Promotor Konser ‘Lady Gaga’ Terbelit Hutang Rp 200 Miliar
Jakarta – Ada pernyataan menggelitik dalam sebuah diskusi di sebuah stasiun televisi swasta nasional Rabu malam (16/5/2012). Koordinator
Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya,
berkomentar soal konser Lady Gaga, dengan mengatakan, “Sudah jual tiket
padahal belum dapat izin Polisi sama aja EO-nya Lady Gaga itu kayak
menghamili (gadis) dulu biar bisa nikah.”
Analogi
telak itu cukup rasional. Betapa tidak, tiga bulan sebelum pergelaran
Lady Gaga dilaksanakan, panitia telah menjual tiket sebanyak 40.000
buah. Itupun kabarnya masih ditambah lagi sepuluh ribu tiket. Harga
tiket terendah Rp465.000.-, dan termahal Rp2.250.000.- Keputusan
promotor Lady Gaga untuk menjual tiket berbulan-bulan sebelum
pelaksanaan memang mengundang kecurigaan. Dari aspek bisnis, promotor
tidak mau rugi alias gambling.
Alhasil
ketika tiket terjual habis, keuntungan sudah di depan mata. Kedua,
kemungkinan besar promotor tahu konser ini akan menuai penolakan, karena
itu untuk menyiasatinya promotor menjual tiket terlebih dulu hingga
habis. Kelak jika aparat tidak memberikan rekomendasi, mereka akan
mengatakan, “Ini penonton sudah 50 ribu orang, mereka sudah beli tiket
semua. Masa dibatalkan?.”
Ada
informasi menarik selain soal perhelatan Lady Gaga. Promotor Lady Gaga,
PT Prima Java Kreasi atau yang sering disebut Big Daddy Entertainment
Group, ternyata mempunyai masalah keuangan. Perusahaan ini dikabarkan
mempunyai hutang Rp200 miliar kepada investor asing. Karena itu mereka
kini tengah mencari cara untuk menutup utang-utang tersebut.
Satu-satunya
cara yang dilakukan manajemen Big Daddy adalah dengan meraup uang dari
bursa saham. Maka sejak setahun lalu, Big Daddy telah merencanakan
menjual sahamnya ke lantai bursa melalui penawaran umum perdana saham
(Initial Public Offering/IPO). Rencananya perusahaan penyelenggara
konser musik ini menargetkan bisa meraih dana segar sebesar Rp 250
miliar hingga Rp 300 miliar dengan mengeluarkan saham baru setara 35%
hingga 40% dari saham yang dicatatkan.
“Rencana
IPO tetap tahun ini. Kami lihat momentum, karena kondisinya sekarang
banyak sentimen negatif,” kata Presiden Direktur PT Java Prima Kreasi
Michael Rusli di Jakarta, Rabu (16/5/2012) seperti dirilis Vivanews.com.
Menurut
Michael, pada awalnya perusahaan mempunyai kebutuhan dana yang tidak
sedikit. Namun, dia menegaskan, akhir 2011 lalu pihaknya telah
mendapatkan dana segar dari beberapa investor, sehingga saat ini
kebutuhan dana sudah tercukupi.
Perusahaan
ini pada awalnya akan menggelar IPO awal 2012. Ternyata, rencana
tersebut harus tertunda. Bahkan, sebelumnya, perusahaan pernah
menyatakan jika mundurnya rencana IPO ini karena perusahaan tengah fokus
mengerjakan konser Lady Gaga Juni mendatang yang kabar terakhirnya
dilarang oleh Mabes Polri.
Dana
yang diperoleh dari Penjualan saham renc`nanya akan digunakan untuk
membiayai proyek-proyek konser dan hiburan lainnya. Selain itu, dana
tersebut akan digunakan untuk membayar utang kepada pihak asing Rp200
miliar. Utang tersebut didapat Prima Java di tahun lalu yang berasal
dari induk usahanya dan juga investor asing yang sudah menyuntikkan dana
ke Prima Java. “Tahun lalu, kami memperoleh suntikan dana Rp200
miliar,” kata dia.
Inilah
yang bisa dipahami motif ekonomi di balikpenyelenggaraan konser Lady
Gaga. Sepenuhnya ini adalah kegitan Big Daddy untuk meraup keuntungan
perusahaan itu dengan mengorbankan nilai dan moral generasi muda.
Tentu
saja Big Daddy berharap konser ini sukses. Sebab jika sukses, maka
penjualan sahamnya akan lancar dan dana segar yang diharapkan akan
didapat. Sehingga hutang-hutang perusahaan akan terbayarkan. Sebaliknya,
jika konser gagal maka citra perusahaan akan anjlok. Nilai saham juga
rendah, maka kondisi keuangan perusaahan akan lebih parah. Belum lagi
perusahaan itu diwajibkan mengembalikan puluhan miliar uang tiket
penonton. Pantaslah kalau mereka saat ini menjadi orang paling syok.
Mengapa alasan utama penolakan atas Lady Gaga tak diungkap?
JAKARTA -
Sejumlah kalangan, khususnya ormas-ormas Islam, menolak konser Lady
Gaga yang direncanakan pada 3 Juni 2012. Umumnya alasan penolakan
berkisar dari kostum dan tampilan yang vulgar dan lirik-lirik lagunya
yang melecehkan, termasuk penghinaan atas ajaran Kristen. Karenanya di
kalangan Kristen pun muncul penolakan.
Lady
G`ga tampil vulgar, seksi, dan tak sesuai dengan adat ketimuran, alasan
ini mudah ditepis. Mereka yang pro Lady Gaga bisa mengatakan, yang
namanya penyanyi dangdut tak kalah seronoknya. Mereka bilang, lihat saja
penampilan vulgar Trio Macan di atas panggung, mengapa tidak dilarang?Sekali
lagi, memberi alasan dari sudut kostum, tampilan dan liriknya yang
melecehkan, itu menjadi kurang kuat. Sebab, dari segi kostum dan
tampilan, banyak penyanyi yang tampil seksi di negeri ini tapi tak
dilarang. Karenanya, menurut mereka, Lady Gaga bisa tampil dengan syarat
kostumnya yang sopan sesuai budaya timur. Dalam hal lirik lagu yang
dinilai melecehkan, pihak yang pro Gaga bisa bilang, lagu-lagunya bisa
dipilih dan dikompromikan.
Sejumlah
persyaratan itu pulalah yang coba dikompromikan oleh Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mendukung konser Gaga itu. Yang
teranyar adalah Menkopolhukam Djoko Suyanto. Menteri yang satu ini
bahkan memberi angin dan mengisyaratkan konser Gaga masih mungkin
digelar dengan sejumlah kesepakatan yang harus disetujui masing-masing
pihak(detikcom, 19/5/2012).
Menurut
Djoko, hal yang bisa dikompromikan, misalnya kostum, koreografi, gerak
penari dan lirik-lirik lagunya. “Harus disepakati dan dikompromikan
dengan pihak mereka, agar tidak menampilkan yang vulgar,” kata Djoko.
Djoko
mengaku sudah meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk mengelola
dan mengkoordinasikan hal-hal di atas. “Yang terpenting kan dikelola
antara yang pro dan kontra, sehingga show-nya bisa jalan, tapi aspirasi
yang mengkhawatirkan penampilannya juga diwadahi,” imbuhnya. Jadi,
menurutnya, perlu dibuat kesepakatan antara pihak kepolisian,
penyelenggara dan pihak yang kontra. Wow, sepertinya ada indikasi konser Gaga mau diizinkan?
Padahal
yang diharapkan, negara-lah yang mestinya turun melarang konser ‘mother
monster’ yang juga dijuluki ‘ratu setan’ ini, bukan malah kompromi mau
mengizinkan. Itu sama saja mau merusak generasi muda kita.
Nah,
ini yang sangat disesalkan. Oleh karena dari pihak umat Islam yang
menolak hanya memberi alasan sekadar kostum, tampilan dan lirik lagunya,
maka alasan-alasan ini pastilah mereka coba kompromikan agar konser
tetap berlangsung. Padahal ada alasan utama yang menyebabkan umat Islam
menolak Lady Gaga. Tapi sayangnya hal itu tak diungkapkan.
Dalam
acara Indonesia Lawyers Club di TVOne, Rabu malam (16/5/2012) tak satu
pun kalangan yang kontra mengungkapkan alasan utama penolakan.
Alasan-alasan yang dikemukakan masih di seputar tampilan, erotis,
vulgar, yang tak cocok dengan Islam.Alasan-alasan
di atas, betul. Tapi ada alasan utama yang tak diungkap. Kemunculan
Lady Gaga itu ada kaitannya dengan misi Zionis Yahudi. Gaga, oleh Zionis
Yahudi adalah salah satu icon baru
di bidang budaya dan entertain. Zionis, dengan organisasi bawah
tanahnya seperti freemasonry dan illuminati selalu menciptakan
sosok-sosok baru dari berbagai bidang untuk dijadikan idola yang
kemudian menjerat lawan-lawannya.
Menjelang
akhir kekuasaan George W Bush, Amerika mengalami krisis ekonomi yang
cukup mengkhawatirkan. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap AS kian
menurun. Bagi Zionis—yang sebenarnya merupakan ‘boss’nya Amerika—untuk
memulihkan kepercayaan dan kekaguman dunia, maka negara yang disebut
sebagai adidaya ini memerlukan sosok dan icon baru.
Karena itulah, munculnya Barack Obama—keturunan Yahudi hitam—yang
dianggap mampu menghipnotis dunia, menjadi pilihan dan disupport Zionis.
Dan, tak ada figur yang naik jadi presiden Amerika tanpa dukungan
Zionis Yahudi. Kehadiran Obama bisa dibilang mampu mengembalikan
kepercayaan dunia terhadap Amerika. Misi berhasil.
Itu
di bidang politik. Di bidang budaya, entertain (hiburan), Zinonis
Yahudi menghipnotis generasi muda—khususnya dari kalangan Islam—dengan
merusak moral dan akhlak mereka. Kehadiran Lady Gaga sarat dengan misi
dekedensi moral. Beberapa butir isi Protocolat Zionis jelas-jelas menyebutkan penghancuran generasi muda itu.
Henry
Ford, pendiri dan pemilik perusahaan mobil Ford Amerika Serikat yang
semula tak yakin adanya konspirasi Zionis atas dunia, akhirnya menulis
sebuah buku yang membongkar program-program jahat itu. Dalam buku yang
sempat dimusnahkan Yahudi AS itu, Henry Ford–yang membongkar kebusukan lobi Yahudi, menyimpulkan, untuk mencapai tujuannya kalangan Yahudi menggunakan cara-cara yang sesuai karakter mereka, yakni: dominasi atau hancurkan!
Ford semula tidak begitu percaya keterlibatan Yahudi Internasional dalam
berbagai peperangan dan peristiwa besar di dunia. Ia melakukan
penyelidikan, menggali fakta-fakta, dan menyewa investigator.
Penyelidikan Ford ini kemudian dikenal sebagai Jewish Question. Dari penyelidikan itu, Ford yakin tangan-tangan Yahudi Internasional bermain dalam berbagai peristiwa dunia. Dan, menurutnya, tangan-tangan itu harus dipatahkan.
Melalui Dearborn Independent,
surat kabar kecil yang dibelinya di Michigan, Ford menurunkan hasil
investigasinya yang membeberkan kebusukan Yahudi Internasional di
Amerika. Salah satu temuan Ford adalah Protocol Zionis.
Dokumen ini berisi strategi Yahudi Internasional menguasai dunia,
politik internasional, keuangan dan bisnis, media dan budaya.
Publikasi terhadap Protokol Zionis tersebut menuai kecaman. Ford dianggap Anti-Semit. Dokumen itu oleh kalangan Yahudi dinilai palsu. Ford tidak ingin terjebak perdebatan asli atau palsu. Ia mengatakan, ”…dari apa yang saya ketahui, semua yang terjadi sekarang ini di dunia, sesuai dengan isi dokumen itu.”
Artikel-artikel di surat kabar Dearborn Independent memicu kemarahan kalangan Yahudi. Mereka menuntut Ford minta maaf. Bisnisnya dipersulit sampai mengalami krisis keuangan. Dalam situasi sulit itu, Ford dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan mobil secara misterius.Pada 1977, artikel-artikel Ford itu dibukukan dalam The International Jew. Buku ini sempat menjadi buku terlaris, terjual lebih dari 10 juta copy. Kalangan Yahudi memborong buku ini, membakarnya,merazia toko-toko buku, dan bahkan mencurinya di perpustakaan untuk dimusnahkan.
Kini, Yahudi Internasional diyakini
tangannya telah merambah ke seluruh dunia, ke segala kalangan.
Pengaruhnya mendunia, mendominasi segala wacana. Pengikutnya pun
menyebar ke mana-mana, ke segala profesi dan strata sosial
kemasyarakatan. Pengikut, disadari maupun tidak disadari, pengikut
langsung ataupun tak langsung, bahkan sekadar menjadi fans pengidola
dari pengikut tak langsungnya.Tangannya
mengontrol segala peristiwa. Termasuk tak terkecuali, rentetan
peristiwa dalam rangka agenda menghancurkan Palestina, dimana dunia Arab
malahan hampir tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya menjadi penonton
saja, saat Palestina dihancurkan. Dan, kita yang di sini pun disibukkan
dengan urusan politik dan pertengkaran antar kita-kita, termasuk
‘berkelahi’ dalam hal rencana konser Lady Gaga di sini—sementara sang
Zionis dengan gerakan bawah tanahnya bisa jadi sedang terkekeh-kekeh
‘menonton’ ribut-ribut antara yang pro dan kontra Gaga.
Dalam
agenda penghancuran generasi muda, Indonesia adalah salah satu sasaran
utamanya. Kekayaan alam yang melimpah dan penduduknya yang mayoritas
Muslim, menjadikan negeri ini sebagai sasaran yang sangat menggiurkan
untuk dijadikan ‘mangsa’. Zionis tak perlu bangsa ini mengganti
keyakinannya di KTP, apalagi menjadi Yahudi. Terlebih lagi, bagi Zionis,
Yahudi sebagai bangsa pilihan, mustahil menjadikan orang non-Yahudi
menjadi Yahudi. Maka, adalah aneh ada komunitas yang menyebut dirinya
sebagai Komunitas Yahudi, padahal bukan Yahudi, dan Zionis Yahudi
sendiri tak suka orang non-Yahudi menyebut dirinya Yahudi, karena bagi
mereka Yahudi itu sebuah nama untuk bangsa pilihan. Tapi, mungkin
pihak Zionis membiarkan saja hal ini, karena mereka berkepentingan
komunitas yang menyebut dirinya dengan embel-embel Yahudi itu sebagai
bagian untuk melancarkan misi mereka.
Jadi,
bagi Zionis, tak perlu berganti nama dan keyakinan. Cukup pola pikir
dan kelakuan non-Yahudi itu berubah. Maka, dengan penetrasi budaya lewat
sosok yang digandrungi, diidolai dan digila-gilai, sehingga generasi
ini meniru cara berpakaian sang idola yang vulgar, itu merupakan langkah
awal untuk menguasai dan mengendalikan ‘korban’nya. Program ini sudah
tertuang dalam protocolat yang berisi 24 atau 25 butir kesepakatan, di antaranya:“…Beberapa
sarana untuk mencapai tujuan adalah: Minuman keras, narkotika,
perusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting
untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Untuk itu,
Konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk
dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut.” Berikutnya:
“Pemuda
harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi
dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan.” (Ingat,
Lady Gaga adalah salah satu sosok yang sesat menyesatkan dengan ritual
dan kelakuannya yang aneh). Karena itu, kebebasan berekspresi menjadi
“senjata”, yang hakikatnya adalah untuk meliberalkan korban-korban
Zionis supaya tak terikat dengan ideologi dan keyakinan mereka. Maka,
paham liberal pun merasuki generasi ini, sebagaimana terdapat dalam satu
butir Protocolat:
“Paham
Liberal harus kita sebarkan ke seluruh dunia agar pengertian mengenai
arti kebebasan itu benar-benar menimbulkan dis-integrasi dan
menghancurkan masyarakat non-Yahudi.” Dalam konteks ini, jelas kehadiran Irshad Manji dan lainnya, misalnya, tak berdiri sendiri. Tapi membawa misi.
Selanjutnya, “Kita
harus berusaha agar opini umum tidak mengetahui permasalahan
sebenarnya. Kita harus menghambat semua yang mengetengahkan buah pikiran
yang benar. Hal itu bisa dilakukan dengan memuat berita lain yang
menarik di surat kabar. Agen-agen kita yang menangani sektor penerbitan
akan mampu mengumpulkan berita semacam itu. Pandangan masyarakat harus
kita alihkan kepada hiburan (dunia entertainment, pen), seni (musik,
pen) dan olah raga.”
Sebagaimana
diketahui, Lady Gaga adalah seorang penyanyi yang menjadi Robot
organisasi rahasia Yahudi Illuminati. Asesoris penampilan Gaga dalam
setiap konsernya, secara vulgar menonjolkan lambang Illuminati dan
paganisme. Illuminati adalah sebuah kelompok Zionis Yahudi yang memiliki
hubungan erat dengan Freemasonry, kelompok rahasia dan bawah tanah
Zionis. Illuminati adalah sekte Luciferian (iblis) yang memiliki arti
Sang Pembawa Cahaya. Sekte ini memiliki misi untuk menghancurkan umat
Islam dan non-Yahudi melalui ide pemikiran rusaknya.
Lady
Gaga juga merupakan Ratu Iblis Liberal Pemuja Setan. Dalam video klip
lagu Alejandro digambarkan Gaga bersatu dengan Tuhan kaum Nasrani
(Yesus). Lalu dia menyalahkan Tuhan, karena Tuhan tidak dapat memenuhi
keperluan rohaninya. Akhirnya dia mengubah diri dari biarawati menjadi
paderi Luciferian (setan) yang dilambangkan dengan tangan kanan menutup
mata kirinya (menjadi bermata satu, lambang Yahudi). Inilah yang
diprotes kalangan Kristen. Perhatikan dalam tampilan konser dan
perilakunya, Gaga kerap menutup mata kirinya. Jadi, bermata satu. Persis
Dajjal. Itu melambangkan illuminati.Tak
hanya itu, penyanyi haus sex ini juga penyebar Gaya Hidup gay, lesbian
dan Transgender. Salah satu lirik lagu Gaga “Born This Way” yakni : “..No matter gay, straight, or lesbian, transgendered life… I’m on the right track, baby I was born to survive.” (Tidak peduli gay, lurus, lesbian, kehidupan transgender. Saya dijalur yang benar…).
Lady Gaga merupakan Icon Pornoaksi
dan Pornografi. Setiap kali aksi konsernya, Lady Gaga tidak lepas dari
sensasionalnya. Yakni menampakkan aurat dan meliukkan tarian yang
erotis. Tak berhenti sampai di situ. Gaga juga mengajarkan
kemusyrikan. Sebut misalnya, sebelum memulai konsernya, dia mengadakan
ritual pemujaan setan. Ini sebagai bagian dari upaya mencari sensasi,
menarik publik, menggila-gilai bahkan akhirnya mencontoh dan mengikuti
kelakuan Gaga itu.Lady
Gaga mendapat julukan “Ratu Illuminati”, karena dia memang bagian dari
organisasi bawah tanah Zionis Yahudi itu. Illuminati adalah sebuah
kelompok dalam Zionis Yahudi yang memiliki hubungan erat dengan
Freemasonry—kelompok rahasia dan bawah tanah Zionis lainnya.
Historisnya disebutkan ketika kelompok Illuminati dikejar-kejar kelompok
gereja di Eropa, adalah Freemasonry yang menjadi tunggangan Illuminati
untuk berlindung.
Jadi,
jika Freemasonry yang merupakan kelompok garis keras dan bawah tanah
Zionis Yahudi, maka Illuminati adalah organisasi lebih atas lagi. Lebih
rahasia. Penuh misteri. Sayangnya, banyak umat Islam yang tidak
menyadari. Karenanya, para tokoh Islam atau yang memahami tentang Zionis
Yahudi, sudah seharusnya dengan serius memberikan informasi tentang
bahaya Illuminati, Freemason, dan lainnya yang berhubungan dengan Zionis
Yahudi. Termasuk para pembawa misi kelompok-kelompok Zionis Yahudi ini.
Salah satunya adalah Lady Gaga.Jelas
sudah, Lady Gaga adalah sosok yang membawa misi Zionis Yahudi. Dengan
kata lain, Gaga adalah sosok yang merusak pemikiran, otak dan akhlak
generasi muda Islam, khususnya melalui budaya. Bagi para pemerhati
konspirasi dan Yahudi, juga nama Lady Gaga sudah tidak asing sebagai
artis penyembah ajaran musyrik (pagan).
Seperti pernah dilansir Dailymail, salah
satu pekerja di Hotel Intercontinental, London menceritakan, bahwa
penyanyi kontroversial tersebut telah meninggalkan cairan mirip darah
dalam jumlah besar di bak mandi hotel. Semua staf hotel sangat yakin
Gaga telah mandi di sana, atau setidaknya menggunakan cairan itu untuk
mendandani kostumnya yang selalu super aneh di atas panggung. Sudah tak
mengherankan lagi, karena Lady Gaga memang terkenal sebagai boneka
illuminati yang memiliki ritual pagan sebagai keharusan.Jadi,
kehadiran Gaga ini sarat dengan misi Zionis lewat gerakan
Illuminatinya. Lirik lagu yang melecehkan keyakinan tertentu seperti
Kristen, kostum dan tarian erotis, hanyalah bagian dari sarana untuk
melancarkan misi itu: merusak dan menyesatkan generasi muda, utamanya.
Jadi,
sangat aneh jika ada petinggi organisasi Islam bilang, mau bagaimana
pun kelakuan Lady Gaga, “Iman kami tetap tak terpengaruh.” Ini
pernyataan yang tak bertanggungjawab. Apakah tokoh umat yang ngomong
seperti ini tak memahami bahwa generasi muda perlu diselamatkan? Okelah
Anda dan para anggota dalam organisasi Anda tak terpengaruh dengan
Gaga, tapi apakah Anda tak terpikir dengan ribuan bahkan jutaan generasi
yang tanpa reserve ‘menggila-gilai’ sosok seperti Lady Gaga? Apalagi,
Gaga adalah bagian dari misi Zionis!
Karenanya,
tulisan ini bermaksud ingin mengingatkan kepada pemimpin dan tokoh
umat, agar menjelaskan alasan utama perihal penolakan Lady Gaga di ranah
ini.Ketahuilah, alasan vulgar, erotis, dan lainnya itu mudah
dipatahkan, karena dari para penyanyi di republik ini pun banyak yang
tampil erotis, vulgar dan mengumbar aurat. Tolong bantu umat untuk
menyatakan bahwa alasan utama penolakan Gaga adalah lebih dari itu:
membawa misi budaya yang merusak dan menghancurkan generasi muda dunia.
Kepada Menkopolhukam, hal-hal seperti ini—apalagi mengandung misi Zionis, sebagaimana disebut dalam Protocolat—tak
bisa dikompromikan. Apa jaminannya penampilan erotis, vulgar, umbar
aurat, itu tak muncul, jika sudah di atas panggung? Susah untuk
mengatur-atur penampilan sosok yang sudah membawa misi menghancurkan
generasi untuk santun di atas panggung. Yang dikhawatirkan, jika Gaga
diizinkan konser di sini dengan kesepakatan tak tampil vulgar, kemudian
kenyataan di atas panggung berbeda, lalu barisan yang kontra beraksi,
kemudian terjadilah pembubaran paksa, dan kerusuhan terjadi, inikah yang
diinginkan?
Jangan
gegabah. Persoalannya tak sekadar larangan tampil vulgar dan erotis.
Bukan itu. Ada alasan utama di balik penolakan itu. Andai diizinkan,
lalu yang kontra menganggap Gaga tampil erotis dan vulgar, kemudian
terjadi huru-hara, bisa jadi inilah yang diharapkan Zionis dan kaki
tangannya. Sebab, salah satu tujuan Zionis yang terdapat dalam Protocolat adalah
membuat sebuah negeri rusak citranya di mata dunia. Jika terjadi tindak
anarkis dan kerusuhan, citra Indonesia pun menjadi buruk.Tahukah
Anda, yang namanya konflik, kerusuhan, pencitraan yang buruk terhadap
tokoh umat dan ormas Islam, pemunculan aliran sesat—termasuk munculnya
nabi-nabi palsu—dan lainnya, itu merupakan bagian dari modus Zionis
Yahudi untuk menguasai lawan-lawannya yang non-Yahudi, terutama umat
Islam.Pendek
kata, antara maslahat dan mudharatnya jauh lebih besar mudaharatnya
jika Gaga diizinkan tampil. Terlalu besar konsekuensi yang harus kita
tanggung. Itu belum lagi, dari hasil penjualan tiket yang tergolong
mahal, hanya untuk menghadirkan dan menambah kocek Lady Gaga yang
dengan gerakan bawah tanahnya justru untuk menghancurkan kita?
Sadarkah
kita, berapa persen dari hasil pundi-pundi Lady Gaga disisihkan untuk
membeli peluru yang kemudian diarahkan untuk membunuh dan membantai
saudara-saudara kita di Palestina?
Sekali
lagi, ini tak hanya urusan erotis, vulgar dan umbar aurat, bukan cuma
itu! Ini lebih dari itu, ada misi Zionis di dalamnya. Gaga adalah bagian
dari misi itu dengan organisasi rahasia illuminatinya. Berlindung di
bawah seni budaya dan kebebasan bereskpresi, Illuminatinya Zionis, lewat
Lady Gaga siap melumat-lumat generasi muda ini. Sementara mereka yang
rela berdesak-desakan membeli tiket konsernya tidak sadar bahwa mereka
tengah jadi intaian (mangsa) Zionis–sekaligus sebagai ‘alat’ untuk
melancarkan misi mereka.Tulisan
ini tak bermaksud menyatakan bahwa generasi kita bodoh dalam hal ini.
Sebab, kenyataannya, jangankan generasi yang menjadi pembeli tiket
konser Gaga itu, para pemimpin kita pun banyak yang tak tahu atau tak
mau tahu akan misi Zionis ini, termasuk misi yang diperankan Gaga
sebagai icon dan sosok perusak yang sesat menyesatkan.
Para
pemimpin mempunyai tanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Jadi, jika
Anda sebagai pemimpin, jangan sembarangan mengambil keputusan. Dalam
konteks ini taruhannya adalah kehancuran generasi muda. Jangan hanya
berpikir hari ini, tapi lebih jauh, ke depannya. Anda, para pemimpin
akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Sebagaimana
disebut dalam Konstitusi, Negara berkewajiban melindungi warganya. Jika
konser Lady Gaga dikatakan merusak pola pikir, ideologi, keyakinan dan
akhlak generasi bangsa ini, maka kewajiban negara untuk menyelamatkan
warganya dengan cara tak mengizinkan konser yang sarat misi Zionis itu.Seyogianya,
para komentator, pengamat musik, musisi, penyanyi, dan lainnya, juga
menyerap dan memahami apa di balik Lady Gaga dan sederet icon penyanyi
dunia lainnya. Jadi jangan tahunya hanya “kebebasan berekspresi”–dimana
kalimat ini sudah dimanfaatkan dengan baik oleh Zionis.Akhirnya,
semoga Mabes Polri yang berwenang mengeluarkan izin–dan punya otoritas
pula untuk tak memberi izin–secara arif mau menyerap akan kegelisahan
umat yang tak rela anak-anak bangsanya dicekoki dan dikadalin Zionis. Kepada Menkopolhukam Djoko Suyanto, tolong Anda berpikir lebih wisedengan
melihat umat mayoritas yang gundah lantaran khawatir anak-anak mereka
keranjingan dan kesetanan karena sosok Lady Gaga. Dan, sekali lagi,
jangan gegabah!
AKSI KONVOI TOLAK LADY GAGA
AKSI SEJUTA UMAT TOLAK LADY GAGA
Ingat, Indonesia adalah NEGARA KETUHANAN bukan NEGARA KESETANAN!!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Informasi:
- Waktu : Jumat, 25 Mei 2012 Pkl. 13.30 (ba’da shalat Jumat) – selesai
- Start : Depan Kantor MENKOPOLHUKAM, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakpus konvoi ke Polda Metro Jaya dan Mabes Polri
- Peserta : khusus ikhwan (laki-laki) dan berkendaraan
AKSI SEJUTA UMAT TOLAK LADY GAGA
- Waktu : Jumat, 1 Juni 2012, Pkl. 13.30 (ba’da sholat Jumat) - selesai
- Start : Polda Metro Jaya, longmarch ke Mabes Polri dan Stadion Gelora Bung Karno (GBK)
- Peserta : Umum (laki-laki dan perempuan)
Ingat, Indonesia adalah NEGARA KETUHANAN bukan NEGARA KESETANAN!!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Informasi:
- Bernard Abdul Jabbar HP. 085692617850
- Maman Suryadi HP. 0812886666655
Tidak ada komentar:
Posting Komentar