labor milik mereka sebagai
dirinya lumayan dimakan, dipakai, dan ditempati dengan baik”
Upah
yang rendah merupakan suatu kondisi simpton yang tidak berubah di bawah
wages-fund, luas seperti itu mungkin, gagal untuk meningkatkan dan
dengan demikian gagal untuk mentimulasi suatu kenaikan demand untuk
labor.
Tentang
hubungan antara upah dan pertumbuhan populasi, smith mengatakan bahwa
kemiskinan tidak akan menurunkan pernikahan dan tingkat kelahiran bahkan
stimulasi selanjutnya, tapi itu akan berakibat tidak menyenangkan pada
tingkat kelahiran bayi dan anak.
Suatu
upah tinggi merupakan efek peningkatan kesejahteraan dan menyebabkan
peningkatan populasi :”untuk mengkomplain hal ini, keluhan yang
berlebihan pada kebutuhan efek dan penyebab kesejahteraan public yang
terbesar.”
Dalam
ajaran smith upah tinggi dihubungkan pada peningkatan/kemajuan
produktifitas labor. Pemikiran kurva penawaran backward sloping dari
labor adalah tidak secara mutlak ditolak tapi dipertimbangkan dapat
diterapkan hanya pada orang minoritas.
Walaupun
Smith mengesahkan upah tinggi dia tidak senang harga tinggi tidak
seperti Physiocras, dia menghubungkan harga rendah dari ketentuan dengan
kelebihan dan kemakmuran, harga tinggi dengan kelangkaan dan kesusahan.
Jika
ketentuan adalah murah dan banyak pekerja mungkin ingin memulai bisnis
milik mereka dan pekerja ingin menyewa lebih banyak labor dengan demand
labor meningkat dan suplay turun, harga labor mungkin naik. Ketika
ketentuan adalah mahal dan langka, peristiwa-peristiwa mungkin terjadi
bagian lawan.
Variasi
harga labor mungkin akan menutup variasi ketentuan harga. Kemudian
sejak upah uang ditetapkan keduanya oleh permintaan labor dan harga
wage-goods, fluktuasi harga wage-goods tidak akan gagal untuk mendesak
akibat pada upah uang. Ini akan mempunyai efek mengurangi fluktuasi upah
uang yang lebih kaku daripada harga ketentuan.
Seperti
yang telah dicatat ketika harga ketentuan tinggi permintaan labor
cenderung turun sebagaimana upah jika tendensi upah ini tidak ditandai
oleh harga tinggi dari wage-goods. Dan ketika harga makanan rendah efek
peningkatan demand untuk labor pada upah ditandai lagi oleh harga rendah
wage-goods yang berlaku.
Fluktuasi
harga ketentuan kemudian mempunyai dua efek pada upah yang satu
menandai yang lain. Mereka mempengaruhi demand labor dan kemudian upah
pada satu arah, tapi efek pada upah menurunkan kerugian, seluruh atau
dalam bagian oleh efek countervailing dari fluktuasi yang sama yaitu
dari harga wage-goods menarik upah pada arah yang berlawanan.
- Teori Sewa
Dalam
teori sewanya, Smith bimbang antara jumlah prinsip eksplanatori pada
yang di bawah pembayaran sewa. Ini baginya, “secara alami suatu harga
monopoli,” suatu penunjukkan yang dijelaskan oleh observasi bahwa “ini
tidak semua proporsion pada apa yang tuan tanah mungkin meletakkan dalam
peningkatan tanah atau apa yang dapay dia hasilkan, tapi apa yang dapat
petani hasilkan untuk diberikan.”
Ketika
smith membicarakan harga komoditas dia memasukan sewa tanah sebagai
elemen biaya dan kemudian sebagai determinan harga produk, tapi dalam
chapter secara khusus disediakan untuk sewa dia mempertimbangkan suatu
sewa tinggi atau rendah efek dari harga produk yang tinggi atau rendah.
Smith
tidak mengubah bagian ini dalam kritik Hume, dia tidak menemukan
ketidakkonsistenannya. Ini mungkin bahwa dalam teori harga
microekonominya dia mempertimbangkan kegunaan khusus dari bidang tanah
sebagai biaya pengadaan dalam istilah oportunitas alternative, sedangkan
dalam teori makroekonomi dari disribusi tanah sebagai suatu keseluruhan
yang dipandang sebagai perolehan bukan kegunaan alternative.
Sewa,
lebih lanjutnya diinterpretasikan sebagai suatu perbedaan yang
bermacam-macam dengan kedua fertilitas dan lokasi. Untuk lokasi kemajuan
tranportasi akan cenderung menyamakan perbedaan lokasi sebaik sewa.
Dalam teori perkembangan ekonomi smith, peningkatan pendapat nasional
dengn peningktan pemerataan pendapatan penyewaan kelas tuan tanah.
Peningkatan
pendapatan nasional akan diingat, diprediksi oleh smith dalam dividion
of labor dimana manufaktur lebih rentan daripada agrikultur. Peningkatan
spesialisasi dan produktivitas dalam sector manufaktur ekonomi akan
lebih rendah harga manufaktur dan peningkatan nilai riil dari sewa.
Peningkatan
pemerataan kelas tuan tanah dalam pendapatan nasional kemudian
mencerminkan kemajuan perdagangan dari sector agrikultur. Dalam teori
Ricardian, factor strategic yang menghasilan suatu hasil yang dihasilkan
tidak banyak meningkatkn produktivitas dalam manufaktur sebagai
diminishing return untuk tanah yang meningkatkan harga agrikultur dan
dengan demikian memajukan perdagangan sector agrikultur dari
perekonomian dan peningkatan pemerataan ini dari peningkatan nasional.
Sistem Ekonomi Islam
Sebagaimana diketahui, krisis keuangan global telah meletus dari Amerika Serikat, kemudian meluas ke negara-negara
lain di dunia melalui tangan-tangan Kapitalisme dan pusaran
globalisasi. Tidak ada satu negara pun, betapa pun jauhnya, yang bisa
selamat dari keburukan nyala krisis tersebut.
Di sisi lain,
solusi internasional yang sudah dilakukan—baik yang berasal dari
masing-masing negara, atau dari sejumlah negara di dalam sejumlah KTT di
Uni Eropa, atau KTT G-20 di Washington, atau KTT Lima atau Konferensi
Qatar dll—tidak mampu menyelesaikan krisis.
Selama ini ada dua kelompok yang berbeda dalam menawarkan solusi atas krisis tersebut. Pertama:
kelompok yang menutup kedua matanya dari dasar-dasar Kapitalisme yang
rusak yang telah menghasilkan krisis ini. Kelompok ini memfokuskan
solusinya pada dampak-dampaknya dan tidak membahas solusi mendasarnya.
Mereka melihat bahwa institusi-institusi finansial telah mengalami
kekeringan likuiditas. Karena itu, mereka kemudian menawarkan solusi
berupa kebijakan untuk mengucurkan uang miliaran dolar untuk menciptakan
likuiditas institusi-institusi itu, menurunkan tingkat suku bunga
utang, mendorong kredit, dan berikutnya mereka berharap pasar akan
bergerak. Kelompok ini juga memandang bahwa saham, obligasi
dan surat-surat berharga telah kehilangan sebagian besar nilainya dan
telah melampaui garis merah. Karena itu, tawaran solusi
mereka adalah: negara harus melakukan intervensi dan membeli aset-aset
yang kolaps; membeli sejumlah banyak saham, obligasi dan surat berharga.
Begitulah,
kelompok ini hanya melihat krisis dari sisi permukaannya saja. Mereka
tetap menutup kedua matanya dari dasar-dasar Kapitalisme yang rusak,
yang justru menjadi akar krisis, dan terbukti telah gagal dalam
menyelesaikan pelbagai problem perekonomian. Karena itu, wajar jika
solusi mereka yang semacam itu tidak lebih dari sekadar penyembuhan dan
penghilangan rasa sakit untuk sementara waktu, sementara krisis akan
kembali terjadi, kadangkala semakin parah dari sebelumnya.
Kedua:
kelompok yang tidak menutup kedua matanya dari dasar-dasar Kapitalisme
yang rusak dan telah gagal dalam mengatasi problem perekonomian. Hanya
saja, mereka membatasi pemikirannya hanya pada dua sistem saja dan
menganggap tidak ada sistem ketiga. Dua sistem itu adalah
Sosialisme-Komunisme yang telah terbukti gagal dan runtuh dan
Kapitalisme yang telah limbung meski belum runtuh. Mereka
melihat, meski terdapat berbagai kerusakan di dalam Sistem Kapitalisme,
ia masih lebih baik daripada Sosialisme-Komunisme.
Anggapan
kelompok kedua semacam ini jelas aneh. Mereka seolah tidak tahu atau
pura-pura tidak tahu terhadap sistem ekonomi yang pernah kokoh, yang
akarnya menancap kuat di kedalaman sejarah dan telah memakmurkan bumi
lebih daripada yang dilakukan oleh sistem ekonomi lainnya. Sistem
tersebut telah menjadikan masyarakat di bawah lindungannya menikmati
kemakmuran hidup, keamanan dan ketenteraman. Mereka telah menikmati
kehidupan ekonomi yang aman dan kosong dari krisis selama lebih dari
tiga belas abad. Pada masanya bahkan pernah terjadi betapa sulitnya
menemukan orang miskin untuk diberi harta yang menjadi haknya dari
Baitul Mal kaum Muslim. Semua itu tidak lain karena mereka hidup di
bawah Sistem Ekonomi Islam selama berabad-abad lamanya.
Sebaliknya,
dalam naungan sistem Kapitalisme saat ini, kaum miskin di negara paling
kaya di dunia pun jumlahnya jutaan. Sebabnya, karena Kapitalismelah
pangkal dari kesengsaraan mayoritas umat manusia saat ini.
Mengapa Sistem
Ekonomi Islam bisa sukses menciptakan kemakmuran selama berabad-abad
lamanya? Sebabnya, antara lain karena Islam memiliki konsep kepemilikan
yang jelas. Dalam pandangan Islam, kepemilikan atas tambang-tambang di
dalam perut bumi (seperti logam, minyak, gas, dll) tidak seperti
kepemilikan sebidang tanah atau rumah. Kepemilikan atas
industri-industri petrokimia, industri berbagai macam energi, atau
industri senjata perusak berbeda dengan kepemilikan atas industri tenun
dan tekstil atau rangka baja untuk memperbaiki atap bangunan, atau
industri kue dll. Kepemilikan kereta api dan “troly bus” tidak seperti kepemilikan mobil, sepede motor, dll.
Islam menjadikan kepemilikan itu ada tiga macam. Pertama:
kepemilikan umum. Pemasukannya didistribusikan kepada masyarakat
setelah dikurangi beban biaya. Kepemilikan umum mencakup kepemilikan
atas tambang seperti logam, minyak ataupun gas. Semua itu merupakan
milik umum/rakyat; negara, individu atau perusahaan swasta tidak boleh
memilikinya. Pemasukannya didistribusikan kepada mereka dalam bentuk
zatnya atau berupa pelayanan setelah dikurangi biaya.
Kedua:
kepemilikan negara. Kepemilikan ini dikelola oleh negara dalam pos
pendapatan negara. Hasilnya dibelanjakan untuk berbagai kepentingan
negara seperti investasi negara di dalam pertanian, industri atau
perdagangan yang tidak termasuk di dalam kepemilikan umum; atau
dibelanjakan untuk mengembalikan keseimbangan di antara masyarakat di
dalam masalah sirkulasi harta.
Ketiga: kepemilikan pribadi. Individu-individu
dan perusahaan-perusahaan bisa memiliki pertanian, industri dan
perdagangan yang tidak termasuk dalam kepemilikan umum dan kepemilikan
negara.
Meskipun Sistem
Ekonomi Islam sebenarnya telah secara riil diterapkan selama jangka
waktu paling lama dalam sejarah, kelompok ini telah menutup kedua
matanya dan tidak membahasnya. Kelompok ini telah menutup kedua matanya
dari sistem ekonomi yang benar. Itulah Sistem Ekonomi Islam.
Sesungguhnya
Sistem Ekonomi Islam di dalam Daulah Khilafah Islamiyahlah satu-satunya
sistem pilihan yang bisa memberikan kepada manusia kehidupan ekonomi
yang aman dan lurus, kosong dari krisis. Pasalnya, Sistem Ekonomi Islam
adalah satu-satunya sistem ekonomi yang telah Allah Swt. turunkan.
Dialah Pencipta dan Dia Mahatahu atas apa yang layak bagi ciptaan-Nya
(QS al-Mulk [67]: 14). []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar