Keutamaan Bahasa Arab
Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim
mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan
bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa
yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah ta’ala:
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum muslimin saat ini, hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam tujuan dunia yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab. Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum muslimin di saat ini begitu semangat sekali belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa menguasai bahasa ini. Sehingga kursus-kursus bahasa Inggris sangat laris dan menjamur dimana-mana walaupun dengan biaya yang tak terkira. Namun bagaimana dengan kursus bahasa Arab…??? seandainya mereka benar-benar yakin terhadap janji Allah ta’ala untuk orang yang menyibukkan diri untuk mencari keridhoanNya, serta yakin akan kenikmatan surga dengan kekekalannya, niscaya mereka akan berusaha keras untuk mempelajari bahasa arab. Karena ia adalah sarana yang efektif untuk memahami agama-Nya.
Kenyataan ini tidak menunjukkan larangan mempelajari bahasa Inggris ataupun lainnya. Tapi yang tercela adalah orang yang tidak memberikan porsi yang adil terhadap bahasa arab. Seyogyanya mereka juga bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Arab.
Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi jelek jika digunakan untuk tujuan yang jelek. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi).
Dan termasuk hal yang sangat menyedihkan, didapati seorang muslim begitu bangga jika bisa berbahasa Inggris dengan fasih namun mengenai bahasa Arab dia tidak tahu?? Kalau keadaannya sudah seperti ini bagaimana bisa diharapkan Islam maju dan jaya seperti dahulu. Bagaimana mungkin mereka bisa memahami syari’at dengan benar kalau mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Arab…???
Hukum Orang Yang Mampu Berbahasa Arab Namun Berbicara Menggunakan Bahasa Selain Bahasa Arab
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Dibenci seseorang berbicara dengan bahasa selain bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan syiar Islam dan kaum muslimin. Bahasa merupakan syiar terbesar umat-umat, karena dengan bahasa dapat diketahui ciri khas masing-masing umat.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Asy-Syafi’iy berkata sebagaimana diriwayatkan As-Silafi dengan sanadnya sampai kepada Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam, beliau berkata: “Saya mendengar Muhammad bin Idris Asy-syafi’iy berkata: “Allah menamakan orang-orang yang mencari karunia Allah melalui jual beli (berdagang) dengan nama tu’jar (tujjar dalam bahasa Arab artinya para pedagang-pent), kemudian Rosululloh juga menamakan mereka dengan penamaan yang Allah telah berikan, yaitu (tujjar) dengan bahasa arab. Sedangkan “samasiroh” adalah penamaan dengan bahasa `ajam (selain arab). Maka kami tidak menyukai seseorang yang mengerti bahasa arab menamai para pedagang kecuali dengan nama tujjar dan janganlah orang tersebut berbahasa Arab lalu dia menamakan sesuatu (apapun juga-pent) dengan bahasa `ajam. Hal ini karena bahasa Arab adalah bahasa yang telah dipilih oleh Allah, sehingga Allah menurunkan kitab-Nya yang dengan bahasa Arab dan menjadikan bahasa Arab merupakan bahasa penutup para Nabi, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, kami katakan seyogyanya setiap orang yang mampu belajar bahasa Arab mempelajarinya, karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling pantas dicintai tanpa harus melarang seseorang berbicara dengan bahasa yang lain. Imam Syafi’iy membenci orang yang mampu berbahasa Arab namun dia tidak berbahasa Arab atau dia berbahasa Arab namun mencampurinya dengan bahasa `ajam.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Abu Bakar bin ‘Ali Syaibah meriwayatkan dalam Al Mushanaf: “Dari Umar bin Khattab, beliau berkata: Tidaklah seorang belajar bahasa Persia kecuali menipu, tidaklah seseorang menipu kecuali berkurang kehormatannya. Dan Atho’ (seorang tabi’in) berkata: Janganlah kamu belajar bahasa-bahasa ajam dan janganlah karnu masuk gereja – gereja mereka karena sesungguhnya Allah menimpakan kemurkaan-Nya kepada mereka, (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad berkata: “Tanda keimanan pada orang
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum muslimin saat ini, hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam tujuan dunia yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab. Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum muslimin di saat ini begitu semangat sekali belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa menguasai bahasa ini. Sehingga kursus-kursus bahasa Inggris sangat laris dan menjamur dimana-mana walaupun dengan biaya yang tak terkira. Namun bagaimana dengan kursus bahasa Arab…??? seandainya mereka benar-benar yakin terhadap janji Allah ta’ala untuk orang yang menyibukkan diri untuk mencari keridhoanNya, serta yakin akan kenikmatan surga dengan kekekalannya, niscaya mereka akan berusaha keras untuk mempelajari bahasa arab. Karena ia adalah sarana yang efektif untuk memahami agama-Nya.
Kenyataan ini tidak menunjukkan larangan mempelajari bahasa Inggris ataupun lainnya. Tapi yang tercela adalah orang yang tidak memberikan porsi yang adil terhadap bahasa arab. Seyogyanya mereka juga bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Arab.
Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi jelek jika digunakan untuk tujuan yang jelek. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi).
Dan termasuk hal yang sangat menyedihkan, didapati seorang muslim begitu bangga jika bisa berbahasa Inggris dengan fasih namun mengenai bahasa Arab dia tidak tahu?? Kalau keadaannya sudah seperti ini bagaimana bisa diharapkan Islam maju dan jaya seperti dahulu. Bagaimana mungkin mereka bisa memahami syari’at dengan benar kalau mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Arab…???
Hukum Orang Yang Mampu Berbahasa Arab Namun Berbicara Menggunakan Bahasa Selain Bahasa Arab
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Dibenci seseorang berbicara dengan bahasa selain bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan syiar Islam dan kaum muslimin. Bahasa merupakan syiar terbesar umat-umat, karena dengan bahasa dapat diketahui ciri khas masing-masing umat.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Asy-Syafi’iy berkata sebagaimana diriwayatkan As-Silafi dengan sanadnya sampai kepada Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam, beliau berkata: “Saya mendengar Muhammad bin Idris Asy-syafi’iy berkata: “Allah menamakan orang-orang yang mencari karunia Allah melalui jual beli (berdagang) dengan nama tu’jar (tujjar dalam bahasa Arab artinya para pedagang-pent), kemudian Rosululloh juga menamakan mereka dengan penamaan yang Allah telah berikan, yaitu (tujjar) dengan bahasa arab. Sedangkan “samasiroh” adalah penamaan dengan bahasa `ajam (selain arab). Maka kami tidak menyukai seseorang yang mengerti bahasa arab menamai para pedagang kecuali dengan nama tujjar dan janganlah orang tersebut berbahasa Arab lalu dia menamakan sesuatu (apapun juga-pent) dengan bahasa `ajam. Hal ini karena bahasa Arab adalah bahasa yang telah dipilih oleh Allah, sehingga Allah menurunkan kitab-Nya yang dengan bahasa Arab dan menjadikan bahasa Arab merupakan bahasa penutup para Nabi, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, kami katakan seyogyanya setiap orang yang mampu belajar bahasa Arab mempelajarinya, karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling pantas dicintai tanpa harus melarang seseorang berbicara dengan bahasa yang lain. Imam Syafi’iy membenci orang yang mampu berbahasa Arab namun dia tidak berbahasa Arab atau dia berbahasa Arab namun mencampurinya dengan bahasa `ajam.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Abu Bakar bin ‘Ali Syaibah meriwayatkan dalam Al Mushanaf: “Dari Umar bin Khattab, beliau berkata: Tidaklah seorang belajar bahasa Persia kecuali menipu, tidaklah seseorang menipu kecuali berkurang kehormatannya. Dan Atho’ (seorang tabi’in) berkata: Janganlah kamu belajar bahasa-bahasa ajam dan janganlah karnu masuk gereja – gereja mereka karena sesungguhnya Allah menimpakan kemurkaan-Nya kepada mereka, (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad berkata: “Tanda keimanan pada orang
Daftar Isi
- Keutamaan Bahasa Arab
- Pendahuluan
- Bahasa Arab Dasar 1: Nahwu Shorof
- Bahasa Arab Dasar 2: Al-Harfu (Huruf)
- Bahasa Arab Dasar 3: Kalimah
- Bahasa Arab Dasar 4: Beda Isim Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 5: Ciri-Ciri Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 6: Catatan Beda Isim Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 7: Idhofah
- Bahasa Arab Dasar 8: Jumlah Mufidah
- Bahasa Arab Dasar 9: Syibhul Jumlah
- Bahasa Arab Dasar 10: Isim Mufrod Dan Mutsanna
- Bahasa Arab Dasar 11: Isim Jamak
- Bahasa Arab Dasar 12: Ketentuan Jamak
- Bahasa Arab Dasar 13: Isim Mudzakkar dan Muannats
- Bahasa Arab Dasar 14: Tanda-Tanda Isim Muannats
- Bahasa Arab Dasar 15: Isim Ma’rifat dan Nakirah
- Bahasa Arab Dasar 16: Pembagian Isim Ditinjau Dari Sisi Bangunan Akhirnya
- Bahasa Arab Dasar 17: Dhomir (Kata Ganti Orang)
- Bahasa Arab Dasar 18: Isim Ghoirul Munshorif
- Bahasa Arab Dasar 19: Isim Isyaroh dan Isim Maushul
- Bahasa Arab Dasar 20: Isim Mu’rob Dan Isim Mabni
- Bahasa Arab Dasar 21: Isim Mabni
- Bahasa Arab Dasar 22: Asmaul Khomsah
- Bahasa Arab Dasar 23: Ciri-Ciri I’robnya Isim
- Bahasa Arab Dasar 24: Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya
- Bahasa Arab Dasar 25: Tashrif Lughowi Fi’il Madhi
- Bahasa Arab Dasar 26: Tashrif Lughowi Fi’il Mudhori’
- Bahasa Arab Dasar 27: Tashrif Lughowi Fi’il Amr
- Bahasa Arab Dasar 28: Huruf Mudhoro’ah
- Bahasa Arab Dasar 29: Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Pelakunya
- Bahasa Arab Dasar 30: Pembentukan Fi’il Majhul
- Bahasa Arab Dasar 31: Pembagian Fi’il Di Tinjau Dari Objeknya
- Bahasa Arab Dasar 32: Fi’il Mu’rob Dan Fi’il Mabni
- Bahasa Arab Dasar 33: Fi’il Mabni
- Bahasa Arab Dasar 34: Pembagian Fi’il Mudhori’
- Bahasa Arab Dasar 35: Fi’il Al-Af’alul Khomsah
- Bahasa Arab Dasar 36: Ciri-Ciri I’rob Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 37: Amil-Amil Pada Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 38: Adawatul Jazimah
- Bahasa Arab Dasar 39: Macam-Macam Laa
- Bahasa Arab Dasar 40: Macam-Macam Lam
- Bahasa Arab Dasar 41: Marfu’atul Asma
- Bahasa Arab Dasar 42: Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 43: Catatan Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 44: Macam-Macam Fail
- Bahasa Arab Dasar 45: Fa’il Berbentuk Dhomir Dari Fi’il Madhi
- Bahasa Arab Dasar 46: Fa’il Berbentuk Dhomir Dari Fi’il Mudhori
- Bahasa Arab Dasar 47: Fa’il Berbentuk Dhomir Dari Fi’il Amr
- Bahasa Arab Dasar 48: Catatan Macam-Macam Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 49: Naibul Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 50: Catatan Naibul Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 51: Mubtada Khobar
- Bahasa Arab Dasar 52: Macam-macam Mubtada
- Bahasa Arab Dasar 53: Macam-Macam Khobar
- Bahasa Arab Dasar 54: Catatan Mubtada Khobar
- Bahasa Arab Dasar 55: Isim Kana Dan Saudari-Saudarinya
- Bahasa Arab Dasar 56: Isim Kaana
- Bahasa Arab Dasar 57: Saudari-Saudari Kaana
- Bahasa Arab Dasar 58: Khobar Kaana
- Bahasa Arab Dasar 59: Catatan Kaana
- Bahasa Arab Dasar 60: Khobar Inna Dan Saudari-Saudarinya
- Bahasa Arab Dasar 61: Saudari-Saudari Inna
- Bahasa Arab Dasar 62: Tashrif Inna Bersama Dhomirnya
- Bahasa Arab Dasar 63: Macam-Macam Isim Inna
- Bahasa Arab Dasar 64: Pembagian Khobar Inna
- Bahasa Arab Dasar 65: Catatan Khobar Inna
- Bahasa Arab Dasar 66: Tabi’ Dan Tawabi’
- Bahasa Arab Dasar 67: Na’at Man’ut
- Bahasa Arab Dasar 68: Faidah Tambahan Na’at Man’ut
- Bahasa Arab Dasar 69: ‘Athaf Ma’thuf
- Bahasa Arab Dasar 70: Macam-Macam Huruf ‘Athaf
- Bahasa Arab Dasar 71: Taukid
- Bahasa Arab Dasar 72: Lafazh-Lafazh Taukid
- Bahasa Arab Dasar 73: Faidah Tambahan Taukid
- Bahasa Arab Dasar 74: Badal
- Bahasa Arab Dasar 75: Macam-Macam Badal
- Bahasa Arab Dasar 76: Catatan Badal
- Bahasa Arab Dasar 77: Catatan Khusus Badal
- Bahasa Arab Dasar 78: Manshubatul Asma – Maf’ul Bih
- Bahasa Arab Dasar 79: Macam-Macam Maf’ul Bih
- Bahasa Arab Dasar 80: Letak-Letak Maf’ul Bih Dalam Struktur Kalimat
- Bahasa Arab Dasar 81: Catatan Maf’ul Bih
- Bahasa Arab Dasar 82: Maf’ul Fih (Zhorof)
- Bahasa Arab Dasar 83: Macam-Macam Zhorof
- Bahasa Arab Dasar 84: Catatan Zhorof
- Bahasa Arab Dasar 85: Maf’ul Liajlih
- Bahasa Arab Dasar 86: Maf’ul Muthlaq
- Bahasa Arab Dasar 87: Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq
- Bahasa Arab Dasar 88: Maf’ul Ma’ah
- Bahasa Arab Dasar 89: Perbedaan Wau Ma’iyyah Dan Wau Athaf
- Bahasa Arab Dasar 90: Hal
- Bahasa Arab Dasar 91: Ketentuan-Ketentuan Hal
- Bahasa Arab Dasar 92: Macam-Macam Hal
- Bahasa Arab Dasar 93: Faidah Hal
- Bahasa Arab Dasar 94: Tamyiz
- Bahasa Arab Dasar 95: Macam Mumayyaz: Malfuzh
- Bahasa Arab Dasar 96: Mumayyaz Malhuzh
- Bahasa Arab Dasar 97: Tamyiz ‘Adad
- Bahasa Arab Dasar 98: Hukum ‘Adad Ma’dud
- Bahasa Arab Dasar 99: Rumus Hapal ‘Adad Ma’dud
- Bahasa Arab Dasar 100: Mustatsna
- Bahasa Arab Dasar 101: Hukum Mustatsna Dengan Illa
- Bahasa Arab Dasar 102: Hukum Mustatsna Dengan Ghoir Dan Siwa
- Bahasa Arab Dasar 103: Hukum Mustatsna Dengan Khola, ‘Ada Dan Hasya
- Bahasa Arab Dasar 104: Khobar Kana
- Bahasa Arab Dasar 105: Isim Inna
- Bahasa Arab Dasar 106: Munada
- Bahasa Arab Dasar 107: Macam-Macam Munada – Manshub
- Bahasa Arab Dasar 108: Macam-Macam Munada – Mabni
- Bahasa Arab Dasar 109: Beda Munada Maqshudah Ghoiru Maqshudah
- Bahasa Arab Dasar 110: Munada Dengan Alif Lam
- Bahasa Arab Dasar 111: Faidah Munada
- Bahasa Arab Dasar 112: Tawabi Dari Isim Manshub
- Bahasa Arab Dasar 113: Majruratul Asma Huruf Jer
- Bahasa Arab Dasar 114: Contoh Penggunaan Huruf Jer
- Bahasa Arab Dasar 115: Faidah Isim Majrur Dengan Huruf Jer
- Bahasa Arab Dasar 116: Majrur Dengan Idhafah
- Bahasa Arab Dasar 117: Macam-Macam Mudhaf Ilaihi
- Bahasa Arab Dasar 118: Syarat-Syarat Idhofah
- Bahasa Arab Dasar 119: Faidah Idhofah
- Bahasa Arab Dasar 120: Tawabi’ Lil Majrur Dan Penutup
Artikel Terkait
- Bahasa Arab Bahasa Pemersatu Kita (Bag. I)
- Bahasa Arab Untuk Anak-Anak
- Soal Jawab Seputar Urgensi Bahasa Arab
- Bahasa Arab, Bahasa Dunia
- Donasi Palestina: Ulurkan Tangan Anda, Ringankan Duka Muslimin Palestina!!!
- Kesalahan Dalam Memanjangkan Dan Memendekkan Kata Dalam Bahasa Arab
- Pentingnya Bahasa Arab
- Pengucapan Dan Penulisan Lafazh "Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam"
- Bahasa Arab Bahasa Islam
- Penulisan dan Pembacaan Lafazh "Allahu Akbar"
- Donasi Gempa Sumatra Barat
- Suatu Faidah Dari Seorang Budak Ulama Nahwu Sibawaih
- Belajar Bahasa Arab Dapat Menambah Kecerdasan?? Benarkah?
- Penulisan Lafazh Salam Dan Kekeliruannya
- Kajian Umum Jogja ‘Berjihad Dengan Ilmu’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar